Teks -- Filipi 1:10-30 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Flp 1:10 - SUCI DAN TAK BERCACAT.
Nas : Fili 1:10
"Suci" berarti "tanpa campuran dosa"; "tak bercacat" berarti "tidak
menyakiti hati" Allah atau orang lain. Kesucian seperti itu hen...
Nas : Fili 1:10
"Suci" berarti "tanpa campuran dosa"; "tak bercacat" berarti "tidak menyakiti hati" Allah atau orang lain. Kesucian seperti itu hendaknya menjadi tujuan utama semua orang percaya karena mengingat bahwa kedatangan Kristus kembali sudah dekat. Hanya dengan kasih berlimpah-limpah yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus (Rom 5:5; bd. Tit 3:5-6) dan komitmen penuh kepada Firman Allah kita akan menjadi "suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus."
Full Life: Flp 1:16 - MEMBELA INJIL.
Nas : Fili 1:16
Allah memberi tugas yang penting kepada Paulus untuk membela isi
Injil seperti yang ditegaskan di dalam Alkitab. Demikian pula, sem...
Nas : Fili 1:16
Allah memberi tugas yang penting kepada Paulus untuk membela isi Injil seperti yang ditegaskan di dalam Alkitab. Demikian pula, semua orang percaya dipanggil untuk membela kebenaran alkitabiah dan melawan mereka yang akan memutarbalikkan iman (ayat Fili 1:27);
lihat cat. --> Gal 1:9;
lihat cat. --> Yud 1:3;
lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA).
Perkataan Paulus mungkin kedengaran aneh bagi para hamba Tuhan dewasa ini yang tidak merasa perlu untuk "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3).
Full Life: Flp 1:19 - ROH YESUS KRISTUS.
Nas : Fili 1:19
Roh Kudus, yang tinggal di dalam orang percaya, disebut "Roh Yesus
Kristus" (bd. Kis 16:7; Rom 8:9; Gal 4:6) karena Kristuslah yang...
Nas : Fili 1:19
Roh Kudus, yang tinggal di dalam orang percaya, disebut "Roh Yesus Kristus" (bd. Kis 16:7; Rom 8:9; Gal 4:6) karena Kristuslah yang memberikan Roh itu kepada orang percaya pada saat pertobatan
(lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID)
dan sesudah itu membaptis orang percaya dalam Roh
(lihat cat. --> Kis 1:8;
[atau ref. Kis 1:8]
lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).
Roh ini adalah Roh yang sama yang mengurapi Yesus untuk membawa penebusan kepada dunia (lih. Luk 4:18;
lihat art. YESUS DAN ROH KUDUS).
Full Life: Flp 1:21 - MATI ADALAH KEUNTUNGAN.
Nas : Fili 1:21
Orang percaya yang sejati, yang hidup di tengah-tengah kehendak
Allah, tidak perlu takut terhadap kematian. Mereka mengetahui bahwa...
Nas : Fili 1:21
Orang percaya yang sejati, yang hidup di tengah-tengah kehendak Allah, tidak perlu takut terhadap kematian. Mereka mengetahui bahwa Allah mempunyai maksud untuk kehidupan mereka dan bahwa kematian, bila itu datang, hanya merupakan akhir tugas mereka di dunia dan awal kehidupan yang lebih indah bersama Kristus (ayat Fili 1:20-25;
lihat cat. --> Rom 8:28;
[atau ref. Rom 8:28]
lihat art. KEMATIAN).
Full Life: Flp 1:27 - TEGUH BERDIRI DALAM SATU ROH.
Nas : Fili 1:27
Makna sebenarnya dari kesatuan Roh terdiri atas hal hidup dengan
cara yang layak (bd. Ef 4:1-3), berdiri teguh dalam satu roh dan s...
Nas : Fili 1:27
Makna sebenarnya dari kesatuan Roh terdiri atas hal hidup dengan cara yang layak (bd. Ef 4:1-3), berdiri teguh dalam satu roh dan satu maksud (bd. Ef 4:3), berjuang bahu membahu seperti prajurit-prajurit untuk membela Injil yang sesuai dengan penyataan rasuli (ayat Fili 1:16; bd. Ef 4:13-15) dan membela kebenaran Injil terhadap orang yang menjadi "seteru salib Kristus"
(lihat cat. --> Fili 3:18).
[atau ref. Fili 3:18]
BIS -> Flp 1:14
pesan Allah: beberapa naskah kuno: pesan itu.
Jerusalem: Flp 1:10 - memilih apa yang baik Buah hasil, bdk Fili 4:22; Efe 5:9 dan Hos 14:9, dari kasih yang semakin besar ialah mengenal dan membedakan "mana yang baik dan mana yang tidak", Rom...
Buah hasil, bdk Fili 4:22; Efe 5:9 dan Hos 14:9, dari kasih yang semakin besar ialah mengenal dan membedakan "mana yang baik dan mana yang tidak", Rom 2:18. Dan tepatnya serta hangatnya pengertian itu terus bertambah sampai penuh (matang), Fili 1:11, dengan melampaui batas-batas yang mungkin ditentukan oleh hukum, Gal 5:23+.
Jerusalem: Flp 1:12 - apa yang terjadi atasku Ialah pemenjaraan Paulus dan perkaranya di depan pengadilan.
Ialah pemenjaraan Paulus dan perkaranya di depan pengadilan.
Jerusalem: Flp 1:13 - istana Yunaninya "praitorion", ialah istana Kaisar di Roma atau istana gubernur Romawi. Kalau surat ini ditulis di Roma, maka apa yang dimaksudkan ialah pasu...
Yunaninya "praitorion", ialah istana Kaisar di Roma atau istana gubernur Romawi. Kalau surat ini ditulis di Roma, maka apa yang dimaksudkan ialah pasukan pengawal Kaisar yang berkediaman di dekat tembok kota Roma. Kalau Paulus menulis di Efesus, maka yang dimaksudkan ialah isi istana gubernur; dan kalau di Kaisarea isi istana gubernur di situ.
Var: firman Tuhan; var lain: firman.
Jerusalem: Flp 1:20 - di dalam tubuhku Orang Kristen benar-benar dipersatukan dengan Kristus melalui baptisan dan Ekaristi, sehingga juga tubuhnya menjadi milik Kristus, bdk 1Ko 6:15; 10:17...
Orang Kristen benar-benar dipersatukan dengan Kristus melalui baptisan dan Ekaristi, sehingga juga tubuhnya menjadi milik Kristus, bdk 1Ko 6:15; 10:17; 12:12 dst, 1Ko 12:27; Gal 2:20; Efe 5:30. Itulah sebabnya maka hidup tubuh, penderitaan dan kematiannya secara mistik menjadi hidup, penderitaan dan kematian Kristus sendiri yang diam dalam tubuh itu dan dimuliakan oleh tubuh itu juga, 1Ko 6:20; Rom 14:8. Terutama pada seorang rasul seperti Paulus, persatuan itu erat sekali, bdk Kol 1:24; 2Ko 4:10 dst.
Jerusalem: Flp 1:23 - diam bersama-sama dengan Kristus Baik mati maupun hidup, masing-masing dengan Kristus, 1Te 5:10; Rom 14:8; Kol 3:3; dll. Paulus tidak menjelaskan bagaimana memikirkan "keuntungan" yan...
Jerusalem: Flp 1:25 - bersama-sama lagi dengan kamu Firasat Paulus ini yang belum merupakan suatu kepastian, bdk Fili 2:17, sesungguhnya terlaksana (lihat Kis 20:1-6 dan surat-surat pastoral); lain sama...
Firasat Paulus ini yang belum merupakan suatu kepastian, bdk Fili 2:17, sesungguhnya terlaksana (lihat Kis 20:1-6 dan surat-surat pastoral); lain sama sekali apa yang dikatakan Paulus di Miletus, Kis 20:25.
Jerusalem: Flp 1:27 - hendaklah hidupmu Kata Yunani (politheuesthe) pertama-tama berarti: hidup sebagai warga kota sesuai dengan undang-undang yang berlaku di kota itu. Kota baru dalam Keraj...
Jerusalem: Flp 1:30 - pergumulan Paulus menyinggung penganiayaan yang dialami di kota Filipi Kis 16:19 dst; 1Te 2:2. Pergumulannya yang masih berlangsung terus ialah penahanan dan per...
Ende: Flp 1:13 - Segenap pretorium Pretorium adalah nama asrama para laskar jang ganti-berganti
mengawali Paulus. Tentu sadja Paulus banjak dapat bertjakap dengan mereka, dan
sikap Paul...
Pretorium adalah nama asrama para laskar jang ganti-berganti mengawali Paulus. Tentu sadja Paulus banjak dapat bertjakap dengan mereka, dan sikap Paulus dalam tahanannja, demikian mengagumkan mereka, sehingga mereka lebih mengerti siapa Kristus itu, dan betapa luhurnja tjita-tjita Indjil.
Ende: Flp 1:13 - Sekalian orang lain pun Ungkapan ini agak berlebihan, tetapi maksudnja
agaknja ini: alasan terbelenggunja Paulus, sikap Paulus dalam sengsara, pun
penerangannja tentang Krist...
Ungkapan ini agak berlebihan, tetapi maksudnja agaknja ini: alasan terbelenggunja Paulus, sikap Paulus dalam sengsara, pun penerangannja tentang Kristus, sangat dipertjajakan dikota Roma, djuga berdasarkan tjerita-tjerita para laskar itu.
Ende: Flp 1:15 - Iri hati dan tjemburu jaitu terhadap kewibawaan dan pengaruh Paulus jang
sangat dipudji orang.
jaitu terhadap kewibawaan dan pengaruh Paulus jang sangat dipudji orang.
Ende: Flp 1:16 - Ditetapkan Itulah terdjemahan kata asli menurut tafsiran jang amat umum.
Menurut tafsiran itu maknanja ialah: Paulus ditetapkan oleh Kristus untuk
memaklumkan In...
Itulah terdjemahan kata asli menurut tafsiran jang amat umum. Menurut tafsiran itu maknanja ialah: Paulus ditetapkan oleh Kristus untuk memaklumkan Indjil, baik dengan pengadjaran, maupun dengan penderitaannja. Kata asli pada dasarnja berarti: "berbaring atau terlantar sampai tidak dapat bergerak". Dengan memperhatikan arti itu, maka kalimat ini dapat ditafsirkan: Nasib Paulus, jang terbelenggu karena semangat kerasulannja, demikian mengharukan saudara-saudara umat Roma, sehingga mereka merasa terdorong untuk mengganti dan membantu Paulus dalam memperkenalkan Indjil Kristus didalam kota.
Ende: Flp 1:19 - -- Bahwa itu akan berakibat". Dengan "itu" dimaksudkan nasib Paulus dan segala
sengsaranja.
Bahwa itu akan berakibat". Dengan "itu" dimaksudkan nasib Paulus dan segala sengsaranja.
Ende: Flp 1:19 - Aku diselamatkan Paulus tentu jakin bahwa ia akan luput dari hukuman mati
dan dibebaskan. Dan itu terang dalam ajat-ajat berikut dan chususnja dalam
Fili 1:25.
Paulus tentu jakin bahwa ia akan luput dari hukuman mati dan dibebaskan. Dan itu terang dalam ajat-ajat berikut dan chususnja dalam Fili 1:25.
Ende: Flp 1:20 - Baik kalau aku hidup lagi, ataupun aku mati Maksudnja disini: kalau aku
dibebaskan, ataupun dihukum mati.
Maksudnja disini: kalau aku dibebaskan, ataupun dihukum mati.
Ende: Flp 1:21 - Bagi aku hidup itu adalah Kristus Hidup "dalam daging" bagi Paulus hanja
bernilai sekedar berguna untuk kepentingan-kepentingan Kristus. Barangkali
djuga terkandung didalamnja pandanga...
Hidup "dalam daging" bagi Paulus hanja bernilai sekedar berguna untuk kepentingan-kepentingan Kristus. Barangkali djuga terkandung didalamnja pandangan dan perasaan Paulus seperti jang dinjatakannja dalam Gal 2:20, ialah: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku jang hidup, melainkan Kristuslah jang hidup didalam aku".
Ende: Flp 1:23 - Tinggal bersama dengan Kristus Dengan utjapan ini Paulus terang-terang
menjatakan kejakinannja, bahwa sesudah kematian tubuh, djiwa para orang beriman
segera masuk kemuliaan abadi.
Dengan utjapan ini Paulus terang-terang menjatakan kejakinannja, bahwa sesudah kematian tubuh, djiwa para orang beriman segera masuk kemuliaan abadi.
Ref. Silang FULL: Flp 1:13 - aku dipenjarakan · aku dipenjarakan: Fili 1:7,14,17; Kis 21:33; Kis 21:33
· aku dipenjarakan: Fili 1:7,14,17; Kis 21:33; [Lihat FULL. Kis 21:33]
Ref. Silang FULL: Flp 1:14 - karena pemenjaraanku // tidak takut · karena pemenjaraanku: Fili 1:7,13,17; Kis 21:33; Kis 21:33
· tidak takut: Kis 4:29; Kis 4:29
· karena pemenjaraanku: Fili 1:7,13,17; Kis 21:33; [Lihat FULL. Kis 21:33]
· membela Injil: Fili 1:7,12
Ref. Silang FULL: Flp 1:17 - kepentingan sendiri // dalam penjara · kepentingan sendiri: Fili 2:3
· dalam penjara: Fili 1:7,13,14; Kis 21:33; Kis 21:33
· kepentingan sendiri: Fili 2:3
· dalam penjara: Fili 1:7,13,14; Kis 21:33; [Lihat FULL. Kis 21:33]
Ref. Silang FULL: Flp 1:19 - ialah keselamatanku // oleh doamu // Yesus Kristus · ialah keselamatanku: Filem 1:22
· oleh doamu: 2Kor 1:11
· Yesus Kristus: Kis 16:7; Kis 16:7
· ialah keselamatanku: Filem 1:22
· oleh doamu: 2Kor 1:11
Ref. Silang FULL: Flp 1:20 - sangat kurindukan // seperti sediakala // dalam tubuhku // oleh matiku · sangat kurindukan: Rom 8:19
· seperti sediakala: Fili 1:14
· dalam tubuhku: 1Kor 6:20
· oleh matiku: Rom 14:8
Ref. Silang FULL: Flp 1:23 - ingin pergi // dengan Kristus · ingin pergi: 2Tim 4:6
· dengan Kristus: Yoh 12:26; Yoh 12:26
Ref. Silang FULL: Flp 1:27 - hidupmu berpadanan // teguh berdiri // sejiwa berjuang · hidupmu berpadanan: Ef 4:1; Ef 4:1
· teguh berdiri: 1Kor 16:13; 1Kor 16:13
· sejiwa berjuang: Yud 1:3
· hidupmu berpadanan: Ef 4:1; [Lihat FULL. Ef 4:1]
· teguh berdiri: 1Kor 16:13; [Lihat FULL. 1Kor 16:13]
· sejiwa berjuang: Yud 1:3
Ref. Silang FULL: Flp 1:29 - kamu dikaruniakan // untuk menderita · kamu dikaruniakan: Mat 5:11,12; Kis 5:41
· untuk menderita: Kis 14:22; Kis 14:22
· kamu dikaruniakan: Mat 5:11,12; Kis 5:41
Ref. Silang FULL: Flp 1:30 - dalam pergumulan // kamu lihat // kamu dengar · dalam pergumulan: 1Tes 2:2; Ibr 10:32
· kamu lihat: Kis 16:19-40
· kamu dengar: Fili 1:13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Flp 1:9-11 - Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus (1:9-11)
Ayat-ayat ini memuat doa-doa yang dinaikkan oleh Rasul Paulus bagi mereka. Sering kali Rasul Pau...
Kasih Sayang dan Pengharapan Rasul Paulus (1:9-11)
- Ayat-ayat ini memuat doa-doa yang dinaikkan oleh Rasul Paulus bagi mereka. Sering kali Rasul Paulus membiarkan sahabat-sahabatnya mengetahui apa yang ia mohonkan kepada Allah bagi mereka, supaya mereka dapat mengetahui apa yang patut mereka mohon bagi diri mereka sendiri di dalam doa-doa mereka. Dan supaya mereka didorong untuk berharap dapat menerima dari Allah, kasih karunia yang membangkitkan, menguatkan, kekal, dan menghiburkan. Dengan begitu penuh kuasa Rasul Paulus memohonkan kepada Allah bagi mereka. Sungguh sangat menguatkan hati kita, jika kita mengetahui bahwa kita didoakan oleh sahabat-sahabat kita, yang kita tahu memiliki kepentingan pada takhta kasih karunia. Doa-doa itu juga dimaksudkan sebagai petunjuk dalam hidup mereka, dan supaya mereka berusaha mengusahakan doa-doa Rasul Paulus untuk mereka, sebab dengan cara ini akan tampak bahwa Allah menjawab doa-doa mereka. Dengan mendoakan mereka demikian, Rasul Paulus mengharapkan hal-hal yang baik bagi mereka. Ini merupakan suatu dorongan bagi kita untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban kita, supaya kita tidak mengecewakan harapan-harapan sahabat-sahabat dan hamba-hamba Tuhan yang berdoa bagi kita. Rasul Paulus berdoa,
- 1. Supaya mereka dapat menjadi orang yang mengasihi, dan supaya kasih sayang semakin melimpah di antara mereka. Supaya kasihmu makin melimpah. Yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus adalah kasih mereka kepada Allah, kepada sesama saudara, dan kepada semua orang. Kasih adalah pemenuhan tuntutan hukum Taurat dan Injil. Perhatikan baik-baik, orang-orang yang melimpah dalam kasih karunia, masih tetap perlu untuk semakin melimpah, sebab masih tetap ada yang kurang di dalam diri mereka, lagi pula kita adalah orang-orang yang tidak sempurna dalam pencapaian kita.
- 2. Supaya mereka dapat menjadi orang yang berpengetahuan dan berpengertian. Supaya kasih itu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Bukanlah kasih buta yang akan membuat kita mendapat perkenan Allah, melainkan kasih yang didasarkan atas pengetahuan dan pengertian. Kita harus mengasihi Allah karena kesempurnaan dan kasih-Nya yang tidak terhingga, dan mengasihi sesama saudara kita karena kita melihat gambar Allah pada diri mereka. Perasaan kasih yang kuat tanpa disertai pengetahuan dan pengertian, tidak akan membuat kita mampu memenuhi kehendak Allah, bahkan kadang-kadang kita berbuat menyakiti daripada berbuat baik. Orang-orang Yahudi sangat giat untuk Allah, namun tanpa disertai pengetahuan yang benar, sehingga membawa mereka kepada kekerasan dan kegusaran (Rm. 10:2; Yoh. 16:2).
- 3. Supaya mereka menjadi orang yang arif bijaksana. Inilah hasil dari pengetahuan dan pengertian mereka, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik (ay. 10). Atau, seperti arti bebasnya, menguji hal-hal yang berbeda; eis to dokimazein, supaya kita dapat membuktikan hal-hal yang baik setelah mengujinya dengan cermat, serta dapat mengenali hal-hal itu dari yang lain. Amatilah, kebenaran-kebenaran dan hukum-hukum Kristus merupakan hal-hal yang baik dan sempurna. Dan perlu bagi kita masing-masing untuk mampu membuktikannya dan menilainya demikian. Kita hanya perlu menguji dan membuktikan, dan hal-hal itu akan membuka diri kepada pikiran yang menyelidiki dan mencerna.
- 4. Supaya mereka dapat menjadi orang yang jujur dan berhati lurus, yaitu supaya kamu suci. Ketulusan atau kelurusan hati merupakan kesempurnaan Injil, supaya di dalamnya kita berperilaku di dalam dunia ini. Ketulusan merupakan kemuliaan dari segala kasih karunia kita. Ketika pandangan kita terpusat, ketika kita menyatu bersama Allah di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, benar-benar tampil sebagaimana adanya kita, dan sungguh-sungguh jujur, maka kita adalah suci atau lurus hati.
- 5. Supaya mereka dapat menjadi orang yang tidak bercacat: supaya kamu tak bercacat menjelang hari Kristus. Tidak mudah tersinggung, dan sangat berhati-hati untuk tidak menyakiti hati Allah atau saudara seiman mereka, hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah (Kis. 23:1), dan senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia (Kis. 24:16). Kita harus senantiasa tak bercacat sampai kepada kesudahannya, supaya kita dapat dipersembahkan dalam keadaan seperti itu pada hari Kristus. Ia akan mempersembahkan jemaat tanpa cacat atau kerut (Ef. 5:27), serta membawa orang-orang percaya di hadapan kemuliaan-Nya dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan (Yud. 24).
- 6. Supaya mereka dapat menjadi orang yang sangat berguna (ay. 11), penuh dengan buah kebenaran dan seterusnya. Dari Allah kita temukan buah kita, dan karena itu dari Dialah buah itu harus diminta. Buah-buah kebenaran merupakan bukti dan hasil dari pengudusan kita, kewajiban-kewajiban kesucian yang timbul dari hati yang sudah diperbarui, akar masalah yang ada di dalam diri kita (Ayb. 19:28, KJV). Penuh dengan buah kebenaran. Amatilah, orang-orang yang banyak melakukan kebaikan harus berusaha melakukannya lebih banyak lagi. Buah-buah kebenaran yang dihasilkan untuk kemuliaan Allah dan untuk membangun jemaat-Nya, harus benar-benar memenuhi kita sepenuh-penuhnya. Jangan takut kehabisan karena senantiasa mengeluarkan buah-buah kebenaran, sebab kamu akan dipenuhi buah-buah kebenaran kembali. Buah-buah kebenaran dihasilkan oleh Yesus Kristus, oleh kekuatan dan kasih karunia-Nya, sebab tanpa Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa. Dia adalah akar dari pohon zaitun sejati, yang dari-Nya pohon itu memperoleh kesuburannya. Kita menjadi kuat oleh kasih karunia di dalam Kristus Yesus (2Tim. 2:1), dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh-Nya (Ef. 3:16), dan itu semua untuk memuliakan dan memuji Allah. Kita sama sekali tidak boleh menggunakan kelimpahan buah kita untuk kemuliaan kita sendiri, tetapi untuk kepujian dan kemuliaan bagi Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu (1Ptr. 4:11), dan apa pun yang kita lakukan, kita harus melakukan semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1Kor. 10:31). Adalah sepenuhnya untuk kehormatan Allah bila orang-orang Kristen tidak saja menunjukkan sikap yang baik, tetapi juga berbuat baik, dan berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Matthew Henry: Flp 1:12-20 - Keberhasilan dan Sukacita Rasul Paulus Keberhasilan dan Sukacita Rasul Paulus (1:12-20)
Di sini kita melihat kepedulian Rasul Paulus untuk mencegah supaya jangan sampai jemaat merasa gus...
Keberhasilan dan Sukacita Rasul Paulus (1:12-20)
- Di sini kita melihat kepedulian Rasul Paulus untuk mencegah supaya jangan sampai jemaat merasa gusar dengan penderitaannya. Pada saat itu ia tengah menjalani hukuman sebagai seorang tahanan di kota Roma. Hal ini dapat menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang telah menerima Injil melalui pelayanannya. Dapat saja mereka tergoda untuk berpikir jika ajaran ini memang berasal dari Allah, tidak akan mungkin Allah membiarkan orang yang begitu giat dan berguna dalam berkhotbah dan menyebarluaskan Injil, dilemparkan dan dipandang hina seperti sebuah bejana yang rusak. Mereka mungkin akan merasa malu mengakui ajaran ini, dan khawatir jangan-jangan mereka akan dilibatkan dalam masalah yang sama. Nah, untuk menghilangkan rasa malu terhadap salib ini, Rasul Paulus menjelaskan secara terperinci pasal yang gelap dan sulit ini supaya menjadi mudah dan dapat dimengerti, serta didamaikan dengan hikmat dan kebaikan Allah yang telah mengutusnya.
- I. Rasul Paulus menderita karena perbuatan musuh-musuh bebuyutan berita Injil. Mereka memasukkannya ke dalam penjara dan bermaksud untuk membunuhnya. Namun, jemaat tidak boleh tersandung karena kejadian ini, sebab ada kebaikan yang keluar dari situ, dan kejadian ini dimaksudkan untuk menyebabkan kemajuan Injil (ay. 12): supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil. Betapa anehnya penyelenggaraan ilahi ini, yang mengerjakan kebaikan yang begitu besar untuk memajukan pemberitaan Injil dari kejahatan yang begitu jahatnya seperti peristiwa pemenjaraan Rasul Paulus ini. “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu (2Tim. 2:9). Mereka tidak dapat memenjarakan firman Allah. Firman Allah memiliki kebebasannya sendiri, walaupun aku dipenjarakan.” Tetapi, bagaimana ini bisa terjadi?
- 1. Kejadian ini memberi peringatan kepada orang-orang yang berada di luar penjara (ay. 13). “Pemenjaraanku di dalam Kristus, atau demi Kristus, telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain. Kaisar, para pegawai istana, para hakim, yakin bahwa aku tidak menderita sebagai orang yang berbuat jahat, tetapi sebagai orang yang jujur, dengan hati nurani yang baik. Mereka tahu bahwa aku menderita bagi Kristus, dan bukan karena kejahatan apa pun juga.” Amatilah,
- (1) Penderitaan Rasul Paulus membuat ia menjadi terkenal di istana, di mana mungkin ia tidak akan pernah menjadi terkenal jika hal ini tidak terjadi. Penderitaannya ini dapat menuntun sebagian orang untuk bertanya-tanya tentang Injil yang karenanya ia menderita, di mana mereka tidak akan pernah mendengarnya bila tidak ada kejadian ini.
- (2) Ketika pemenjaraannya diketahui orang banyak di dalam istana, kabar itu juga diketahui oleh semua orang di berbagai tempat lain. Pendapat yang terbentuk di dalam pengadilan berpengaruh besar terhadap pendapat-pendapat semua orang – Regis ad exemplum totus componitur orbis.
- 2. Pemenjaraan Rasul Paulus memberi semangat kepada saudara-saudaranya. Sementara musuh-musuhnya terkejut atas penderitaan-penderitaannya, sahabat-sahabatnya menjadi berbesar hati oleh hal itu. Orang-orang yang jujur tercengang karena hal itu, dan orang yang tidak bersalah naik pitam terhadap orang fasik. Meskipun begitu orang yang benar tetap pada jalannya, dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah kuat (Ayb. 17:8-9). Begitu jugalah yang terjadi di sini, dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku (ay. 14). Tahu bahwa mereka pasti akan mendapat masalah, membuat jemaat pada umumnya mungkin menjadi tawar hati dan patah semangat. Namun, ketika mereka melihat Rasul Paulus yang dipenjarakan karena Kristus, mereka tidak dapat dihalangi lagi untuk memberitakan Kristus dan memuji nama-Nya. Mereka menjadi lebih berani, sebab mereka dapat dengan sukacita menderita bersama Rasul Paulus. Seandainya pun mereka diseret langsung dari atas mimbar ke dalam penjara, dengan senang hati mereka akan menerimanya, sebab di sana mereka akan berada bersama kumpulan orang-orang yang begitu baik. Di samping itu, penghiburan yang dirasakan oleh Rasul Paulus di dalam penderitaannya, rasa damai luar biasa yang diterimanya dari Kristus dalam keadaan sengsara, sangat memberikan semangat kepada mereka. Mereka melihat bahwa orang-orang yang melayani Kristus sungguh telah melayani seorang Tuan yang baik, yang sanggup menopang mereka, dan menguatkan mereka dalam penderitaan mereka bagi-Nya. Beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku. Pepoithotas. Mereka merasa lebih puas dan yakin oleh apa yang mereka lihat. Amatilah kuasa kasih karunia ilahi. Apa yang dimaksudkan oleh pihak musuh untuk melumpuhkan semangat para pemberita Injil, ternyata dibalikkan untuk membesarkan hati jemaat. Mereka menjadi bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. Mereka sudah melihat kemungkinan terburuk akibat pemberitaan Injil, dan karena itu tidak merasa takut untuk menempuh bahaya. Keyakinan mereka memberi semangat kepada mereka, dan semangat itu memelihara mereka dari kuasa rasa takut.
- II. Rasul Paulus menderita karena sahabat-sahabat palsu dan juga karena musuh-musuhnya (ay. 15-17), ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan. Tetapi yang lain karena kepentingan diri dan dengan maksud yang tidak ikhlas. Nah, hal ini dapat menjadi batu sandungan dan melemahkan semangat sejumlah orang, yaitu bahwa ada orang-orang yang merasa iri dengan nama baik Rasul Paulus di jemaat-jemaat serta kepentingannya di antara orang-orang Kristen, sehingga mereka berusaha keras untuk menggantikan dan merongrongnya. Orang-orang ini diam-diam merasa senang ketika ia dipenjarakan, karena mereka dapat memperoleh kesempatan untuk melenyapkan perasaan sayang orang banyak terhadap Paulus. Mereka juga merencanakan untuk lebih banyak berkhotbah, supaya mereka dapat memperoleh nama baik yang mereka irikan dari Rasul Paulus, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Dengan berbuat seperti itu mereka mengira dapat menyusahkan hatinya serta membuatnya merasa takut kehilangan kepentingannya, merasa tidak nyaman karena dipenjarakan, dan dengan tidak sabar mengharapkan supaya segera dibebaskan. Sangat menyedihkan bahwa ada orang-orang yang mengaku percaya kepada Injil, khususnya mereka yang giat memberitakannya, malah dikuasai dengan pemikiran seperti ini. Mereka mau memberitakan Kristus karena merasa iri kepada Rasul Paulus, dan supaya dapat memperberat bebannya di dalam penjara. Jangan merasa aneh kalau dewasa ini dan di zaman-zaman kemerosotan jemaat akan ada hal-hal seperti ini. Namun, masih ada orang-orang lain yang menjadi lebih bersemangat untuk memberitakan Kristus karena digerakkan oleh penderitaan Rasul Paulus, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik dan kasih, dari kasih sayang yang tulus terhadap berita Injil, supaya pekerjaan itu tidak terhenti sementara pekerjanya ditahan. Mereka mengetahui bahwa aku di sini untuk membela Injil. Mereka tahu bahwa ia telah ditetapkan untuk mendukung dan menyebarkan Injil di dunia ini dan harus berhadapan dengan segala kekerasan dan perlawanan dari musuh-musuhnya. Karena itu mereka khawatir jangan sampai Injil terkendala karena pemenjaraannya. Keadaan ini membuat mereka menjadi lebih berani memberitakan firman, dan membantu menggantikan dia melayani jemaat.
- III. Sangat mengharukan melihat betapa tenangnya Rasul Paulus di tengah-tengah segala penderitaan itu, tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan. Tentang hal itu aku bersukacita, ya, aku akan tetap bersukacita (ay. 18). Perhatikan baik-baik, pemberitaan tentang Kristus merupakan sukacita dari semua orang yang mengharapkan keberhasilan bagi kerajaan-Nya di antara manusia. Karena pemberitaan itu mengerjakan kebaikan bagi orang banyak, seharusnya kita juga ikut bersukacita di dalamnya, sekalipun pemberitaan itu dilakukan dengan maksud palsu, dan tidak sunguh-sungguh. Merupakan hak istimewa Allah untuk menghakimi asas-asas yang digunakan sebagai dasar tindakan orang, dan hal ini berada di luar garis wewenang kita. Rasul Paulus begitu jauh dari rasa iri hati terhadap orang-orang yang memiliki kebebasan untuk memberitakan Injil, sehingga ketika ia sendiri berada di dalam penjara, ia pun bersukacita dengan pemberitaan Injil, walaupun orang melakukannya dengan maksud palsu, dan tidak di dalam kebenaran. Karena itu, betapa terlebih lagi kita harus bersukacita dengan pemberitaan Injil yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukannya di dalam kebenaran, ya, walaupun itu harus dilakukan dengan banyak kelemahan dan beberapa kesalahan! Dua hal yang membuat Rasul Paulus bersukacita dengan pemberitaan Injil itu:
- 1. Sebab pemberitaan itu bertujuan untuk keselamatan jiwa manusia: Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku (ay. 19). Amatilah, Allah sanggup mengeluarkan kebaikan dari kejahatan. Dan sekalipun keselamatan tidak didapatkan para hamba Tuhan dengan pemberitaan mereka, namun oleh kasih karunia-Nya Allah dapat membalikkannya menjadi keselamatan bagi orang banyak. Upah apa yang dapat diharapkan oleh orang-orang yang memberitakan Kristus berdasarkan perselisihan, dengki, dan kepentingan sendiri, dan dengan maksud untuk menambah penderitaan seorang pelayan Tuhan yang setia di dalam penjara? Mereka ini memberitakan Injil dengan maksud palsu dan tidak di dalam kebenaran. Sekalipun mereka berbuat demikian, perbuatan itu dapat berbalik menjadi keselamatan bagi orang lain. Begitu juga sukacita Rasul Paulus dengan pemberitaan palsu orang-orang itu berbalik mendatangkan keselamatan kepadanya. Inilah salah satu hal yang mengandung keselamatan, yaitu mampu bersukacita bahwa Kristus diberitakan, walaupun hal itu berarti mengecilkan kita serta nama baik kita. Semangat yang mulia ini juga tampak di dalam diri Yohanes Pembaptis, ketika untuk pertama kalinya Kristus diberitakan di hadapan orang banyak ia berkata, “Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh. 3:29-30). Biarlah Dia bersinar, walaupun aku meredup, serta kemuliaan-Nya ditinggikan, meskipun di atas puing-puing kehancuranku.” Sebagian orang memahami perkataan Paulus itu sebagai ungkapan bahwa kebencian musuh-musuhnya telah dipatahkan, dan ini turut membuat dia dilepaskan dari penjara. Oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Perhatikanlah, apa pun yang mendatangkan keselamatan kita terjadi berkat pertolongan atau bantuan dan dukungan Roh Kristus, dan doa adalah cara yang sudah ditetapkan untuk memperoleh pertolongan itu. Doa-doa jemaat dapat membawa pertolongan Roh kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani mereka, untuk mendukung mereka di dalam penderitaan dan pemberitaan Injil.
- 2. Sebab pemberitaan itu akan berbalik mendatangkan kemuliaan bagi Kristus (ay. 20). Ketika pemberitaan Injil itu dilakukan dengan maksud tidak benar itu, Rasul Paulus mengambil kesempatan untuk menyebutkan segenap pengabdiannya kepada pelayanan dan kemuliaan Kristus, sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku di dalam segala hal tidak akan beroleh malu, dan seterusnya. Amatilah di sini,
- (1) Hasrat terbesar dari setiap orang Kristen sejati adalah supaya Kristus dapat diagungkan dan dimuliakan, supaya nama-Nya ditinggikan dan kerajaan-Nya datang.
- (2) Orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan supaya Kristus dapat diagungkan, juga merindukan supaya Kristus dapat dengan nyata dimuliakan di dalam tubuh mereka. Mereka mempersembahkan tubuh-tubuh mereka sebagai persembahan yang hidup (Rm. 12:1), serta menyerahkan anggota-anggota tubuh mereka kepada Allah untuk dijadikan sebagai senjata-senjata kebenaran (Rm. 6:13). Mereka bersedia untuk melayani rancangan-rancangan-Nya dan menjadi alat kemuliaan-Nya, dengan setiap anggota tubuh mereka dan juga dengan setiap kemampuan jiwa mereka.
- (3) Terutama untuk kemuliaan Kristus itulah kita harus melayani Dia dengan berani dan tidak merasa malu karena Dia, dengan penuh kebebasan dan kemerdekaan pikiran, serta tanpa tawar hati, Bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan supaya Kristus dengan nyata dimuliakan. Keberanian orang-orang Kristen merupakan kehormatan bagi Kristus.
- (4) Orang-orang yang menjadikan kemuliaan Kristus sebagai hasrat dan rancangan mereka, dapat menjadikan tujuan itu sebagai penantian dan pengharapan mereka. Apabila tujuan itu sungguh-sungguh ingin dicapai, dapat dipastikan bahwa tujuan itu akan tercapai. Jika kita dengan bersungguh-sungguh berdoa, Bapa, muliakanlah nama-Mu, pasti kita akan memperoleh jawaban yang sama seperti jawaban atas doa yang pernah dinaikkan oleh Kristus: Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi! (Yoh. 12:28).
- (5) Orang-orang yang sangat merindukan supaya Kristus dapat dimuliakan di dalam tubuh mereka memiliki pengabaian yang kudus terhadap tubuh mereka, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Mereka berserah kepada-Nya, terserah dengan cara apa Ia mau membuat mereka berguna untuk kemuliaan-Nya, apakah itu dengan jerih payah atau penderitaan, dengan kerajinan dan kesabaran, dengan hidup untuk kemuliaan-Nya dengan melayani Dia, ataupun dengan mati demi kemuliaan-Nya dengan menderita bagi Dia.
Matthew Henry: Flp 1:21-26 - Kegembiraan Rasul Paulus yang Sangat Besar Kegembiraan Rasul Paulus yang Sangat Besar (1:21-26)
Di sini kita membaca perihal kehidupan dan kematian Rasul Paulus yang terpuji itu. Baginya hid...
Kegembiraan Rasul Paulus yang Sangat Besar (1:21-26)
- Di sini kita membaca perihal kehidupan dan kematian Rasul Paulus yang terpuji itu. Baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Amatilah,
- 1. Itulah ciri yang tidak diragukan lagi dari setiap orang Kristen, bahwa baginya hidup adalah Kristus. Kemuliaan Kristus seharusnya menjadi tujuan hidup kita, kasih karunia Kristus menjadi asas hidup kita, dan firman Kristus menjadi aturan bagi hidup kita itu. Kehidupan Kristen berasal dari Kristus dan diarahkan kepada-Nya. Ialah yang menjadi asas, aturan, dan tujuan kehidupan itu.
- 2. Bagi mereka yang hidupnya adalah Kristus, kematian mereka merupakan keuntungan. Keuntungan itu besar, keuntungan waktu sekarang, dan keuntungan di masa yang kekal. Bagi manusia duniawi yang fana, kematian merupakan kerugian yang besar. Sebab ia kehilangan segala kesenangan hidup dan semua pengharapannya. Tetapi, bagi seorang Kristen yang baik, mati adalah keuntungan, sebab mati itu menjadi akhir dari segala kelemahan dan kesengsaraannya, serta merupakan penyempurnaan dari kesenangan dan penggenapan harapan-harapannya. Kematian akan membebaskan dia dari segala kejahatan kehidupan, serta membawanya menjadi pemilik atas hal yang terbaik. Atau, bagiku mati adalah keuntungan, yaitu “bagi Berita Injil dan juga bagi diriku sendiri, yang akan memperoleh penegasan lebih lanjut melalui dimeterainya darahku, sebagaimana sebelumnya melalui segala jerih payah hidupku.” Begitulah Kristus akan dimuliakan oleh kematiannya (ay. 20). Sebagian orang menafsirkannya seperti ini: Bagiku, hidup dan mati, Kristus adalah keuntungan, artinya, “Tidak ada yang kuingini lagi, baik sementara aku hidup atau ketika aku mati, selain menerima Kristus dan didapati ada di dalam Dia.” Hal itu bisa saja diartikan, jika kematian menjadi keuntungan baginya, mungkin karena ia merasa letih dalam kehidupan ini, dan tidak sabar menantikan kematiannya. Tidak, kata Rasul Paulus,
- I. Jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah (ay. 22), yaitu, Kristus. Ia menganggap pekerjaannya telah dipersembahkan dengan baik, jika ia dapat membantu meninggikan kemuliaan dan kepentingan kerajaan Kristus di dunia ini. Itu berarti bagiku bekerja memberi buah – karpos ergou – operae pretium. Sangatlah berharga bagi seorang Kristen yang baik dan seorang hamba Tuhan yang baik untuk hidup di dunia ini selama ia dapat memuliakan Allah dan berbuat baik kepada jemaatnya. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu, sebab aku didesak dari dua pihak. Kesukaran yang dialami Rasul Paulus adalah kesukaran yang membahagiakan. Ia tidak berada di antara dua hal yang jahat, tetapi di antara dua hal yang baik. Daud berada di dalam kesukaran karena tiga perkara penghukuman, yaitu pedang, kelaparan, dan penyakit sampar. Rasul Paulus berada di antara dua perkara yang membahagiakan, yaitu hidup bagi Kristus dan diam bersama-sama dengan Dia. Di sini kita mendapati dia beradu alasan mengenai hal ini.
- 1. Kecondongannya kepada kematian. Lihatlah kuasa iman dan kasih karunia ilahi. Kuasa ini dapat mendamaikan pikiran akan kematian dan membuat kita bersedia untuk mati, walaupun kematian merupakan penghancuran atas kodrat kita yang sekarang dan kejahatan alam yang terbesar. Secara alamiah kita memiliki suatu keengganan untuk mati, tetapi Rasul Paulus memiliki keinginan kuat untuk itu (ay. 23), Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus. Perhatikan baik-baik,
- (1) Diam bersama dengan Kristus itulah yang membuat orang-orang baik mengingini kepergian itu. Itu bukan mati begitu saja, atau sekadar menanggalkan tubuh jasmani ini. Juga, itu bukan masalah mati itu sendiri atau demi kematian itu sendiri, melainkan ia perlu dikaitkan dengan suatu hal lain yang dapat membuatnya benar-benar berarti sebagaimana mestinya. Jika aku tidak dapat diam bersama-sama dengan Kristus selain melalui kematian, maka aku lebih memilih untuk pergi.
- (2) Begitu jiwa itu meninggalkan tubuh jasmani, dengan segera jiwa itu akan diam bersama-sama dengan Kristus. Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Luk. 23:43). Kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan (2Kor. 5:8), tanpa selang waktu sedikit pun di antara keduanya. Itu memang jauh lebih baik, pollō gar mallon kreisson, luar biasa sangat atau teramat disukai. Orang-orang yang tahu betapa berharganya Kristus dan sorga, akan siap mengakui bahwa jauh lebih baik berada di sorga daripada tinggal di dunia ini, lebih baik diam bersama dengan Kristus daripada bersama makhluk ciptaan mana pun. Sebab di dalam dunia ini, kita dikelilingi oleh dosa. Manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, lagi-lagi menimbulkan kesusahan. Tetapi, jika kita pergi untuk diam bersama-sama dengan Kristus, maka kita dapat berucap selamat tinggal kepada dosa dan pencobaan, selamat tinggal kepada kesedihan dan kematian, untuk selama-lamanya.
- 2. Keputusan Rasul Paulus adalah lebih perlu untuk tinggal sebentar di dunia ini supaya dapat melayani jemaat (ay. 24), tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Jemaat perlu memiliki hamba-hamba Tuhan. Dan, hamba-hamba Tuhan yang setia hampir-hampir tidak dapat meluangkan waktu ketika tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Perhatikan baik-baik, orang-orang yang paling banyak memiliki alasan untuk menginginkan kematian, harus bersedia untuk tetap tinggal di dunia ini selama Allah mempunyai pekerjaan untuk mereka kerjakan. Kesukaran Rasul Paulus bukanlah kesukaran antara hidup di dunia ini dan tinggal di sorga, sebab kedua hal ini tidak dapat diperbandingkan. Kesukarannya adalah antara melayani Kristus di dunia ini dan menikmati kebersamaan dengan-Nya di sorga. Kristus masih tetap menjadi pusat perhatian hatinya, walaupun untuk memajukan kepentingan Kristus dan jemaat-Nya, ia memilih lebih perlu untuk tinggal di sini, di mana ia menjumpai banyak perlawanan dan kesulitan, serta menyangkal dirinya sejenak untuk menikmati upahnya.
- II. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku, aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman (ay. 25). Amatilah di sini,
- 1. Betapa besarnya keyakinan Rasul Paulus akan penyelenggaraan campur tangan ilahi, bahwa Allah akan mengatur segala sesuatu untuk kebaikannya. “Setelah yakin bahwa lebih perlu bagiku untuk tinggal di dunia ini karena kamu, maka tahulah bahwa aku akan tinggal.”
- 2. Apa pun yang terbaik bagi jemaat, kita yakin bahwa Allah akan melakukannya. Jika kita tahu apa yang diperlukan untuk membangun tubuh Kristus, kita pasti tahu apa yang akan terjadi, sebab Ia akan menjaga kepentingan jemaat-Nya, dan melakukan apa yang terbaik, serta mempertimbangkan segala sesuatu di dalam setiap keadaan.
- 3. Amatilah pelayanan apa yang harus dilanjutkan oleh hamba-hamba Tuhan, supaya kita makin maju dan bersukacita dalam iman, makin maju dalam kekudusan dan penghiburan.
- 4. Semakin maju iman dan sukacita iman kita, semakin maju pula kita dalam perjalanan menuju sorga. Semakin bertambah iman semakin banyak sukacita, dan semakin banyak iman serta sukacita, semakin maju pula kita dalam perjalanan Kristen kita.
- 5. Dibutuhkan suatu pelayanan yang mapan, tidak saja untuk menginsafkan dan mempertobatkan orang-orang berdosa, tetapi juga untuk membangun orang-orang kudus dan membantu mereka bertambah maju dalam hal-hal rohani.
- III. Sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu (ay. 26). Mereka bersukacita dalam pengharapan akan melihat Rasul Paulus kembali dan menikmati pelayanannya lebih lanjut di antara mereka. Amatilah,
- 1. Kelanjutan pelayanan hamba-hamba Tuhan bersama jemaat haruslah menjadi sukacita semua orang yang merindukan kebaikan bagi jemaat dan kepentingannya.
- 2. Segala sukacita kita haruslah berakhir di dalam Kristus. Sukacita kita akan hamba-hamba Tuhan yang baik harus menjadi kemegahan kita di dalam Kristus Yesus bagi mereka. Sebab mereka hanyalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki, dan yang harus diterima di dalam nama-Nya dan demi Dia.
Matthew Henry: Flp 1:27-30 - Nasihat-nasihat Rasul Paulus Nasihat-nasihat Rasul Paulus (1:27-30)
Rasul Paulus mengakhiri pasal ini dengan dua nasihat:
I. Ia menasihati mereka supaya menjaga hidup me...
Nasihat-nasihat Rasul Paulus (1:27-30)
- Rasul Paulus mengakhiri pasal ini dengan dua nasihat:
- I. Ia menasihati mereka supaya menjaga hidup mereka baik-baik (ay. 27): Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus. Amatilah, barangsiapa mengakui Injil Kristus, ia hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Injil, hidup sesuai dan berpadanan dengannya. Seturut dengan kebenaran Injil, biarlah ia tunduk pada hukum-hukum Injil dan bergantung pada janji-janji Injil, dengan iman, kekudusan, dan penghiburan sebagaimana mestinya. Biarlah di dalam segala hal, ia menjadi sama seperti mereka yang menjadi milik Kerajaan Allah di antara manusia, dan yang menjadi anggota serta warga negara kerajaan itu. Itulah perhiasan pengakuan iman kita, bila kita hidup sesusai dengan pengakuan iman kita itu. Supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang, aku mendengar bagaimana keadaanmu. Di dalam ayat 26, Paulus mengatakan bahwa ia akan kembali kepada mereka, dan itu dikatakannya dengan penuh keyakinan, walaupun saat itu ia sedang menjadi seorang tahanan. Namun ia tidak ingin mereka bergantung pada hal itu. Hidup keagamaan kita tidak boleh bergantung pada hamba-hamba Tuhan kita. “Baik aku datang ataupun tidak, biarlah aku mendengar yang baik tentang kamu, dan kamu teguh berdiri.” Baik ada hamba-hamba Tuhan yang datang ataupun tidak, Kristus senantiasa ada. Ia berada dekat dengan kita, tidak pernah jauh dari kita, dan mempercepat kedatangan-Nya yang kedua kali. Kedatangan Tuhan sudah dekat (Yak. 5:8). Biarlah aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil. Ada tiga hal yang ingin ia dengar dari mereka, dan semuanya mengenai hidup yang berpadanan dengan Injil:
- 1. Orang-orang yang mengakui Injil harus berusaha hidup berpadanan dengannya. Mereka harus menggunakan sikap keras yang kudus dalam menerima kerajaan sorga. Iman yang timbul dari berita Injil itu merupakan ajaran iman, atau agama dari berita Injil. Iman yang timbul dari berita Injil itu patut diperjuangkan. Jika agama itu sangat berharga untuk apa saja, maka ia juga berharga untuk segala sesuatu. Ada banyak perlawanan, untuk itulah dibutuhkan kerja keras. Dapat saja seseorang tidak berbuat apa-apa dan masuk neraka, tetapi orang yang mau masuk sorga harus mencari kesempatan itu dengan rajin.
- 2. Kesatuan dan kesehatian orang-orang Kristen itu berpadanan dengan Injil. Sehati dan sejiwa berjuang, jangan melawan satu sama lain. Kamu semua harus berjuang melawan musuh bersama. Dalam satu roh dan satu pikiran, itulah yang berpadanan dengan Injil, sebab ada satu Tuhan, satu iman, dan satu baptisan. Harus ada kesatuan hati dan kasih sayang di antara orang-orang Kristen, ketika ada penilaian dan pemahaman yang beragam mengenai banyak hal.
- 3. Keteguhan itu berpadanan dengan Injil. Bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh. Tetaplah berdiri teguh dan tidak tergoyahkan oleh perlawanan apa pun juga. Akan mendatangkan aib bagi iman kepercayaan kita jika mereka yang mengaku percaya ada dalam keadaan kadang-kadang hidup dan kadang-kadang mati, selalu goyah dalam pikiran, dan tidak tenang seperti air, sebab orang-orang seperti itu tidak akan pernah berhasil dengan baik. Siapa yang mau berjuang demi iman yang timbul dari berita Injil itu harus tetap teguh berdiri di atas iman itu.
- II. Rasul Paulus menasihati mereka supaya tetap berani dan teguh di dalam penderitaan. Dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu (ay. 28). Di mana-mana orang-orang yang mengakui Injil selalu menjumpai perlawanan, khususnya pada saat pertama kali menanamkan benih-benih Kekristenan. Perhatian utama kita haruslah tetap teguh berpegang pada pengakuan kita dan tidak pernah berubah dalam pengakuan itu. Perlawanan apa pun yang kita jumpai tidak boleh takut dihadapi, mengingat bahwa keadaan orang yang dianiaya jauh lebih baik dan lebih diingini daripada keadaan orang yang menganiaya. Sebab, melakukan penganiayaan merupakan tanda bukti kebinasaan bagi mereka. Orang-orang yang menentang Injil Kristus dan merugikan orang-orang yang mengaku percaya kepada Injil, ditandai untuk dihancurkan. Sebaliknya, teraniaya merupakan suatu tanda bukti keselamatan. Tanda bukti itu bukanlah tanda bukti yang pasti, sebab banyak orang yang munafik juga ikut menderita demi kepercayaan mereka. Tetapi menderita aniaya merupakan tanda bukti yang baik, yang menunjukkan bahwa kita sangat bersungguh-sungguh dalam hidup keagamaan kita, dan dirancang untuk keselamatan, jika kita dengan cara yang benar dimungkinkan untuk menderita karena Kristus. Sebab bagi kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (ay. 29). Di sini ada dua karunia berharga yang diberikan, dan keduanya karena Kristus:
- 1. Untuk percaya kepada-Nya. Iman adalah karunia Allah oleh karena Kristus, yang menebus bagi kita bukan saja kebahagiaan yang menjadi tujuan iman itu, melainkan juga kasih karunia dari iman itu sendiri. Jadi, kemampuan atau kecenderungan untuk percaya itu berasal dari Allah.
- 2. Untuk menderita bagi kepentingan Kristus juga merupakan karunia yang sangat berharga. Itu suatu kehormatan dan keuntungan yang besar. Sebab, dengan menderita bagi Kristus, kita dapat menjadi sangat berguna bagi kemuliaan Allah, yang menjadi tujuan dari penciptaan kita. Penderitaan itu juga mendorong dan menegaskan iman orang lain. Juga ada upah besar yang menyertainya, Berbahagialah kamu jika kamu dianiaya, karena upahmu besar di sorga (Mat. 5:11-12). Dan jika kita menderita dengan Dia, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia (2Tim. 2:12). Jika kita menderita penghinaan dan kerugian untuk Kristus, kita harus menganggapnya sebagai sebuah karunia yang besar, oleh karena itu kita harus menghargainya. Dalam penderitaan kita harus selalu menunjukkan penguasaan diri yang tulus seperti yang dilakukan para martir dan para pengaku iman (ay. 30). “Dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku, yaitu, menderita dengan cara yang sama seperti yang kamu lihat dan dengar tentang aku yang menderita.” Bukan saja soal penderitaan itu sendiri, melainkan alasan dari penderitaan itu, dan bukan saja alasan dari penderitaan itu, melainkan juga semangat yang membuat kita menjadi martir. Dapat saja seseorang menderita karena alasan yang salah, dan karena itu pantaslah jika ia menderita. Atau, dapat juga orang menderita karena alasan yang baik, tetapi dengan pemikiran yang salah, sehingga penderitaannya itu kehilangan nilainya.
SH: Flp 1:3-11 - Ucapan syukur bagi saudara seiman (Rabu, 29 Agustus 2012) Ucapan syukur bagi saudara seiman
Terkadang kita bingung jika diminta untuk mendoakan saudara-saudari di dalam Kristus. Bibir tiba-tiba terjahit rapa...
Ucapan syukur bagi saudara seiman
Terkadang kita bingung jika diminta untuk mendoakan saudara-saudari di dalam Kristus. Bibir tiba-tiba terjahit rapat, tak satu kata pun keluar dari mulut. Atau mungkin yang sering kita dengar adalah 'Tuhan berkatilah si A, B, C, dan seterusnya.' Paulus memberikan contoh bagaimana sebuah doa yang tulus dapat selalu kita panjatkan kepada Tuhan untuk saudara-saudari kita di dalam Kristus. Paulus tidak bermaksud untuk mengajarkan sebuah liturgi atau formula doa. Namun demikian, doa Paulus bagi jemaat di Filipi menjadi sebuah contoh yang relevan bagi kita di dalam mendoakan saudara saudari di dalam Kristus.
Pertama, Paulus mengucap syukur kepada Tuhan untuk iman, kesetiaan, dan pelayanan jemaat Filipi (5-8). Paulus memahami bahwa iman, kesetiaan, dan pelayanan yang ditunjukkan oleh jemaat Filipi, semata-mata dikarenakan oleh kesetiaan Tuhan (6). Iman dan kesetiaan manusia kepada Tuhan adalah manifestasi dari kesetiaan Tuhan kepada manusia. Oleh karenanya, untuk saudara-saudari seiman kita patut untuk selalu mengucap syukur atas karya Tuhan di dalam hidup mereka.
Kedua, Paulus mendoakan jemaat Filipi supaya kasih mereka bertumbuh di dalam pengetahuan dan segala pengertian yang benar (9-11). Kasih yang bertumbuh di dalam pengetahuan dan pengertian yang benar menuntun kepada keputusan yang benar dan hidup yang berkenan kepada Tuhan. Sesungguhnya itulah inti pertumbuhan iman Kristen. Setiap orang Kristen perlu untuk bertumbuh di dalam imannya dan di dalam kasihnya. Semakin dewasa iman seseorang, semakin banyak keputusan benar yang diambilnya, dan dengan demikian membuat dirinya semakin berkenan kepada Tuhan.
Marilah kita mulai mendoakan saudara-saudari seiman kita sebagaimana yang Paulus telah lakukan bagi jemaat di Filipi. Marilah kita juga menaikkan doa dan ucapan syukur atas kesetiaan Tuhan yang telah memelihara hidup kita dari hari ke sehari, dan marilah kita berdoa supaya kita semua boleh bertumbuh di dalam iman kepada Yesus Kristus.
SH: Flp 1:9-11 - Bertumbuh menuju kesempurnaan (Sabtu, 22 Mei 2004) Bertumbuh menuju kesempurnaan
Banyak orang memulai sesuatu dengan baik, tetapi di tengah jalan
mulai tersendat sampai pada akhirnya mandek. Demi...
Bertumbuh menuju kesempurnaan
Banyak orang memulai sesuatu dengan baik, tetapi di tengah jalan mulai tersendat sampai pada akhirnya mandek. Demikian juga banyak orang Kristen memulai imannya dengan semangat berkobar-kobar, tetapi di tengah jalan ketika tantangan dan kesulitan menerpa, iman itu mulai terseok-seok bahkan pada akhirnya terhenti total. Lebih baik tidak memulai sesuatu bila kemudian tidak ada kesungguhan untuk menuntaskannya. Bagaimana kiat menghindari kemandekan iman itu?
Paulus mengenali bahaya berhenti bertumbuh. Oleh karena itu ia terus menerus mendoakan jemaat Filipi agar terus bertumbuh. Kiat untuk luput dari kemandekan bertumbuh adalah terus bertumbuh tanpa henti! Pertama, tenaga yang mendorong pertumbuhan iman adalah kasih kepada Tuhan dan sesama. Paulus mendoakan agar jemaat Filipi bertumbuh dalam hal itu (ayat 9a). Kedua, kasih bukan semata soal emosi tetapi soal kebenaran. Artinya, kasih sejati adalah kasih dalam kebenaran. Itu sebabnya Paulus berdoa agar mereka tumbuh dalam pengetahuan dan pengertian yang benar dan yang baik (ayat 9). Ketiga, pertumbuhan sejati tidak bisa lepas dari kekudusan. Hakikat pertumbuhan iman adalah bertumbuh di dalam Dia dan serupa Dia. Tumbuh dalam kasih dan dalam kebenaran berarti tumbuh dalam pengenalan akan Allah. Semakin akrab hubungan orang dengan Allah, semakin orang itu akan diubahkan oleh pancaran kemuliaan-Nya menjadi makin sekudus semulia Dia.
Dengan kata lain, tiga hal hakiki penangkal kemandekan rohani adalah: kobarkan kasih kepada Allah dan sesama, kenali firman secara mendalam oleh pertolongan Roh, hiduplah serasi dengan sifat kudus Allah dalam keseharian kita. Niscaya, kehidupan rohani kita akan mengalami dinamika yang menggairahkan.
Renungkan: Iman yang bertumbuh tidak hanya merenungkan dengan takjub kasih Allah. Iman yang tumbuh ialah yang aktif mengasihi, menggali firman penuh gairah, mencintai Allah dalam tindakan kudus.
SH: Flp 1:6-11 - Yakin akan karya Kristus. (Sabtu, 24 Oktober 1998) Yakin akan karya Kristus.
Apa yang membuat kita yakin bahwa orang yang menyambut Injil akan tetap setia? Keyakinan itu didapat Paulus bukan pada kual...
Yakin akan karya Kristus.
Apa yang membuat kita yakin bahwa orang yang menyambut Injil akan tetap setia? Keyakinan itu didapat Paulus bukan pada kualitas iman atau pengalaman rohani jemaat Filipi sendiri. Keyakinan bahwa iman Kristen kita akan bertekun sampai ke akhir terletak atas fakta bahwa Tuhan Yesus akan setia meneruskan penyelenggaraan keselamatan dari-Nya sampai akhir, yaitu sampai Ia datang kembali kelak (ayat 6). Keyakinan akan ketekunan Kristus itu jugalah yang membuat para pelayan Kristus dapat sepenuh tenaga memberikan pelayanan terbaiknya bagi jemaat Tuhan (ayat 7, 8).
Jemaat yang bertumbuh. Bila Kristus sungguh bekerja, tidak bisa tidak jemaat pun akan bertumbuh. Paulus menyebut beberapa hal yang akan tumbuh menyempurna dalam kehidupan jemaat di Filipi. Paulus berdoa agar mereka tumbuh dalam keterlibatan melayani, tumbuh dalam kasih, tumbuh dalam pengetahuan yang benar dan pengertian, sehingga sebagai jemaat yang dewasa mereka dapat memilih melakukan kebenaran (ayat 9-11). Pertumbuhan ternyata tidak bergantung pada keadaan sulit yang harus kita hadapi.
Doa: Ya, Allah, Raja dan Bapa kami, tuntun dan ajar kami melangkah dalam kesetiaan dan ketaatan Kristus.
SH: Flp 1:1-11 - Tetap Suci (Sabtu, 1 Agustus 2020) Tetap Suci
Suci artinya bersih dan bebas dari dosa. Orang yang percaya kepada Yesus akan disucikan, yakni dibebaskan dari kuasa dosa. Kesucian terseb...
Tetap Suci
Suci artinya bersih dan bebas dari dosa. Orang yang percaya kepada Yesus akan disucikan, yakni dibebaskan dari kuasa dosa. Kesucian tersebut adalah buah dari pengurbanan dan kebangkitan Yesus yang mengalahkan maut.
Melalui bacaan ini Paulus menyatakan bahwa penyucian orang percaya bukan sekadar perubahan status, yaitu dari orang berdosa menjadi orang suci. Lebih dari itu, dalam panggilan tersebut tersemat tanggung jawab. Kita dituntut untuk menjaga kesucian hidup di dunia ini agar diperkenan Tuhan sampai kedatangan-Nya kembali. Secara spesifik, kewajiban menjaga kesucian itu terlihat dari kualitas kasih yang berdasarkan relasi dan pengenalan akan Tuhan.
Sering orang menganggap kasih itu adalah membiarkan semua orang menuruti kemauannya. Ada salah pengertian yang terjadi bahwa mengasihi berarti tidak berani menegur kesalahan. Kasih bukan cuma perasaan, melainkan juga tindakan yang sesuai dengan firman Tuhan. Paulus mengatakan bahwa kasih dengan pengertian yang benar membuat orang dapat memilih antara kebaikan atau sebaliknya.
Dalam memilih yang baik, tentu saja kita harus mengacu pada kebenaran Allah. Artinya, kita membutuhkan pertolongan dan anugerah Tuhan. Agar tidak salah memilih, kita perlu menjaga relasi yang erat dengan Tuhan. Keintiman dengan-Nya akan meningkatkan kepekaan kita dalam mengenali suara-Nya sehingga pilihan kita pun sesuai dengan kehendak-Nya.
Dunia ini menawarkan banyak pilihan sehingga setiap hari kita harus memilih. Pilihan yang ada pun begitu menggiurkan dan dapat mencoreng kesucian kita. Salomo mengatakan ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 14:12).
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam membuat pilihan. Mari selaraskan pilihan kita pada Yesus yang adalah jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh. 14: 6). Dengan pilihan yang benar dan kasih yang melimpah, mari kita jalani hidup ini dalam kesucian. Kita terus menjalani hidup suci penuh kasih. [DSY]
Baca Gali Alkitab 5
Oleh karena ditolak saudara-saudaranya seayah, Yefta kemudian bergabung dengan gerombolan perampok. Namun, Allah kemudian memakai dia untuk berperang melawan musuh bangsanya. Yefta memiliki kemampuan khusus dalam berbicara. Konflik dengan bani Amon dihadapinya dengan negosiasi, sebagai langkah untuk meredam peperangan. Namun, kemampuan ini berdampak negatif terhadap dirinya. Nazarnya mengharuskannya mempersembahkan anak satu-satunya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Bagaimana latar belakang keluarga Yefta? (1-2) Bagaimana dampaknya kemudian terhadap dia? (3)
2. Apa yang kemudian dialami Yefta? (4-12)
3. Argumen apa yang dipakai oleh Yefta untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya kepada raja bani Amon? (13-27)
4. Apa yang menyebabkan dimulainya perang? (28-33)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Menurut Anda, apa yang menyebabkan Yefta memenangkan peperangan? Roh Allah yang memenuhi Yefta, nazar Yefta pada Allah, atau strategi perangnya?
2. Andai terpikir bahwa yang akan menyambut dia adalah putrinya (34), bagaimana kira-kira isi nazar Yefta?
3. Mengapa tiap orang harus memenuhi nazar yang telah diucapkannya?
Apa respons Anda?
1. Kisah hidup Yefta dapat diringkas dalam empat kata: penolakan, pemulihan, kemenangan, dan kesedihan. Mana dari antara keempat kata ini yang mencerminkan hidup Anda saat ini?
2. Bergabungnya Yefta dengan para perampok adalah akibat penolakan saudaranya seayah, padahal Yefta mempunyai potensi. Bagaimana kita bisa menolong orang-orang terbuang seperti Yefta, agar dapat mengembangkan potensinya?
Pokok Doa:
Agar hati-hati dalam berkata-kata. Jangan bernazar sembarangan.
SH: Flp 1:12-26 - Bersukacita dalam penderitaan. (Minggu, 25 Oktober 1998) Bersukacita dalam penderitaan.
Reaksi orang saat itu terhadap pemenjaraan Paulus tidak sama. Ada yang sedih dan prihatin. Itu adalah reaksi wajar, se...
Bersukacita dalam penderitaan.
Reaksi orang saat itu terhadap pemenjaraan Paulus tidak sama. Ada yang sedih dan prihatin. Itu adalah reaksi wajar, sebab dipenjara berarti dibatasi ruang gerak kebebasannya. Mereka kuatir bahwa pemenjaraan Paulus akan berakibat buruk pada kelangsungan pewartaan Injil (ayat 12-13). Tetapi ada pula orang tertentu yang karena iri terhadap pelayanan Paulus, malah senang bila Paulus dipenjara. Mereka senang bila Paulus susah karena melihat bahwa tugas pewartaan Injil yang dilakukannya kini diambil alih oleh orang-orang itu (ayat 17). Ternyata kedua hal itu sama sekali tidak menyusahkan Paulus. Pertama, karena di dalam penjara ia tetap bebas bicara menyaksikan Injil (ayat 12). Kedua karena menjadi jelas bahwa ia dipenjara karena Injil bukan karena kesalahan (ayat 13). Ketiga, karena keterpenjaraan Paulus malah menyemangatkan Kristen untuk berani bersaksi bagi Yesus (ayat 14). Keempat, karena pewartaan Injil dengan motivasi salah pun tetap berkuasa untuk mewujudkan karya keselamatan Kristus. Itulah alasan mengapa ia bersukacita (ayat 18).
Hidup atau mati: demi dan dalam Kristus. Inilah kerinduan terdalam Paulus, yaitu bahwa hidup atau matinya boleh mempermuliakan Kristus (ayat 20-21). Karena hubungannya dengan Kristus sedemikian akrab maka kondisi-kondisi yang berubah-ubah tidak mempengaruhi kesetiaannya, kualitas kerohaniannya maupun kobaran semangat pelayanannya. Sebaliknya penderitaan adalah kesempatan untuk mengalami keindahan persekutuan Kristen lebih dalam (ayat 18-19), dan membuat ia lebih berharap berjumpa Kristus (ayat 23).
Untuk Paulus hidup atau mati tidak soal. Yang penting dalam pengalaman mana pun, ia tetap menyatakan Kristus dan ia ingin memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi jemaat Tuhan. Alangkah hebatnya pengaruh orang-orang yang berprinsip sama dalam kualitas pelayanan gerejani kita. Kiranya Roh Allah mengaruniakan kita prinsip hidup yang sama dengan Paulus.
Doa: Kiranya Tuhan menyiapkan kami menghadapi kondisi seburuk apa pun, tetap kokoh dalam iman, hangat dalam kasih, teguh dalam pengharapan, berkobar dalam pelayanan.
SH: Flp 1:12-17 - Yang penting Injil diberitakan (Minggu, 23 Mei 2004) Yang penting Injil diberitakan
Karena jelas apa misi yang diembannya, Paulus siap menanggung apa
saja agar misi itu tercapai. Misi itu ialah Inj...
Yang penting Injil diberitakan
Karena jelas apa misi yang diembannya, Paulus siap menanggung apa saja agar misi itu tercapai. Misi itu ialah Injil diberitakan ke seluruh dunia. Kesulitan dan penderitaan tidak menyurutkan niat dan kegiatannya, bahkan ia melihat semua halangan tadi menjadi sarana untuk kemajuan Injil (ayat 12).
Paulus bukan sekadar optimis, tetapi realistis. Keadaannya di penjara tidak membuat pekabaran Injil terhambat. Ia bisa memberitakan Injil kepada orang-orang di penjara, juga kepada pengawal dan pegawai istana di mana penjara itu berada. Lebih daripada itu, Paulus melihat akibat pemenjaraannya itu, orang lain semakin giat menginjili (ayat 14). Ada orang yang dikuatkan iman untuk lebih setia dan mau melayani Tuhan karena kesaksian keteguhan iman Paulus. Ada orang yang sengaja PI untuk memperberat situasi Paulus. Hal itupun bagi Paulus telah menghasilkan kemajuan bagi pemberitaan Injil (ayat 17).
Arswendo Atmowiloto, seorang penulis terkenal di Indonesia pernah masuk penjara. Di penjara ia bertemu Tuhan, dan bahkan masih di dalam penjara ia menjadi orang yang membawa orang lain dekat kepada Tuhan. Setelah keluar ia menuliskan satu buku yang merangkumkan segala berkat yang ia dapat dan bagikan kepada sesama napi. Penjara tidak dapat menghalangi Injil diberitakan, dihayati, dan dinikmati.
Renungkan: Cara kita menilai Injil dan kesulitan dalam pelayanan yang menentukan apakah kita akan terhambat atau justru menjadi pendorong.
SH: Flp 1:12-26 - Arti hidup (Kamis, 30 Agustus 2012) Arti hidup
Tidak banyak manusia normal di dunia ini yang mengharapkan kematian dirinya sendiri. Sebab pada umumnya kematian merupakan sesuatu yang sa...
Arti hidup
Tidak banyak manusia normal di dunia ini yang mengharapkan kematian dirinya sendiri. Sebab pada umumnya kematian merupakan sesuatu yang sangat dihindari. Entah berapa banyak jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk mempertahankan nyawa seorang manusia. Paulus menyiratkan bahwa secara manusiawi, jika boleh memilih, ia lebih senang untuk mati dan diam bersama dengan Kristus (21-23). Cinta Paulus kepada Kristus begitu besar. Paulus sangat merindukan untuk bertemu Kristus secara pribadi. Namun di sisi lain, Paulus juga sadar bahwa hidupnya di dunia ini memiliki peran dan tanggung jawab yang besar. Ia harus bekerja menghasilkan buah rohani di dalam melayani jemaat. Komitmen inipun adalah ekspresi konkret dari cinta dan ketaatan Paulus kepada Kristus.
Cinta dan komitmen Paulus terlihat dari bagaimana ia memandang segala sesuatu dari sudut pandang Kristus. Ketika ia dipenjara, Paulus tidak menyia-nyiakan kesempatan itu demi kemajuan Injil. Paulus bahkan melihat bahwa melalui pemenjaraan dirinya, banyak orang beriman yang semakin dikuatkan imannya dan semakin berani dalam memberitakan Injil (12-14)
Ketika melihat orang-orang yang telah memberitakan Kristus dengan motivasi tidak baik, Paulus tidak menjadi putus asa, sebaliknya ia tetap bersuka cita demi pemberitaan Injil itu sendiri. Paulus memberi teladan kepada kita untuk tidak mengeluh ketika situasi hidup kita menjadi sulit. Paulus telah meneladani bagaimana ia tetap taat bekerja menghasilkan buah rohani dan membawa berkat bagi sebanyak mungkin orang selama ia masih bernafas.
Hidup seperti yang dimiliki Paulus ini adalah hidup yang sungguh-sungguh penuh arti. Kunci dari sikap mental dan cara pandang Paulus yang positif di tengah deraan kesulitan hidup adalah cintanya kepada Kristus. Kristuslah yang telah menopang dan memberi kekuatan kepada Paulus selama hidup dan pelayanannya.
Belajar dari kehidupan Paulus, marilah kita pun belajar untuk mengasihi Tuhan Yesus dan mulai melihat segala sesuatu dari sudut pandang Dia.
SH: Flp 1:12-26 - Demi Injil (Minggu, 2 Agustus 2020) Demi Injil
Kita mungkin sering mendengar kalau sudah sangat menyayangi seseorang, apa pun juga akan rela diberikan bahkan nyawa sekalipun. Inilah sik...
Demi Injil
Kita mungkin sering mendengar kalau sudah sangat menyayangi seseorang, apa pun juga akan rela diberikan bahkan nyawa sekalipun. Inilah sikap Paulus terhadap Injil Yesus Kristus. Demi Injil, ia rela melakukan apa saja dan menderita karenanya. Apa pun tidak lagi penting baginya, asalkan Kristus diberitakan.
Paulus, para rasul lainnya, juga jemaat di Filipi memberitakan Kristus dengan sepenuh hati. Mereka tak kenal lelah untuk itu. Akan tetapi, ada saja orang yang menolak, melawan, mengumpat, dan mengolok-olok Kristus. Namun, bagi Paulus, apa pun motif orang dalam berkata-kata tentang Kristus, hal itu tetap dianggapnya sebagai usaha menyebarkan berita tentang Kristus. Paulus meyakini bahwa Roh Kudus bekerja di dalamnya agar Injil terus semakin tersebar.
Tadi sudah dikatakan, Paulus rela dipenjarakan, bahkan mati demi Injil Kristus. Bukan berarti ia menganggap kondisi tersebut sebagai musibah. Ia justru tetap bersukacita. Paulus bahkan berkata, "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil" (1Kor. 9:16). Itu sebabnya, ia meminta jemaat di Filipi untuk tidak gentar dan tidak berdukacita dengan keadaannya. Sebaliknya, ia meminta agar mereka tetap giat dalam memberitakan Injil. Sebab bagi Paulus, hidup di dunia adalah bekerja keras untuk berbuah bagi Injil.
Kita diminta untuk hidup demi Injil agar nama Yesus tersiar ke seluruh dunia. Tidak hanya itu, kita diajarkan untuk terus bersukacita menanggung segala konsekuensinya. Segala yang kita lakukan di tengah kesibukan karier, keluarga, masyarakat, dan gereja bukan semata untuk kepentingan diri sendiri, melainkan demi Injil.
Marilah kita hidup setia kepada Tuhan Yesus dengan berani memberitakan Injil-Nya, berani menyuarakan kebenaran walau harus melawan arus dan kehilangan teman. Teladan penting dari Paulus adalah kita jangan menganggap segala kesusahan itu sebagai penderitaan. Sebaliknya, kita dapat bersukacita karena dengan itu Tuhan dimuliakan. Di dalam doa, mintalah keberanian dari Tuhan agar kita punya keberanian untuk hidup demi Injil. [DSY]
SH: Flp 1:18-26 - Hidup menghasilkan buah (Senin, 24 Mei 2004) Hidup menghasilkan buah
Apa sebabnya Paulus dapat optimis bahkan bersukacita di tengah
penderitaannya, khususnya pemenjaraan yang menimpa diriny...
Hidup menghasilkan buah
Apa sebabnya Paulus dapat optimis bahkan bersukacita di tengah penderitaannya, khususnya pemenjaraan yang menimpa dirinya? Bukankah ada kemungkinan ia akan dieksekusi oleh karena imannya?
Paulus tidak menguatirkan mengenai keselamatannya. Dia percaya bahwa kesudahan semua penderitaan dan penjara itu adalah keselamatan dirinya. Entah keselamatan dalam arti ia dibebaskan dari pemenjaraan fisik maupun keselamatan surgawi (ayat 19). Dirinya adalah pemberian dan milik Kristus, untuk Dia saja -- hidup atau mati -- Paulus mengabdikan dirinya.
Yang Paulus kuatirkan ialah bagaimana hidupnya tetap dapat mempermuliakan Tuhan baik ketika ia ada di dalam penjara, maupun pada masa mendatang entah dalam keadaan apapun dia, bahkan sampai pada saat kematiannya (ayat 20). Bagi Paulus persoalannya bukan mati atau hidup, asalkan kedua-duanya memuliakan Tuhan. Di satu sisi memang kematian akan menyelesaikan perkara penderitaan dan kesusahan di dunia ini. Kematian berarti permulaan dari menikmati secara penuh persekutuan keselamatan yang telah Kristus kerjakan (ayat 23). Namun, di sisi lainnya Paulus melihat kebutuhan dan sekaligus panggilan Tuhan untuk tetap berkarya di dalam dunia ini. Paulus melihat kebutuhan konkret jemaat Filipi dan pelayanan mereka. Oleh sebab itu Paulus memutuskan untuk taat pada kehendak Allah yaitu tinggal di dalam dunia ini untuk hidup menghasilkan buah (ayat 22, 24-25).
Kematian bukan pelarian bagi Paulus. Selama ia hidup, ia harus memberi buah: menjadi berkat bagi orang-orang yang kepadanya Tuhan pertemukan. Kalau tiba waktunya kematian menjemput, Paulus tahu ia akan ke sorga mulia. Namun, sekarang selagi ia hidup berarti bekerja dan melayani Tuhan.
Doa: Tuhan, kiranya kesukaanku yang terdalam ialah bahwa entah aku masih lama hidup atau segera akan mati, aku menyenangkan-Mu
SH: Flp 1:27-30 - Berjuang untuk iman. (Senin, 26 Oktober 1998) Berjuang untuk iman.
Pesan Paulus kepada Jemaat Filipi adalah supaya mereka terus menerus menyesuaikan hidup mereka dengan Injil Kristus (ayat 27). D...
Berjuang untuk iman.
Pesan Paulus kepada Jemaat Filipi adalah supaya mereka terus menerus menyesuaikan hidup mereka dengan Injil Kristus (ayat 27). Dengan jelas Paulus minta supaya setiap orang percaya di Filipi menjadikan Injil Kristus patokan hidup di dunia ini, gaya hidup yang didasarkan pada Injil, semangat yang terpancar dari Injil Kristus. Motivasi dan etos kerjanya didasarkan pada pesan-pesan Injil. Di hadapan dunia, hendaknya jemaat bersatu padu hati dan usaha dalam kepentingan Injil (ayat 27b).
Mempertahankan iman. Paulus sangat yakin bahwa dunia sekeliling orang Filipi tidak mungkin membiarkan iman mereka terus bertumbuh kuat. Bagi dunia yang tidak mengenal dan menolak Injil, ada oposisi, hambatan, jerat-jerat rohani yang ingin melumpuhkan iman Kristen. Itulah sebabnya orang Kristen segala zaman harus berjuang mempertahankan iman kristianinya terhadap ketidakramahan dunia. Tetaplah jujur, bekerja keras, melipatgandakan perbuatan baik dan pekerjaan Tuhan. Menderita di dalam pelayanan Injil adalah wajar, bahkan merupakan karunia Tuhan untuk orang percaya (ayat 28).
Doa: Ya Tuhan, berilah kami kemampuan untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus dalam keluarga, pekerjaan dan lingkungan kami.
SH: Flp 1:27-30 - Karunia untuk menderita (Selasa, 25 Mei 2004) Karunia untuk menderita
Bagi sebagian besar orang menderita berarti tidak bahagia, tidak
disayang Tuhan dan nasib sial. Bagi orang lain penderit...
Karunia untuk menderita
Bagi sebagian besar orang menderita berarti tidak bahagia, tidak disayang Tuhan dan nasib sial. Bagi orang lain penderitaan adalah cara untuk memurnikan diri untuk dapat menikmati surga mulia kelak. Bagi Paulus, kedua anggapan itu tidak tepat. Penderitaan demi Kristus adalah karunia (ayat 29). Paulus sadar panggilan untuk menderita demi Kristus adalah panggilan mulia. Ia mendorong jemaat Filipi untuk tetap hidup sepadan dengan Injil (ayat 27) dan tiada gentar akan musuh-musuh yang akan menyerang mereka (ayat 28) walaupun menghadapi resiko sama seperti yang sedang dihadapi Paulus saat itu. Mengapa demikian?
Pertama, adalah kehormatan bila seseorang menderita bagi Kristus karena itu berarti ia dipercaya untuk memikul salib dan mengikut Dia. Penderitaan menjadi suatu karunia sebab penderitaan itu karena melayani Dia yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.
Kedua, penderitaan mempersatukan Kristen. Bukan hanya berpegang pada prinsip Alkitab mempersatukan umat melalui disiplin ilahi, kenyataan hidup kita juga mempersatukan saat-saat Kristen menghadapi penganiayaan untuk menyangkal imannya, saat-saat itulah persekutuan doa dimulai. Saat-saat itulah Kristen saling menolong dan saling menguatkan.
Ketiga, penderitaan merupakan latihan iman. Dengan melatih diri setia walaupun menderita, tetap melayani walaupun sakit, iman menjadi kuat dan tangguh. Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Keempat, penderitaan beroleh makna baru. Bagi orang tidak beriman, penderitaan demi Injil adalah kekalahan. Bagi orang beriman, penderitaan demi Injil justru merupakan tanda keselamatan Allah sedang berlaku. Allah menyertai hamba-hamba-Nya dan menyelamatkan orang lain melalui penderitaan para hamba-Nya itu (ayat 28).
Renungkan: Penderitaan bukan semata bagian yang tak terelakkan dalam hidup ini. Penderitaan demi Kristus adalah panggilan bahkan karunia mulia yang patut kita sambut dari-Nya dalam hidup ini.
SH: Flp 1:27-30 - Karunia untuk percaya dan menderita (Jumat, 31 Agustus 2012) Karunia untuk percaya dan menderita
Di tengah zaman yang penuh kesulitan dan pergolakan, pengikut Kristus diharapkan dapat menjadi teladan bagi kehid...
Karunia untuk percaya dan menderita
Di tengah zaman yang penuh kesulitan dan pergolakan, pengikut Kristus diharapkan dapat menjadi teladan bagi kehidupan orang lain yang belum percaya. Seperti apakah hidup Kristen yang harus kita jalani agar dapat menjadi teladan bagi dunia?
Situasi yang dihadapi oleh jemaat di Filipi tidaklah mudah. Pemimpin rohani yang mereka hormati dan kasihi sedang di penjara (13). Segenap jemaat tidak saja cemas dengan keadaan Paulus, tetapi juga dengan keadaan mereka sendiri. Untuk ketakutan semacam itu, Paulus mengingatkan jemaat untuk tetap hidup berpadanan dengan Injil Kristus (27). Jemaat tidak perlu takut terhadap pihak lain yang menekan. Di dalam tekanan yang seberat apa pun, tugas orang Kristen adalah hidup sesuai dengan Injil Kristus. Nasihat Paulus ini bertolak belakang dengan kebiasaan yang berlaku di dunia. Di dalam tekanan dan ketakutan, kita sering tergoda untuk berkompromi dan mengorbankan iman serta identitas kita sebagai orang Kristen. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa komitmen hidup kepada Injil Kristus tidak seharusnya dipengaruhi oleh situasi sulit yang sedang dihadapi.
Untuk menjawab kekuatiran jemaat Filipi itu, Paulus menjelaskan bahwa karunia Kristus bagi orang Kristen bukan saja membuka jalan bagi kita untuk percaya kepada Kristus, tetapi juga menderita karena Kristus (29). Paulus mengindikasikan bahwa kedua karunia tersebut bagaikan dua muka dari satu keping uang yang sama. Iman kepada Kristus bukanlah iman yang teoretis, tetapi iman yang taat mengikuti setiap jalan yang dilalui Kristus. Kita mungkin merasa tidak mampu, tetapi karunia percaya dan karunia menderita telah dianugerahkan satu paket bagi kita, seperti yang disaksikan oleh Paulus di dalam hidupnya sendiri (30).
Ingatlah bahwa hidup Kristen adalah hidup yang sepenuhnya berpadanan pada Injil Kristus, dan hidup yang sepenuhnya bergantung pada karunia Yesus Kristus. Biarlah melalui kehidupan semacam ini, kita dapat menjadi teladan bagi orang lain di tengah-tengah dunia ini.
SH: Flp 1:27-30 - Serasi (Senin, 3 Agustus 2020) Serasi
Serasi berarti sesuai, sepadan, cocok, dan harmonis. Semua orang pasti mengharapkan kondisi ini karena akan menampilkan keindahan dan memberik...
Serasi
Serasi berarti sesuai, sepadan, cocok, dan harmonis. Semua orang pasti mengharapkan kondisi ini karena akan menampilkan keindahan dan memberikan kepuasan kepada mereka yang melihatnya. Misalnya, sebuah vas dengan bunga segar berwarna cerah yang ditaruh di ruang tunggu di rumah sakit. Kecantikan dan keharuman bunga itu menambah kenyamanan kepada setiap pengunjung dan orang-orang yang sedang berobat di rumah sakit tersebut. Akibatnya, vas bunga itu tidak akan disingkirkan dari ruangan itu.
Demikian juga dengan hidup kita jika serasi dengan firman Tuhan, orang lain akan menikmati kehadiran kita karena merasa diberkati. Dengan sikap ini, kita menolong orang agar mudah mengenal Kristus.
Serasi dengan Injil Kristus (27) adalah panggilan setiap orang percaya. Hidup serasi dengan Injil Kristus artinya hidup saleh sesuai dengan firman Tuhan karena Kristus telah hidup di dalam kita (Gal. 2:20). Melalui hidup kita, semua orang akan melihat Kristus (2Kor. 3:2-3). Cara hidup yang serasi dengan firman Tuhan adalah bukti dari teguhnya pendirian kita dalam Kristus. Itu akan terlihat dari semangat kita dalam memberitakan Injil yang meliputi seluruh aspek dan situasi kehidupan di dunia ini.
Hidup saleh adalah panggilan kita di dunia ini dan itu tidak selalu mudah karena akan banyak tantangan mengadang. Kesulitan mungkin saja datang karena konsekuensi dari ketaatan itu. Walaupun demikian, panggilan ini harus kita jalani dalam segala situasi dan kondisi, baik suka maupun duka.
Hidup saleh berbeda dari hidup duniawi. Mungkin kita disebut sebagai orang "aneh" atau dianggap sebagai sumber masalah karena tidak mau kompromi dengan kejahatan. Namun, jangan sampai hal itu menyurutkan semangat dan niat kita untuk memenuhi panggilan hidup serasi dengan kehendak Tuhan.
Apa pun kendalanya, mari kita hidup serasi dengan kehendak Tuhan agar menjadi berkat bagi sesama. Kita perlu masuk ke dalam keheningan dan mengasah nurani untuk mendengar firman-Nya. [DSY]
Utley: Flp 1:3-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:3-113 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, ...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:3-11
3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. 5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. 7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. 8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. 9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, 10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Fili 1:3 "Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu" "Pengingatan" ini dapat merujuk pada (1) pemberian keuangan mereka kepada Paulus; KATA DEPAN Yunani "epi" dapat mengungkapkan penyebab atau syukur (lih. terjemahan James Moffatt dan ay. 5,7) atau (2) pembukaan normal Paulus menekankan pada "mengingat," seperti dalam Rom 1:8-9; Ef 1:16; 1Tes 3:6; Filem 1:4.
Fili 1:4 "selalu berdoa dengan sukacita" Sukacita adalah penekanan berulang dalam buku ini (chara, lih. Fili 1:4,25; 2:2,29; 4:1); "Bersukacita" (chairō, lih. Fili 1:18; 2:17,18,28; 3:1; 4:4 [dua kali], 10); "bersukacita dengan" (sunchairō, lih. Fili 2:17,18). Ini bahkan lebih signifikan dalam terang Paulus yang sedang dipenjarakan dan menghadapi prospek kematian.
□ "untuk kamu semua" Istilah "semua," "selalu", dan "setiap" merupakan ciri khas dari Filipi (lih. Fili 1:3,4,7,8,25; 2:17; 4:4,5,6,8,13,21). Istilah-istilah tersebut mungkin berhubungan secara historis dan teologis ke perpecahan yang disebabkan oleh guru-guru palsu Yunani atau eksklusivisme Yahudi.
- NASB "partisipasimu dalam Berita Injil"
- NKJV "persekutuanmu dalam Berita Injil"
- NRSV "berbagimu dalam Berita Injil"
- TEV "cara kamu telah membantu aku dalam pekerjaan Injil"
- NJB "kemitraanmu dalam Berita Injil"
Istilah kunci ini (koinōnia) berarti
- 1. "partisipasi bersama dalam"
- 2. "bersekutu dalam" (lih. Fili 4:15)
- 3. suatu ungkapan untuk pemberian uang (lih. Fili 4:15; Rom 12:13; 15:26; 2Kor 9:13; Gal 6:6; 1Tim 6:18), oleh karena itu, ini mungkin menunjuk pada pemberian moneter gereja ini kepada Paulus (lih. Fili 1:7; 4:10,14-18)
Lihat Topik Khusus pada Fili 2:1.
□ "dari hari pertama sampai sekarang ini" Ini berhubungan dengan Kis 16:12-40. Frasa ini cenderung mendefinisikan frasa sebelumnya sebagai merujuk pada partisipasi mereka dalam pelayanan Injil daripada sumbangan keuangan.
Fili 1:6 "aku yakin" Ini adalah sebuah ACTIVE PERFECT PARTICIPLE dari akar kata "membujuk," yang berarti "saya telah dan terus merasa pasti"
□ "Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu" Ini merupakan sebuah AORIST MIDDLE (deponent) PARTICIPLE. Allah (Theos) tidak ada dalam naskah tetapi Ia diasumsikan ada (lih. Rom 8:11; Gal 1:6,15 dan 1Tes 5:24). M IDDLE VOICEnya menekankan partisipasi dari subyek dalam tindakan dari KATA KERJA tersebut. Namun demikian, bentuknya adalah deponent, yang berarti bahwa istilah ini tidak memiliki bentuk aktif di zaman Paulus, oleh karena itu, MIDDLEnyadapat berfungsi sebagai ACTIVE VOICE. Harus ada keseimbangan teologis antara kasih yang dimulai Allah dan tanggapan iman awal dan berkelanjutan dari manusia. Ini bisa menunjuk pada
- 1. awal dari gereja
- 2. awal dari partisipasi mereka dalam Injil
- 3. awal dari keselamatan pribadi mereka
- NASB "akan menyempurnakannya"
- NKJV "akan melengkapinya"
- NRSV "akan menjadikannya lengkap"
- TEV "akan meneruskannya sampai pada akhirnya"
- NJB "akan terus melengkapinya"
Ini adalah sebuah FUTURE ACTIVE INDICATIVE, yang dapat merujuk pada kepastian peristiwa. Orang percaya hidup dalam ketegangan antara "yang sudah" dan "yang belum" dari Kerajaan Allah. Manfaat penuh dan lengkap dari Kerajaan bersifat masa depan, sementara kewarganegaraan dan status bersifat kini. Orang percaya hidup dalam ketumpang tindihan dari dua jaman Yahudi. Zaman baru telah tiba (Betlehem-Pentakosta), tetapi zaman lama masih ada (sifat kejatuhan baik dalam penciptaan fisik dan dalam kemanusiaan yang jatuh).
□ "hari Kristus Yesus " Rujukan pada Kedatangan Kedua merupakan suatu elemen yang lazim dari kata-kata pembukaan Paulus dalam surat-suratnya (lih. 1Kor 1:7,8; 2Kor 1:10; Kol 1:5; 1Tes 1:10 dan 2Tes 1:4 dst). Peristiwa eskatologis ini muncul dalam Fili 1:6,10; 2:16 juga.
Penekanan eskatologis akan suatu hari istimewa yang akan datang ketika manusia akan bertemu dengan Yesus (sebagai Juruselamat atau Hakim) disebut dengan beberapa sebutan di tulisan-tulisan Paulus:
- 1. "Hari Tuhan kita Yesus Kristus" (lih. 1Kor 1:8)
- 2. "Hari Tuhan" (lih. 1Kor 5:5; 1Tes 5:2; 2Tes 2:2)
- 3. "Hari Tuhan Yesus" (lih. 1Kor 5:5; 2Kor 1:14)
- 4. "Hari Yesus Kristus" (lih. Fili 1:6)
- 5. "Pada hari Kristus" (lih. Fili 1:10; 2:16)
- 6. "Hari-Nya (Anak Manusia)" (lih. Luk 17:24)
- 7. "Hari Anak Manusia dinyatakan" (lih. Luk 17:30)
- 8. "Penyataan dari Tuhan kita Yesus Kristus" (lih. 1Kor 1:7)
- 9. "Ketika Tuhan Yesus akan dinyatakan dari surga" (lih. 2Tes 1:7)
- 10. "Di hadirat Tuhan Yesus pada kedatangan-Nya" (lih. 1Tes 2:19)
Dalam PL penulis melihat dua zaman, zaman jahat dan zaman kebenaran yang akan datang, zaman Roh (lihat Topik Khusus pada Ef 1:21). Allah akan bercampur tangan dalam sejarah melalui Mesias-Nya untuk mendirikan zaman baru ini. Peristiwa ini dikenal sebagai hari TUHAN. Perhatikan bahwa para penulis PB menujukan hal ini kepada Kristus. Kedatangan pertamanya, yaitu Inkarnasi, dinubuatkan dalam banyak naskah-naskah PL. Orang Yahudi tidak mengharapkan seorang yang Illahi, melainkan hanya campur tangan Illahi. Kedua kedatangan dari Mesias, satu sebagai Hamba yang Menderita dan Juruselamat, dan satu sebagai Hakim dan Tuhan, tidaklah jelas bagi orang-orang PL.
□ "Ia, yang memulai… sampai pada akhirnya" Baik istilah "mulai" dan "akhir" adalah istilah teknis untuk awal dan akhir dari pengorbanan (lih. Rom 12:1-2).
- NASB NKJV "kamu ada di dalam hatiku"
- NRSV "kamu memegangku dalam hatimu"
- TEV "kamu selalu ada di hatiku"
- NJB "kamu memiliki tempat di hatiku"
Frasa Yunani ini bersifat rancu. Hal ini dapat merujuk pada kasih Paulus kepada mereka (NASB, NKJV, TEV, NKJV) atau kasih mereka kepada Paulus (NRSV). Lihat Topik Khusus: Hati di Kol 2:2.
- NASB, NKJV, NRSV "pertahanan dan konfirmasi dari berita injil"
- TEV "membela Injil dan meneguhkannya dengan kuat"
- NJB "membela dan meneguhkan Berita Injil"
Ini adalah istilah teknis untuk "pembelaan hukum." Istilah pertama adalah apologia (lih. Kis 22:1; 25:16; 2Tim 4:16), istilah kedua adalah bebaiōsis, (lih. Ibr 6:16 dan James Moulton dan George Milligan, Kosakata dari Perjanjian Yunani yang Dilukiskan dari Papirus dan Sumbe-sumberr Non-sastra yang Lain, hal 108, yang mengatakan bahwa ini digunakan "untuk menjamin secara hukum"). Ini bisa merujuk pada penampilan Paulus dihadapan (1) Nero atau pemimpin pemerintahan lain atau (2) pemberitaan Injil olehnya.
□ "karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku" Ini adalah istilah majemuk dengan "syn" dan "koinōnia." Ini menunjukkan perasaan persatuan Paulus dengan orang-orang percaya ini. Buku ini memiliki jumlah yang tidak biasa dari majemuk dengan "syn," yang berarti "partisipasi bersama dengan":
- 1. Fili 1:7; 4:14 syn + persekutuan (koinōnia)
- 2. Fili 1:27 syn + kerjasama
- 3. Fili 2:2 syn + jiwa atau pikiran
- 4. Fili 2:17-18 syn + bersukacita
- 5. Fili 2:25; 4:3 syn + pekerja
- 6. Fili 2:25 syn + tentara
- 7. Fili 3:10 syn + bentuk
- 8. Fili 3:17 syn + inisiator
- 9. Fili 4:3 syn + buruh (atau nama yang tepat)
Berbagai bentuk dari kata untuk "persekutuan dengan" (koinōnia) sering muncul juga (lih. Fili 1:5,7; 2:1; 3:10; 4:14,16). Paulus merasa satu dengan gereja dalam jiwa dan pelayanan.
Fili 1:8 "Sebab Allah adalah saksiku" Paulus membuat sumpah. Ini adalah teknik umum untuk menyatakan kebenaran-Nya (lih. Rom 1:9; 2Kor 1:23; 1Tes 2:5,10).
□ "betapa aku… merindukan kamu sekalian." Paulus menggunakan istilah ini untuk menggambarkan keinginannya yang kuat untuk bersama denga teman-teman ini (lih. Fili 4:1; Rom 1:11; 1Tes 3:6; 2Tim 1:4).
□ "dengan kasih mesra Kristus Yesus" KJV menterjemahkan frasa ini sebagai "di perut Kristus." Ini kemungkinan terkait dengan pengorbanan organ dalam bagian bawah PL (yang orang dimakan oleh orang Kanaan) di atas mezbah pengorbanan di Kemah Suci (lih. Kel 29:13; Im 3:3-4,10,15; 4:8-9; 7:3-4; 8:16,25; 9:10,16). Orang- orang kuno meletakkan emosi di organ dalam bagian bawah atau perut (lih. Yes 63:15; Yer 4:19). Bagi Paulus ini berhubungan dengan kasih (lih. Fili 2:1; 2Kor 6:12; 7:15; Fili 1:8,21; Kol 3:12; Fil 7,12,20).
Fili 1:9-11 Ayat Fili 1:9-11 adalah doa Paulus atas nama gereja ini. Ayat-ayat ini berfokus pada gaya hidup seperti Kristus dari orang yang beriman, sedangkan ayat Fili 1:3-8 berfokus pada posisi mereka dalam Kristus. Ini menggabungkan dua aspek keselamatan: posisi kita dalam Kristus (pembenaran forensik dan penyucian posisional) dan kepemilikan kita atas posisi tersebut dalam keserupaan dengan Kristus (pengudusan progresif). Ayat Fili 1:9-11 adalah salah satu kalimat dalam bahasa Yunani.
Lihat topik khusus KETEKUNAN
Fili 1:9 "semoga kasihmu makin melimpah" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE yang menekankan doanya bahwa kasih mereka akan terus berkembang (lih. 1Tes 3:12). Kasih adalah bukti dan tanda seorang percaya sejati (lih. 1Kor 13; 1Yoh 4:7-20). Lihat Topik Khusus: berlimpah (Perisseuō) di Ef 1:8.
- NASB "pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,"
- NKJV "pengetahuan dan dalam segala macam pengertian"
- NRSV "pengetahuan dan wawasan penuh"
- TEV "pengetahuan yang benar dan penghakiman yang sempurna"
- NJB "pengetahuan dan pemahaman yang lengkap"
Kedua permintaan ini melibatkan wawasan rohani penuh yang memimpin kepada keserupaan dengan Kristus (lih. Kol 1:9). Yang pertama, epignōskō, biasanya digunakan dalam PB untuk pengetahuan yang dibutuhkan untuk keselamatan (baik berita yang benar untuk dipercaya dan orang untuk disambut). Yang kedua (aisthēsis) adalah pilihan gaya hidup yang lebih berorientasi dan menekankan praktek (lih. Fili 2:15). Kedewasaan Kristen melibatkan seluruh tiga unsur:
- 1. doktrin yang benar (lih. 1Yoh 4:1-6)
- 2. hubungan pribadi (lih. Yoh 1:12; 3:16)
- 3. gaya hidup saleh (lih. 1Yoh 1:7; 2:6)
Ini juga membutuhkan ketekunan (lih. Mat 10:22; 24:11-13; Gal 6:9; Wahy 2:7,11,17,26; 3:5,12,21; 21:7).
Fili 1:10 "sehingga kamu dapat memilih" Ini adalah sebuah istilah metalurgis (dokimazaō). Ini digunakan untuk menguji keaslian koin atau logam mulia. Istilah ini bisa memiliki konotasi "menguji dengan pandangan menuju persetujuan" (lih. Rom 2:18; 1Kor 16:3; 1Tes 2:4). Lihat Topik Khusus: Istilah Yunani untuk Ujian dan konotasi- konotasinya pada Fili 2:22.
- NASB, NKJV "apa yang baik"
- NRSV, TEV "apa yang terbaik"
- NJB "pemahaman benar"
Secara harfiah ini adalah "hal yang diperhitungkan sebagai benar." Frase yang sama ini ada dalam Rom 2:18.
- NASB, NKJV "suci"
- NRSV "murni"
- TEV "bebas dari kenajisan"
- NJB "tidak bersalah"
Ini adalah istilah majemuk dari "sinar matahari" (eilē) dan "hakim" (krinō). Secara harfiah ini berarti "diuji dalam terang." Ini bisa memiliki perluasan metafora yaitu tidak dicampur dan, karenanya, (1) tulus (lih. 1Kor 5:8; 2Kor 2:17; 2Pet 3:1) atau (2) " murni secara moral" (lih. 2Kor 1:12).
- NASB, NRSV "tidak bercacat"
- NKJV "tanpa pelanggaran"
- TEV "bebas dari. . . disalahkan "
- NJB "bebas dari jejak rasa bersalah"
Ini secara harfiah adalah, "tanpa pelanggaran" atau "tidak menyebabkan orang lain tersandung" (mirip dengan 2Kor 8:16). Istilah ini berarti hidup tanpa kesalahan (lih. Kis 24:16; 1Kor 10:32).
Konsep menyalahkan menunjuk pada rasa bersalah PL (lih. Kej 44:10; Yos 2:17; Hak 15:3). Perasan bersalah ini disebut beberapa kali dalam Filipi (lih. Fili 2:15; 3:6). Orang-orang percaya bertanggung jawab untuk saudara- saudara mereka dalam Kristus serta menjadi saksi positif (gaya hidup dan lisan) untuk orang-orang kafir (lih. 1Tim 3:2,7).
"menjelang hari Kristus" Lihat Topik Khusus: IStilah-istilah PB untuk Kembalinya Kristus pada Kol 3:4.
Fili 1:11 "penuh" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Konsep "mengisi" ini berhubungan dengan kuasa Allah, yaitu Roh (lih. Ef 5:18). Ia menghasilkan keserupaan dengan Kristus pada mereka yang percaya dan bekerjasama dengan-Nya, yang merupakan tujuan dari keselamatan (lih. Rom 8:28-29; 2Kor 3:18; Gal 4:19).
- NASB "buah kebenaran"
- NKJV "buah-buah kebenaran"
- NRSV "panen kebenaran"
- TEV "kualitas yang benar-benar baik"
- NJB "buah-buah kejujuran"
Perhatikan istilah "buah" adalah TUNGGAL, seperti di Gal 5:22, di mana buah Roh adalah kasih. Di sini buahnya adalah kebenaran. Kata "kebenaran" dalam tulisan Paulus biasanya menunjuk pada status hukum orang percaya (pembenaran posisional dan penyucian, lihat Topik Khusus: Pengkudusan di Ef 1:1) di hadapan Allah (lih. Rom 4; 5; 6; 7; 8). Namun demikian, di sini, hal ini menyiratkan tindakan praktis hasil dari keselamatan di dalam (pengudusan progresif, lih ay. Fili 1:10; Yak 3:18). Lihat Topik Khusus: Kebenaran di Ef 4:24.
□ "untuk memuliakan dan memuji Allah" (lih. Mat 5:16; Ef 1:6,12,14). Kehidupan orang percaya perlu membawa kemuliaan bagi Tuhan! Pembenaran harus menghasilkan pengudusan. Tidak ada buah, tidak ada akar! Kristus menyelamatkan kita dan sekaligus memulihkan gambar Allah dalam manusia yang jatuh. Orang percaya harus menunjukkan karakteristik keluarga Allah! Lihat catatan pada "kemuliaan" di Ef 1:6.
Utley: Flp 1:12-18 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:12-1812 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan k...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:12-18
12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, 13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. 14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. 15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. 16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, 17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. 18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
Fili 1:12 "Aku menghendaki" Ini menyiratkan bahwa gereja telah menanyakan pada Paulus beberapa pertanyaan (seperti Korintus, lih. 1Kor 7:1,25; 8:1; 12:1; 16:1) melalui Epafroditus yang telah membawa persembahan keuangan kepadanya sementara ia berada di dalam penjara (lih. Fili 2:25).
□ "apa yang terjadi atasku" Ini merujuk pada penangkapan, pemenjaraan, dan pengadilan Paulus. Nabi Agabus menubuatkan penangkapan dan pemenjaraan Paulus dalam Kis 21:10 dst. Kenyataan bahwa Paulus akan berbicara di hadapan raja-raja kafir ini terungkap kepada Ananias dalam Kis 9:15. Tuhan sungguh mencapai tujuan yang dinyatakan-Nya bagi pelayanan Paulus, tetapi dengan cara yang rupanya tidak diramalkan oleh Paulus. Kebenaran yang sama ini terbukti dalam kehidupan orang percaya. Mereka tidak dikendalikan oleh keberuntungan, kebetulan, atau nasib. Allah menggunakan hal-hal yang bahkan tampaknya menghina dan negatif dalam cara yang luar biasa untuk kehormatan dan kemuliaan-Nya (lih. ay. Fili 1:20; Rom 8:28-29).
□ "justru telah menyebabkan kemajuan Injil" Istilah "kemajuan" ini digunakan lagi dalam ay. Fili 1:25 dan dalam 1Tim 4:15. Ini memiliki dua latar belakang etimologis utama yang mungkin berhubungan dengan penggunaan istilah tersebut oleh Paulus:
- 1. ini adalah istilah militer untuk kemajuan pasukan melalui medan kasar dengan cara penyingkiran hambatan oleh para pengintai di muka
- 2. ini digunakan oleh para filsuf Yunani (Stoa) sebagai semboyan bagi jalan kepada kebijaksanaan yang sulit Meskipun Injil berkembang, namun kadang-kadang sulit. Menarik untuk dicatat bahwa kemajuan yang disebutkan ini dijelaskan
- NASB "pengawal pretorium"
- NKJV "pengawal istana"
- NRSV "pengawal kekaisaran"
- TEV "pengawal seluruh istana"
- NJB "seluruh istana"
Terjemahan KJV, NKJV, dan TEV memiliki kata "istana," yang sangat mungkin karena kata tersebut digunakan dengan cara ini dalam Kis 23:35.
Dalam konteks ini menunjuk pada suatu satuan keprajuritan, bukan suatu tempat, karena penggunaan frasa, "dan semua orang lain," yang tampaknya menunjuk pada orang-orang. Identitas yang tepat dari orang-orang ini tidak pasti, namun mereka mungkin adalah para pelayan kekaisaran, penasihat hukum, atau pejabat pengadilan yang terlibat dalam siding(-sidang) hukum Paulus.
Lihat topik khusus PENGAWAL PRAETORIUM (ISTANA
Fili 1:14 Ungkapan Yunani "di dalam Tuhan" bisa disebut bersama dengan "saudara-saudara" atau dengan istilah "lebih berani" yang menyatakan dasar bagi keyakinan para pengkhotbah lainnya dalam melihat bagaimana Paulus menghadapi pemenjaraan. Sangatlah penting untuk dicatat bahwa tindak-tanduk, sikap dan tindakan seseorang
selama masa berbeban berat dan tekanan sering merupakan sumber dorongan besar bagi orang Kristen lain (lih. Ayub, Yeremia, Paulus).
□ "berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut" Ungkapan "firman Allah" memiliki beberapa variasi naskah Yunani. Manuskrip kuno berhuruf besar Yunani, א, A, B, dan P memiliki frasa GENITIVE "firman Allah." Namun, dalam P46, DC, dan K, frase GENITIVE-nyadihilangkan. UBS4 memberikan penghilangan ini peringkat "B" (hampir pasti). Seperti halnya sebagian besar variasi naskah, mereka hanya sangat sedikit mempengaruhi arti dari bagian ini.
Fili 1:15 Identitas ini para pengkhotbah Kristen yang cemburu ini (lih. ay. 15,17,18) telah menyebabkan perdebatan besar di antara para komentator. Sepertinya jelas dari ay. 11-18 bahwa mereka benar-benar mengkhotbahkan Yesus, tapi dari motif yang buruk, terutama tidak ditujukan kepada Yesus dan pesan Injilnya tetapi terhadap Paulus pada khususnya. Beberapa orang telah menegaskan bahwa ini adalah para pemimpin umat Kristen yang mapan (Yahudi dan bukan Yahudi) yang dikalahkan oleh kecerdasan dan hadirat roh dari Paulus pada kedatangannya ke Roma. Mungkin mereka adalah kaum Yudais seperti di Galatia, tetapi yang kurang kuat tekanannya. Namun demikian, karena kata-kata tajam Paulus dalam kitab Galatia (Fili 3:2 dst), tidaklah mungkin bahwa naskah ini merujuk kepada guru-guru palsu. Di sini mereka ini hanyalah para pengkhotbah dengan motif buruk. Ini terdengar seperti zaman kita-kecemburuan, persaingan, dan keberpihakan sering menjadi ciri gereja Yesus Kristus, bukannya kasih dan penerimaan yang dituntut dalam 1Kor 13; Rom 14; Gal 5:26.
- NASB NKJV "aku ditunjuk"
- NRSV "aku ada di sini untuk"
- TEV "Allah telah memberiku pekerjaan"
- NJB "aku tetap teguh"
Istilah "ditunjuk" (keimai) adalah sebuah istilah militer untuk seorang tentara dalam pengawasan. Hal ini digunakan secara metafora ntuk seseorang yang ditunjuk untuk suatu tugas (lih. Luk 2:34). Pemenjaraan dan pengadilan Paulus di Roma bukanlah suatu kecelakaan, tetapi rencana yang telah ditetapkan Allah (lih. Kis 9:15). Kehidupan Yesus juga "ditunjuk" (lih. Luk 22:22, Kis 2:23; 3:18; 4:28). Sangatlah membantu untuk melihat hidup kita dalam pandangan dunia teologis yang sama ini!
□ "membela Injil" ini adalah istilah Yunani yang sama (apologia) dengan yang digunakan dalam Fili 1:7. Dari kata inilah kita mendapatkan kata bahasa Inggris "apology (=maaf)" yang berarti "suatu pembelaan hukum." Frasa ini akan menyiratkan pengadilan pemerintah (lih. Kis 22:1), tetapi juga bisa merujuk pada pemberitaan di rumah ibadat Yahudi.
Fili 1:16-17 Sangatlah menarik untuk dicatat bahwa dalam Textus Receptus frasa dalam ay. 16,17 dibalik dalam upaya untuk mencocokkannya dengan urutan dari ayat Fili 1:15. Variasi naskah Yunani ini (seperti begitu banyak variasi lain) tidak mempengaruhi arti dari bagian ini.
Fili 1:17 "karena kepentingan sendiri" Istilah ini aslinya berarti "memutar wol untuk disewa," tapi bisa digunakan dalam pengertian sebuah keangkuhan aristokratis terhadap mereka yang harus bekerja untuk hidup. Kata ini bisa digunakan secara metafora untuk suatu ambisi egois. Kebesaran hati Paulus bisa dilihat (ayat Fili 1:18) dalam kenyataan bahwa ia bersukacita bahwa Kristus sedang dikhotbahkan bahkan jika si pengkhotbahnya memiliki motif yang buruk sekalipun. Kuasa itu ada di dalam Firman, bukan dalam si pengkhotbah!
Fili 1:18 Paulus memahami bahwa berita Injil mengatasi persaingan pribadi. Ayat ini memiliki implikasi yang luar biasa bagi perpecahan denominasi yang ditemukan dalam Gereja sekarang dan bagaimana orang percaya berhubungan dengan hal ini secara pribadi dan secara teologis (lih. Rom 14 dan 1Kor 8; 9; 10).
□ "degan jujur" Lihat Topik Khusus: Kebenaran dalam Tulisan-tulisan Paulus di Ef 1:13.
Utley: Flp 1:19-26 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:19-2619 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. ...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:19-26
19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. 20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. 21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. 23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus — itu memang jauh lebih baik; 24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. 25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, 26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.
Fili 1:19 "keselamatanku" Secara harfiah istilah ini (sōtēria) berarti "Keselamatan." Paulus paling sering menggunakannya untuk membicarakan tentang keselamatan rohani di dalam Kristus. (Beberapa Contoh: Rom 1:16; 11:14; 1Kor 1:21; 7:6, 1Tim 4:16; 2Tim 2:10; 3:15; 4:18; Tit 3:5) Namun demikian, di sini digunakan dalam pengertian PLnya yaitu pembebasan fisik (cf. 2Tim 4:18; Yak 5:15). Ini sering digunakan dalam konteks yang berhubungan dengan pengadilan (lih. Mr 13:11, Luk 12:11-12). Ini bahkan mungkin merupakan singgungan terhadap Ayub 13:16 dalam Septuaginta (LXX), di mana Ayub akhirnya dibenarkan oleh Allah (lih. Ayub 42).
Paulus merasa ia akan dibebaskan (lih. KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL dari ay. Fili 1:22). Sepertiya Kolose dan Efesus ditulis di awal pemenjaraan Paulus Roma dan Filipi ditulis saat menjelang akhir. Paulus dibebaskan dan melakukan perjalanan penginjilannya yang keempat yang dijelaskan dalam Surat-surat Pastoral (1 Timotius, 2 Timotius dan Titus). Namun kemudian tampaknya ditahan kembali dan dipenggal sebelum Nero bunuh diri di tahun 68 M.
Keyakinan Paulus didasarkan atas dua elemen: (1) doa-doa dari orang Kristen di Filipi (2) kuasa Roh Allah. Sangat menarik untuk dicatat berapa sering Paulus memohon doa dari Gereja-gereja (lih. Rom 15:30, 2Kor 1:11; Ef 6:18-19; Kol 4:3, 1Tes 5:25). Ada suatu misteri tentang Doa syafaat; Allah telah membatasi diriNya kepada doa-doa anak-anak-Nya ini (lih. Mat 7:7-11; 18:19; 21:22, Luk 11:9-13, Yoh 14:13-14; 15:7,16; 16:23-24, 1Yoh 3:22; 5:14-15. Entah bagaimana, doa syafaat yang tulus, persisten melepaskan kuasa Roh dalam cara yang paling tidak biasa, "kita tidak mendapatkan karena kita tidak meminta" (lih. Yak 4:2).
- NASB "penyediaan"
- NKJV "pasokan"
- NRSV, TEV "pertolongan"
- NJB "dukungan"
Istilah ini awalnya digunakan untuk seorang pendukung kaya yang melengkapi sebuah paduan suara. Kata ini bisa digunakan secara metafora untuk kecukupan penyediaan dan kelimpahan yang lengkap.
□ "Roh Yesus Kristus" Cukup sering Roh Kudus digambarkan dalam hubungan-Nya dengan Yesus (lih. Rom 8:9; 1Kor 15:45; 2Kor 3:18; Gal 4:6, dan 1Pet 1:11). Gelar dari G. Campbell Morgan untuk Roh adalah "Yesus yang lain"! Ini benar-benar sejalan dengan tujuan Roh yang ditemukan dalam Yoh 16:7-15. Pelayanan utama Roh Kudus adalah untuk membawa manusia ke tempat keyakinan, untuk mengungkapkan kepada mereka Injil yang ditemukan dalam pribadi dan karya Yesus Kristus, untuk membaptis mereka ke dalam Kristus, dan kemudian untuk membentuk Kristus di dalam mereka.
Penghubungan Yesus dan Roh oleh Paulus adalah untuk menunjukkan bahwa Zaman Baru telah datang. Yaitu "zaman Roh." Roh membawa Zaman Baru kebenaran. Namun Zaman Baru ini juga bersifat keMesianan. Yesus adalah mekanisme Bapa untuk meresmikan Zaman Baru Roh. Lihat Topik Khusus: Yesus dan Roh di Kol 1:26 dan Kepribadian Roh di Ef 1:14.
Fili 1:20 "yang sangat kurindukan dan kuharapkan" Istilah ini mungkin telah diciptakan oleh Paulus. Istilah ini juga digunakan dalam Rom 8:19. Ini adalah metafora dari seseorang dengan leher yang terulur yang mencari sesuatu atau seseorang dengan penuh perhatian.
- NASB "bahwa aku tidak akan dipermalukan dalam apa pun"
- NKJV "bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu"
- NRSV "bahwa aku tidak akan dipermalukan dengan cara apapun"
- TEV "bahwa aku tidak akan pernah gagal dalam tugasku"
- NJB "bahwa aku tidak akan pernah harus mengaku kalah"
Ini menunjuk pada rasa tanggung jawab Paulus dalam tugasnya yang telah ditugaskan tetapi mengakui kesulitan dan godaannya (lih. I Kor 4:1-29; 9:27).
- NASB, NKJV, NRSV "keberanian"
- TEV "penuh keberanian"
- NJB "keberanian lengkap"
Kata Yunani ini memiliki arti dasar "keberanian untuk berbicara" (1) di hadirat seorang atasan (Tuhan, hakim, raja, dll) atau (2) dalam situasi tegang (lih. Kis 4:13,29,31; Ef 3:12; 1Tim 3:13; Ibr 10:9; 1Yoh 4:17). Ini adalah doa berulang Paulus (lih. Ef 6:19; Kol 4:3). Lihat Topik Khusus: Keberanian (Parrhēsia) di Kol 2:15.
- NASB "bahkan sekarang seperti biasa, Kristus akan ditinggikan dalam tubuhku"
- NKJV "seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku,"
- NRSV "Kristus akan ditinggikan sekarang seperti biasa di dalam tubuhku"
- TEV "dengan sepenuh diriku aku akan membawa kehormatan kepada Kristus"
- NJB "sehingga sekarang, seperti biasa, Kristus akan dimuliakan di dalam tubuhku"
Ini adalah sebuah KATA KERJA FUTURE PASSIVE yang menunjukkan bahwa Paulus bukanlah aktor atau bahan utama dalam hal Allah dihormati, tetapi bahwa Kristus akan dimuliakan melalui Paulus melalui doa-doa dari saudara-saudara dan kuasa Roh Kudus (ay. Fili 1:19). Adalah signifikan bahwa Paulus menutup frasa ini dengan istilah Yunani untuk "tubuh." Orang percaya akan menghormati Allah dengan tubuh mereka (lih. 1Kor 6:20) atau mereka tidak akan menghormati Dia sama sekali! Bagi orang Yunani tubuh itu jahat. Bagi Paulus tubuh itu netral secara moral tapi telah dan masih merupakan medan pertempuran dari godaan dan tempat untuk menghormati dan memuliakan Kristus.
□ "baik oleh hidupku, maupun oleh matiku" Orang-orang percaya harus meninggikan Kristus, beberapa dengan kematian mereka dan beberapa dengan kehidupan kesetiaan mereka (lih. Rom 14:8; 2Kor 5:1-10; 1Tes 5:20; Wahy 13:14).
Fili 1:21 "bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" "Hidup" adalah sebuah PRESENT ACTIVE INFINITIVE, sementara "mati" adalah AORIST ACTIVE INFINITIVE. Ini berarti bahwa tindakan untuk terus hidup adalah Kristus (Rom 12:1-2). Ini adalah frasa yang sulit dipahami, tetapi ketika kita melihat tulisan-tulisan Paulus yang lain, kita melihat bahwa ini berarti bahwa orang percaya telah mati bagi dosa, mati untuk diri sendiri, dan mati bagi hukum Taurat, tetapi hidup bagi Allah untuk pelayanan (lih. Rom 6:1-11; Kol 3:4; Gal 2:20; 5:24; 6:14). Namun demikian, dalam konteks ini, kata ini secara pasti menunjuk pada kematian fisik. Paulus sedang diadili untuk mempertahankan hidupnya, namun hidupnya sebenarnya telah diambil, dibawa oleh Kristus!
□ "mati adalah keuntungan" Bagi Paulus, kematian berarti persekutuan sempurna dengan Allah (lih. ay. Fili 1:23). Ini tidak berarti bahwa Paulus benar-benar tidak peduli tentang kematian. Ia membahas ketakutan dan perlindungan dalam 2Kor 5:1-10. Ada unsur ketakutan dalam kematian bagi kita semua, tetapi Injil memungkinkan orang percaya untuk dengan berani menghadapi kematian fisik dan Allah yang suci. Namun demikian, kita harus mengerti, bahwa kata "keuntungan" disini tidak berarti keuntungan pribadi bagi Paulus, tetapi keuntungan untuk Injil (lih. ay. Fili 1:12).
Fili 1:22 "jika" Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL.
□ "di dunia ini (di dalam daging)" Lihat Topik Khusus pada Kol 1:22.
□ "itu berarti bagiku bekerja memberi buah" Ini telah ditafsirkan dalam dua cara: (1) beberapa melihatnya sebagai hasil dan puncak dari karyanya yang sudah dimulai (2) orang lain melihatnya sebagai keinginannya untuk pekerjaan yang baru. Ada banyak bukti dalam Gereja mula-mula bahwa Paulus dibebaskan dari penjara dan memiliki beberapa bulan aktivitas penginjilan sebelum ia kembali ditahan dan dipenggal sebelum tahun 68 M, yang merupakan tahun di mana Nero bunuh diri.
Bukti pembebasannya adalah sebagai berikut:
- 1. penggunaan istilah "pembebasan" dalam ay. Fili 1:19
- 2. KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL dalam ay. Fili 1:22
- 3. Surat-surat Pastoral tidak sesuai dengan kronologi Kisah Para Rasul
- 4. Klemens dari Roma, dalam surat pertamanya kepada jemaat Korintus (tahun 95 M), terutama dalam bab 5, menyatakan bahwa Paulus dibebaskan dari penjara dan pergi ke batas-batas barat
- 5. dinyatakan dalam pengantar untuk surat-surat Paulus dalam Fragmen Muratori
- 6. dinyatakan dalam karya Eusebius Sejarah Gereja, Fili 2:22
- 7. dinyatakan dalam khotbah-khotbah dari Krisostomus, yang menyebutkan kegiatannya di kemudian hari
□ "mana yang harus kupilih, aku tidak tahu" Istilah ini biasanya berarti "mendeklarasikan." Paulus tidak benar-benar memiliki pilihan tentang hidup atau matinya, tapi ia menegaskan bahwa Allah mempunyai pilihan tersebut. Namun demikian, ia berjuang secara mental di antara dua pilihan: (1) yang satu akan bermanfaat bagi dirinya, yaitu, kematian sebagai martir atau (2) pembebasannya akan bermanfaat bagi gereja karena ia akan memiliki lebih banyak waktu untuk berkhotbah, mengajar, dan mendorong.
Fili 1:23 "Aku didesak dari dua pihak" Istilah sunechō berarti "ditekan dengan erat atau diikat" (lih. Luk 12:50; 19:43) dan ini menunjukkan perjuangan pribadi yang intens yang dirasakan Paulus yang berhubungan dengan pilihan pelayanan-nya.
□ "aku ingin pergi" Istilah "keinginan" adalah sebuah istilah Yunani yang sangat kuat yang sering diterjemahkan sebagai "nafsu," tapi di sini digunakan dalam arti positif yaitu keinginan yang kuat.
Istilah "pergi" adalah sebuah kata Yunani yang sangat menarik yang merujuk pada sebuah kapal yang terlepas dari tambatan atau untuk kamp militer yang diturunkan dan dipindahkan (lih. 2Tim 4:6). Karena penggunaan Paulus akan istilah ini dalam 2Kor 5:1,11, mungkin ini menunjuk pada kematian fisiknya.
□ "bersama-sama dengan Kristus" Orang-orang Farisi selalu mengharapkan kebangkitan di akhir zaman, (lih. Ayub 14:14-15; 19:25-27; Dan 12:2). Hal ini terbukti dari banyak bagian dalam PB yang merujuk pada Kedatangan Kedua, Pengadilan dan kehidupan selanjutnya. Namun demikian, dalam bagian ini, suatu wawasan tambahan dimasukkan ke dalam konsep tradisional Yahudi Hades: ketika orang percaya mati, mereka tidak masuk dalam keadaan tidur yang tidak sadarkan diri atau turun ke tempat penampungan yang setengah sadar, melainkan hadir bersamadengan Tuhan (lih. Mr 12:26-27, Luk 16:19-31; 23:43; 2Kor 5:8). Ada banyak kerancuan alkitabiah di bidang ini. Alkitab sepertinya mengajarkan suatu keadaan tanpa tubuh yang setengah sadar (lih. 1Kor 15:51-52; 1Tes 4:13,17; Wahy 6:9; 20:4). Pada saat kematian orang percaya akan ada bersama-sama dengan Tuhan tetapi dalam persekutuan yang terbatas dan persekutuan ini tidak akan sepenuhnya disempurnakan sampai pada Hari Kebangkitan (lih. 1Yoh 3:2).
\\See id_TOPIKUTLEY 00133\\ KEMANA ORANG MATI PERGI?
□ "itu memang jauh lebih baik" Ini merupakan rangkaian dari tiga COMPARATIVES yang menunjukkan kegembiraan Paulus memikirkan berada bersama dengan Yesus.
Fili 1:25 Ini berarti bahwa Paulus berharap akan dibebaskan.
□ "supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman" Ayat Fili 1:25-26 membentuk satu kalimat dalam bahasa Yunani. Jika benar bahwa istilah "kemajuan" (lih. 1Tim 4:15) menyiratkan suatu perjalanan yang sulit, maka sangatlah penting bahwa istilah "sukacita", yang merupakan kekhasan buku ini, dikaitkan dengan kesulitan dari hidup keKristenan. Dari bagian-bagian PB yang lain menjadi jelaslah bahwa salah satu karakteristik unik dari orang Kristen adalah sukacita di tengah-tengah masalah fisik dan penganiayaan (lih. Mat 5:10-12; Rom 5:3; 8:18; 1Tes 5:16; Yak 1:2-4; 1Pet 4:12-16).
- NASB "kebanggaanmu yang dipercayakan padaku bisa melimpah dalam Kristus Yesus"
- NKJV "kegembiraanmu bagiku bisa lebih berlimpah di dalam Yesus Kristus"
- NRSV "bahwa aku dapat berbagi secara berlimpah dalam kemegahan dalam Kristus Yesus"
- TEV "sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu."
- NJB "sehingga kembali aku di antara kamu bisa meningkatkan sampai meluap kebanggaanmu di dalam Yesus Kristus karena aku"
Frasa ini memiliki dua kemungkinan tujuan: (1) Kristus atau (2) Paulus. Apakah mereka bersukacita dalam Kristus dan Injil atau dalam kembalinya Paulus dan pelayanan di antara mereka? Konteksnya lebih condong pada yang terakhir. Pelayanan Paulus akan memuliakan Kristus. Lihat Topik Khusus: Melimpah (Perisseuō) di Ef 1:8.
Ini adalah suatu komentari panduan belajar, yang artinya bahwa andalah yang bertanggung jawab terhadap penafsiran anda terhadap Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam pandangan yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Anda tidak boleh menyerahkan hal ini kepada komentator.
Pertanyaan-pertanyaan diskusi ini disediakan untuk membantu anda untuk berpikir secara menyeluruh mengenai hal-hal pokok dari bagian buku ini. Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat tantangan berpikir, bukan definitif.
- 1. Siapakah penilik jemaat dan diaken itu? Apa tanggung jawab mereka?
- 2. Mengapa gereja ini sangat istimewa bagi Paulus?
- 3. Mengapa ayat Fili 1:6 begitu penting? Bagaimana ini terkait dengan ayat Fili 1:5,10?
- 4. Daftar hal-hal yang Paulus doakan bagi gereja ini.
- 5. Bagaimana pemenjaraan Paulus bisa lebih memajukan Injil?
- 6. Apakah identitas para pengkhotbah Kristen yang berkhotbah karena cemburu, persaingan dan keberpihakan?
- 7. Mengapa ayat Fili 1:18 begitu signifikan dalam bagaimana kita memperlakukan denominasionalisme saat ini?
- 8. Mengapa Roh Kudus disebut Roh Yesus Kristus? Apa arti dari pertukaran ini?
- 9. Apa yang Paulus maksudkan dengan "hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan"? Bagaimana hal ini berlaku bagi pandangan dunia Kristen sehari-hari Anda?
- 10. Apa yang terjadi pada orang Kristen pada saat kematian?
- 11. Bagaimana masalah dan sukacita berkaitan dengan pengalaman Kristen?
Utley: Flp 1:27-30 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:27-3027 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila ak...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 1:27-30
27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, 28 dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. 29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, 30 dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.
Fili 1:27 "Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus" Ayat Fili 1:27-30 membentuk satu kalimat yang diperpanjang dalam naskah Yunani. Ini adalah PRESENT MIDDLE (deponent) IMPERATIVE dari akar kata Yunani untuk kota (polis lih. Fili 3:20; Kis 23:1; Ef 2:19). Ini bisa diterjemahkan "kamu harus terus hidup sebagai warga negara" (lih. Fili 3:20). Hal ini tercermin dalam beberapa terjemahan Inggris:
- 1. The Berkeley Version of the New Testament (Gerrit Verkuyl)
- 2. The New Testament: An American Translation (Edgar J. Goodspeed)
- 3. The Emphasized New Testament: A New Translation (J. B. Rotherham)
Ini akan mencerminkan latar belakang sejarah dari Filipi sebagai sebuah jajahan Romawi. Hal ini juga berarti secara teologis bahwa orang percaya dalah warga dari dua dunia dan memiliki kewajiban di keduanya. Metafora lazim Paulus untuk kehidupan Kristen adalah kata "berjalan." Orang-orang Kristen mula-mula pertamanya disebut "Jalan" (lih. Kis 9:2; 18:25-26; 19:9,23; 22:4; 24:14,22). Orang percaya harus hidup secara layak (lih. Ef 4:1,17; 5:2,15; Kol 1:10; 1Tes 2:12).
□ "supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang" Kebenaran yang sama tentang perlunya konsistensi dalam kehidupan Kristen kita ini dapat ditemukan dalam Fili 2:12 dan di Ef 6:6 yaitu saat Paulus mengingatkan budak Kristen untuk harus rajin ketika mereka sedang diawasi oleh tuan mereka atau tidak. Allah selalu hadir!
□ "bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Paulus sering menggunakan frasa "berdiri teguh" dalam satu dari dua pengertian: (1) posisi kita dalam Kristus (lih. Rom 5:2; 1Kor 15:1) Atau (2) keperluan kita untuk mempertahankan keserupaan dengan Kristus (lih. Fili 4:1; 1Kor 15:1; 16:13; Gal 5:1; Ef 6:11,13,14; 1Tes 3:8; 2Tes 2:15). Ini adalah panggilan kepada persatuan gereja (lih. Kis 4:32; Ef 4:1-6).
Konsep "satu roh" telah sangat diperdebatkan. Hal ini dapat merujuk pada roh manusia yang ditebus atau kepada Roh Kudus. Konteks ini, serta Fili 2:1, menggabungkan kedua aspek ini. Perhatikan orang percaya harus berdiri dalam satu roh, satu pikiran (psuchē). Persatuan sangatlah penting (lih. Ef 4:1-6).
□ "sehati sejiwa berjuang" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Majemuk syn ini bisa merupakan (1) istilah atletik untuk partisipasi tim dalam permainan Yunani atau (2) istilah militer. Kita mendapatkan istilah "atlet" dari kata Yunani ini (lih. Fili 4:3; 2Tim 2:5). Kehidupan Kristen sebagai pertempuran rohani dibahas dalam Ef 4:14; 6:10-20.
Perhatikan terjemahan NJB "memerangi, sebagai sebuah tim dengan tujuan tunggal, bagi iman."
□ "untuk iman yang timbul dari Berita Injil" Di sini terdapat DEFINITE ARTICLE yang membuatnya tidak sekedar "Iman." Konteksnya menuntut digunakannya hal ini dalam pengertian kebenaran Kristen (lih. Ef 4:5; I Tim 4:20; 2Tim 1:14 dan Yud 1:3,20).
Orang percaya banyak menanyakan apa yang tidak dibahas oleh Alkitab (proses tepatnya dari penciptaan, asal- usul Setan, asal malaikat, wujud yang tepat dari surga dan neraka, dll). Segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan dan kehidupan Kristen yang efektif telah terungkap. Keingintahuan yang Kudus tidak seharusnya menuntut lebih dari apa yang telah diberikan (wahyu).
Fili 1:28 "tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE yang digunakan untuk menggambarkan jejak binatang (lih. Kis 18:9,10; 1Kor 2:3). Lawan ini bisa jadi
- 1. Orang Yahudi lokal, meskipun tidak ada rumah ibadat disebutkan di Filipi
- 2. Lawan-lawan Orang Yahudi yang berkeliling, seperti dalam Kis 17:13, atau seperti kaum Yudais dari gereja-gereja Galatia (lih. Fili 3:2-6)
- 3. orang-orang kafir lokal (lih. Kis 16:16-21)
- 4. otoritas sipil lokal (lih. Kis 16:21-40)
□ "Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan" Istilah Yunani, "tanda", berarti tanda bukti yang berdasarkan barang bukti (lih. Rom 3:25,26; 2Kor 8:24). "Penghancuran" adalah metafora militer yang berarti "kalah", "membawa kepada sia-sia," atau "menghancurkan." Kesaksian 'dan gaya hidup yang berani dari orang Kristen merupakan kesaksian bagi penghakiman atas lawan-lawan dan keselamatan dari orang percaya.
□ "tetapi bagi kamu" Kata "kamu" dalam kedua ayat Fili 1:28,29 ini bersifat tegas. Betapa kontrasnya antara orang beriman dan tidak beriman.
□ "bagi kamu tanda keselamatan" istilah ini agak rancu, seperti dalam Fili 1:19. Ini bisa digunakan (1) dalam arti keselamatan sepenuhnya atau (2) dalam arti PL nya yaitu pembebasan fisik (lih. Yak 5:15). Dalam konteks guru- guru palsu dan penganiayaan eksternal sulitlah untuk memilih antara dua pilihan ini.
□ "dan itu datangnya dari Allah" Istilah "tanda" dan "keselamatan" dalam ay. Fili 1:28 keduanya adalah FEMININE sementara istilah "yang" adalah NETRAL. Oleh karena itu, istilah "yang" mungkin merujuk kepada keberanian yang diberikan Tuhan kepada orang percaya untuk menghadapi lawan-lawan tersebut. Ini adalah konstruksi yang mirip dengan Ef 2:8,9 dimana kata "yang" nya tidak merujuk pada "kasih karunia" atau "iman," yang juga berbentuk FEMININE, tetapi untuk seluruh proses keselamatan.
Fili 1:29 "Sebab kepada kamu dikaruniakan" Ini adalah suatu AORIST PASSIVE INDICATIVE dari akar kata charis (lih. Fili 2:9; Rom 8:32). Karunia pemberian Allah adalah kunci baik untuk keselamatan dan kehidupan Kristen (lih. ay. Fili 1:28).
□ "bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia" Ini adalah dua PRESENT INFINITIVE yang menjelaskan apa yang telah Allah berikan kepada orang-orang percaya dalam Kristus. Satu berkaitan dengan iman yang terus berlanjut dan yang lainnya untuk kedewasaan yang berkelanjutan. Sulitlah bagi orang percaya dalam budaya Barat modern untuk membahas penderitaan. Dalam PB ini sering menjadi norma kehidupan Kristen (lih. Kis 14:22; Rom 8:17; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12; 1Pet 3:14; 4:12-16). Sebuah rincian singkat dari beberapa kemungkinan tujuan penderitaan
- 1. bermanfaat bagi Kristus (lih. Ibr 2:10; 5:8), oleh karena itu,
- 2. akan bermanfaat bagi orang percaya (lih. Fili 2:10; Rom 5:3; Yak 1:2-4; 1Pet 1:6,7), dan
- 3. membawa jaminan yang penuh sukacita akan tempat orang percaya dalam Kristus (lih. Mat 5:10-12; Kis 5:41, Yak 1:2; 1Pet 3:14; 4:12-16)
Fili 1:30 "dalam pergumulan yang sama" Orang-orang percaya Filipi mengalami penganiayaan. Istilah "perjuangan," yang begitu sering digunakan oleh Paulus, bisa merupakan metafora atletik atau militer. Kita mendapatkan kata bahasa Inggris "agony (=penderitaan)" dari kata Yunani ini.
□ "yang dahulu kamu lihat padaku" Kita belajar sesuatu dari penganiayaan Paulus di Filipi dari Kis 16:22-24 dan 1Tes 2:2. Paulus memberi teladan keKristenan untuk mereka dan kita.
Topik Teologia: Flp 1:10 - -- Pengudusan
Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mereka Rindu untuk Mengenal Allah Secar...
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mereka Rindu untuk Mengenal Allah Secara Lebih Mendalam
- Memuliakan Allah
- Syafaat untuk Orang-orang Percaya oleh Pemimpin-pemimpin Kristen
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Flp 1:11 - -- Pengudusan
Berkat Berupa Buah Kebenaran
Fili 1:11
Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
Kehidupan Kristen: Tanggung Jawa...
- Pengudusan
- Berkat Berupa Buah Kebenaran
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Mereka Rindu untuk Mengenal Allah Secara Lebih Mendalam
- Memuliakan Allah
- Syafaat untuk Orang-orang Percaya oleh Pemimpin-pemimpin Kristen
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Saling Mendoakan
Topik Teologia: Flp 1:13 - -- Pengudusan
Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Pengudusan dan Anak
Kita Menjalani Hidup dalam Kristus
Pemenjaraan K...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
Topik Teologia: Flp 1:15 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Sesama
Dosa-dosa Keinginan
Iri Hati dan Cemburu
Bil 11:28-30 Bil 12:2 Ayu 5:2 Maz 37:1 Maz 73...
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Keinginan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Isi Pemberitaan
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Kerohanian dan Keagamaan dalam Gereja
- Masalah Kerohanian yang Bersifat Pribadi dan Subjektif
- Ambisi yang Egois
Topik Teologia: Flp 1:16 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terh...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Isi Pemberitaan
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah Kerohanian dan Keagamaan dalam Gereja
- Masalah Kerohanian yang Bersifat Pribadi dan Subjektif
- Ambisi yang Egois
Topik Teologia: Flp 1:19 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Roh Kudus ada...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
- Yesus Disejajarkan dengan Allah
- Roh Kudus adalah dari Allah dan Kristus
- Roh Kudus
- Roh Yesus Kristus
- Fili 1:19
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Topik Teologia: Flp 1:20 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Keteguhan Hati
- Eskatologi
- Kematian
- Orang Percaya dan Kematian
- Sikap Orang Percaya Terhadap Kematian
- Kematian Tidak Menakutkan karena Sudah Dikalahkan
Topik Teologia: Flp 1:21 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Kristus
Mat 1:16 Mat 16:20 Mar 14:61 Luk 2:11 Luk 9:20 Luk 23:2 Luk 23:3...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Kristus
- Mat 1:16 Mat 16:20 Mar 14:61 Luk 2:11 Luk 9:20 Luk 23:2 Luk 23:35,39 Yoh 1:41 Yoh 12:34 Kis 2:31,36 Kis 3:18 Kis 5:42 Rom 5:8 Rom 9:5 Rom 10:4 Rom 14:9 1Ko 1:23-24 1Ko 2:16 1Ko 3:23 1Ko 12:27 2Ko 2:17 Gal 3:13 Efe 5:21,23-25,29,32 Fili 1:21 Kol 3:15 File 1:6 Ibr 3:6 Ibr 9:15 1Pe 5:10,14 1Yo 5:1 Wah 11:15
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
- Eskatologi
- Kematian
- Orang Percaya dan Kematian
- Kematian Mendatangkan Persatuan Intim dengan Allah dalam Kristus
Topik Teologia: Flp 1:22 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
- Eskatologi
- Kematian
- Orang Percaya dan Kematian
- Kematian Mendatangkan Persatuan Intim dengan Allah dalam Kristus
Topik Teologia: Flp 1:23 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Bersekutu dengan Allah
- Hasil Persekutuan
- Persekutuan Menghasilkan Kerinduan untuk Persekutuan yang Lebih Dalam
- Eskatologi
- Kematian
- Persekutuan dengan Kristus
- Persekutuan Intim dengan Allah dan Kristus
Topik Teologia: Flp 1:24 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
K...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan dengan Kuasa Pemilihan
- Mereka Membuat Pilihan Seturut dengan Pengalaman Personal
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Bersekutu dengan Allah
- Hasil Persekutuan
- Persekutuan Menghasilkan Kerinduan untuk Persekutuan yang Lebih Dalam
- Eskatologi
- Kematian
- Orang Percaya dan Kematian
- Kematian Mendatangkan Persatuan Intim dengan Allah dalam Kristus
Topik Teologia: Flp 1:25 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Sukacita dalam Allah
Keberanian Orang-orang Percaya untuk Beroleh S...
Topik Teologia: Flp 1:26 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Kita Bersukac...
- Yesus Kristus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Menjalani Hidup dalam Kristus
- Kita Memiliki Sukacita di dalam Kristus
Topik Teologia: Flp 1:27 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Injil adalah ...
- Yesus Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Jiwa Manusia
- Jiwa sebagai Keadaan dari Pikiran
- Kemauan Manusia
- Keselamatan
- Ketekunan
- Peringatan untuk Bertekun
- 1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 Yoh 8:31-32 Yoh 15:4-10,14 Kis 11:23 Kis 13:43 Kis 14:21-22 Rom 2:6-8 1Ko 10:12-13 1Ko 15:1-2,58 1Ko 16:13 2Ko 13:5 Gal 5:1-4 Gal 6:9 Efe 6:13,16,18 Fili 1:27 Fili 3:12-16 Fili 4:1 Kol 1:22-23 Kol 2:5-7 1Te 5:21 2Te 2:15-17 1Ti 6:11-12 2Ti 2:12 2Ti 3:14 2Ti 4:7-8 Ibr 2:1 Ibr 3:14 Ibr 4:14 Ibr 6:4-6,11-12 Ibr 10:23,35-36 Ibr 11:27 Ibr 12:1-13 Yak 1:2-4 Yak 1:12 Yak 5:10-11 1Pe 1:5-7 2Pe 1:10-11 2Pe 3:17 Yud 1:21 Wah 2:10 Wah 2:17 Wah 3:5 Wah 3:11-12 Wah 3:21 Wah 14:12 Wah 16:15 Wah 21:7 Wah 22:11
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Hidup Harmonis (Bersatu) dengan Sesama
- Tugas Kita untuk Hidup Harmonis
Topik Teologia: Flp 1:28 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
Faedah Iman
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Faedah Iman
- Kekuatan untuk Kehidupan Kristen adalah Faedah dari Iman
- Keberanian di dalam Perang Rohani
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Penghakiman Orang yang Tersesat
- Hasil Penghakiman
- Kehancuran
Topik Teologia: Flp 1:29 - -- Keselamatan
Iman yang Menyelamatkan
Sumber dari Iman yang Menyelamatkan
Allah adalah Sumber dari Iman yang Menyelamatkan
...
- Keselamatan
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menganggap Penganiayaan Berasal dari Allah
- Penganiayaan Kadangkala adalah Kehendak Allah
Topik Teologia: Flp 1:30 - -- Gereja
Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
Gereja Menganggap Penganiayaan Berasal dari Allah
Penganiayaan Kadangkala ad...
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menganggap Penganiayaan Berasal dari Allah
- Penganiayaan Kadangkala adalah Kehendak Allah
TFTWMS -> Flp 1:9-11; Flp 1:12-14; Flp 1:15-18; Flp 1:19-20; Flp 1:20-24; Flp 1:25-26; Flp 1:27-30; Flp 1:27; Flp 1:27-30; Flp 1:28-30
TFTWMS: Flp 1:9-11 - Memandang Masa Depan Dengan Berdoa Kepada Allah MEMANDANG MASA DEPAN DENGAN BERDOA KEPADA ALLAH (Filipi 1:9-11)
Dahulu
Akhirnya, Paulus bahagia dalam belenggu karena ia memandang masa depan dengan ...
MEMANDANG MASA DEPAN DENGAN BERDOA KEPADA ALLAH (Filipi 1:9-11)
Dahulu
Akhirnya, Paulus bahagia dalam belenggu karena ia memandang masa depan dengan berdoa kepada Allah. Mengenai apa yang berada di depan, ia tidak mengabaikan kenyataan kehidupan;21ia tahu bahwa jemaat Filipi akan terus menghadapi pelbagai tantangan. Apakah solusinya? Khawatir? Tidak, jawabannya adalah doa. Secara khusus, ia berdoa agar jemaat Filipi akan terus bertambah dewasa dalam Tuhan.
Dan inilah doaku,22semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah (ay. 9-11).
Ia pertama kali berdoa semoga mereka akan bertumbuh dalam kasih: "semoga kasihmu melimpah semakin banyak dan banyak lagi' (NASB). Kata Yunani untuk "kasih" adalah agape, kasih yang tidak egois yang "mencari yang terbaik" untuk objek kasih itu. Paulus menghimpun bersama beberapa perbandingan: Ia berdoa semoga kasih mereka akan "melimpah,' semoga kasih itu akan melimpah "semakin banyak" dan kemudian ia menambahkan "dan banyak lagi." Ia menginginkan semoga kasih mereka akan menjadi seperti sungai besar, selalu berkembang dalam ukuran dan kekuatan. Namun begitu, kasih membutuhkan arah. Sungai yang di luar kendali dapat merusak.23Hati dan kepala harus bekerja bersama (lihat Matius 22:37, Roma 10:2). Demikianlah Paulus memasukkan dua hal lagi di dalam doanya.
Selanjutnya ia berdoa semoga mereka akan tumbuh dalam pengetahuan: Alkitab NASB menulis "dalam pengetahuan yang sebenarnya." Ungkapan "pengetahuan yang sebenarnya" diterjemahkan dari kata majemuk Yunani yang menggabungkan kata untuk "pengetahuan" (gnosis) dengan preposisi untuk "atas" (epi). Itu mengacu kepada pengetahuan dengan "sesuatu yang ditambahkan." Ini bukan pengetahuan yang dangkal. Kata itu berarti "memahami sepenuhnya,"24memiliki pengetahuan yang komprehensif. Alkitab CJB menulis, 'kepenuhan pengetahuan.' Yang ada di dalam pikiran Paulus adalah pengetahuan rohani, pengetahuan tentang Allah dan kehendakNya. Pengetahuan semacam itu datang dari ketekunan mempelajari Firman Tuhan dan merenungkan semua yang dimaksudkan dalam kehidupan seseorang.
Terkait erat dengan hal ini adalah bagian berikutnya di dalam doa Paulus bagi jemaat Filipi: Ia berdoa semoga mereka akan tumbuh dalam kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah: 'dan dalam segala macam pengertian sehingga kamu dapat memilih apa yang baik.' Banyak hal dikemas ke dalam kata-kata ini. Mari kita mulai dengan kata "pengertian." Kata Yunani yang diterjemahkan kata "pengertian" berarti "persepsi, pemahaman."25Alkitab NIV menulis 'wawasan yang dalam.' Ketika orang mampu "mengerti," ia bisa membuat perbedaan. Kemampuan ini adalah tanda kedewasaan: Seorang anak kecil mungkin saja berpikir bahwa setiap makhluk berkaki empat adalah anjing; tetapi ketika anak itu semakin dewasa, ia belajar untuk membedakan antara anjing dan sapi.
Paulus ingin jemaat Filipi bertumbuh hingga ke titik di mana mereka bisa membuat perbedaan secara rohani. Ibrani 5:14 mengacu kepada 'yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.' Pengertian semacam ini tercakup di dalam Filipi 1:9, 10. Alkitab NCV berbicara tentang keinginan Paulus "semoga engkau akan memiliki pengetahuan dan pemahaman dengan kasihmu; semoga engkau akan melihat perbedaan antara yang baik dan yang jahat.'
Istilah "memilih" di dalam ayat 10 menunjukkan bahwa sesuatu telah diperiksa, diuji, dan didapatkan sebagai asli. Kata yang digunakan di dalam terjemahan Yunani Perjanjian Lama (Septuaginta) adalah mirip dengan kata "membuktikan"; kata ini digunakan untuk menguji metal (lihat, misalnya, Amsal 17:3). Kita perlu belajar untuk menguji setiap orang, setiap pengajaran, dan setiap kegiatan. Dua pengujian utama adalah 'pengujian Firman' dan 'pengujian buah' (lihat Matius 7:16; Roma 12:2; 2 Korintus 2:9; 13:5; Yakobus 1:22; 1 Yohanes 4:1; Wahyu 2:2). Mampu menguji segala sesuatu dengan cara-cara ini bukanlah pencapaian sederhana; banyak orang kurang mampu untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang jahat.
Namun begitu, Paulus ingin para pembacanya itu mengarahkan pengertian mereka selangkah lebih jauh. Ia mengatakan bahwa ia ingin mereka 'dapat memilih apa yang baik." (Huruf miring oleh saya.) Kata yang diterjemahkan 'baik' (Yun.: diaphero) menunjukkan "apa yang berbeda". Dalam konteks 1:10, kata "unik" akan dapat menyampaikan gagasan ini: 'apa yang tidak ternilai oleh karena keunikannya.' Ketika kita tiba pada 4:8, kita akan belajar tentang 'yang baik' dan hal-hal 'yang layak dipuji.' Bukan saja penting untuk belajar memahami apa yang baik, tetapi penting juga untuk belajar memahami apa yang lebih baik dan apa yang paling baik—dengan kata lain, apa yang benar-benar 'baik.' Mengenai penggunaan waktu dan kemampuan, keputusan saya yang paling sulit bukanlah membedakan antara yang baik dan yang jahat, tetapi membedakan antara yang baik, lebih baik, dan terbaik: misalnya, bagaimana saya bisa menggunakan waktu dan kemampuan saya dengan sangat baik.
Paulus juga berdoa semoga jemaat Filipi akan tumbuh dalam karakter Kristen:
'Supaya kamu suci *Ingg.: sincere+ dan tak bercacat menjelang hari Kristus.' Kata Inggris 'sincere' berasal dari dua kata Latiun: sin, yang artinya 'tanpa,' dan cere, yang artinya 'lilin.' Para penjual marmer Italia dan para pedagang porselen tertentu punya kebiasaan untuk menyembunyikan pelbagai kekurangan pada barang dagangan mereka dengan mengisi celah-celah dan noda dengan jenis lilin tertentu; tetapi para dealer yang lebih bereputasi mengiklankan barang dagangan mereka sebagai sin cere (tanpa lilin); dan dari ini muncul arti kata Inggris "sincere." < arti kata itu adalah "tanpa penipuan" atau tanpa kemunafikan.'26
Teks aslinya mengandung kata majemuk yang pada dasarnya berarti 'sinar matahari menghakimi.'27Kadang-kadang, saya berpikir bahwa jas hitam saya bersih dari segala kotoran serbuk—sampai saya melihatnya di bawah sinar matahari. Sinar matahari memiliki cara untuk memperlihatkan setiap kekurangan dan kecacatan. Sesuatu "yang diuji sinar matahari" adalah asli dan dapat dipercaya. Dengan demikian kata Inggris dan kata Yunani itu memiliki arti dasar yang sama yang artinya "tanpa kemunafikan.' Terhadap kata "suci," Paulus menambahkan istilah "tak bercacat." Kata "tak bercacat" tidak berarti "sempurna"; sebab jika begitu, tidak satupun dari kita bisa memenuhi syarat (Roma 3:23). Juga tidak berarti bahwa kita tidak akan pernah "disalahkan" oleh orang lain; bahkan Yesus dan para rasul pernah dituduh melakukan kesalahan (lihat Matius 27:12; 24:2 Kisah; 3 Yohanes 10). Kata itu mengacu kepada menjalani jenis kehidupan yang mana orang lain dapat melihat bahwa kita sedang mencoba untuk melakukan yang benar. Kata Yunani yang diterjemahkan "tak bercacat" (aproskopos) adalah kata untuk "sandungan," ditambah awalan negatif;28secara harfiah berarti "tanpa sandungan.' Sedapat mungkin, kita harus hidup saleh "tanpa sandungan" (lihat 2 Petrus 1:10). Juga, kita harus peka terhadap kebutuhan dan hak-hak orang lain—dan berusaha untuk hidup sehingga kita tidak menyebabkan mereka "tersandung" (lihat 1 Korintus 8:13; 1 Yohanes 2:10). Kata-kata "suci" dan "tanpa cacat" saling melengkapi satu sama lainnya. Yang pertama berkaitan dengan karakter, sedangkan yang kedua berkaitan dengan reputasi. Keduanya adalah penting.
Hal terakhir pada daftar doa Paulus untuk saudara-saudarinya di Filipi adalah semoga mereka bertumbuh dalam menjalani kehidupan yang berbuah, 'karena telah diisi dengan buah kebenaran." Kata "buah," meskipun digunakan dalam berbagai cara di dalam Perjanjian Baru, di sini mengacu kepada hasil praktis dari hidup dekat dengan Tuhan: Kualitas seperti Kristus yang bahkan dapat dilihat orang lain. 'Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu' (Galatia 5:22, 23). Paulus berdoa semoga pembacanya boleh "dipenuhi" dengan 'buah' seperti itu. Di dalam pikiran saya terlintas gambaran sebuah pohon dengan buahnya yang sangat lebat. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, 'Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku' (Yohanes 15:8; huruf miring oleh saya).
Bagaimanakah kita bisa "dipenuhi dengan buah kebenaran'? Buah itu "datang melalui Yesus Kristus." Usaha pribadi memang terlibat, bahkan seperti usaha yang terlibat dalam memproduksi buah lahiriah; tetapi sumber utama dari kedua buah jasmani dan rohani itu adalah Tuhan. Seorang penulis menunjukkan bahwa pohon atau pohon anggur tidak membuat banyak suara ketika sedang menghasilkan buah. Ketika kita mengerti bahwa sumber "buah" dalam kehidupan kita adalah Tuhan, hal ini harus menghilangkan kesombongan dan promosi diri. Yesus berkata bahwa 'Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa' (Yohanes 15:5).
Mengapa kita harus "diisi" dengan "buah" ini? Kita harus melakukan ini "bagi kemuliaan dan pujian Allah." Hiduplah 'di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.' (Matius 5:16). Dengan demikian, kita akan diberkati juga, karena apa yang memuliaan Allah membesarkan manusia juga.
Sekarang
Membuat aplikasi pribadi dari ayat 10 sampai 13 tidaklah sulit. Untuk menghadapi masa depan dengan percaya diri, kita perlu hidup dengan lebih dekat kepada Tuhan setiap hari dan memuliakan Dia dalam segala hal.29Namun begitu, saya ingin menekankan dorongan utama pada bagian akhir ini: Paulus bahagia dalam belenggu sebab ia memandang ke masa depan dengan berdoa kepada Allah. Ia menaruh kepercayaannya kepada Allah, karena tahu bahwa ketika Kristus kembali (ay 6, 10), semuanya akan menjadi baik. Paulus telah belajar bahwa kita harus "jangan menaruh kepercayaan pada diri kami *kita+ sendiri, tetapi hanya kepada Allah' (2 Korintus 1:9). Ia memberitahu Timotius bahwa 'kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup' (1 Timotius 4:10). Saya tidak punya saran yang lebih baik bagi mereka yang "dalam belenggu" selain daripada memalingkan mata mereka dari diri mereka sendiri dan memfokuskannya kepada Tuhan.
TFTWMS: Flp 1:12-14 - Ia Melihat Kemajuan Maksud Allah IA MELIHAT KEMAJUAN MAKSUD ALLAH (Filipi 1:12-14)
Kita telah tiba pada isi surat Paulus. Sudah menjadi kebiasaan bagi isi suatu surat untuk memulai d...
IA MELIHAT KEMAJUAN MAKSUD ALLAH (Filipi 1:12-14)
Kita telah tiba pada isi surat Paulus. Sudah menjadi kebiasaan bagi isi suatu surat untuk memulai dengan sebuah catatan pribadi, termasuk bagaimana keadaan si penulis itu. Pada satu sisi, Paulus memulai isi surat kiriman ini dengan informasi pribadi < tetapi tidak dengan sepenuhnya. Matanya tidak memandang pada dirinya sendiri, tetapi pada Yesus dan Injil Yesus. ia memulai, 'Sekarang aku ingin kau tahu, saudara-saudara" (ay. 12a). Paulus menyukai kata-kata "saudara" dan (ayat 12, "saudara-saudara.' Kata-kata itu menunjukkan hubungan keluarga. Kata-kata ini digunakan sekitar 130 kali di dalam surat-suratnya, sembilan kali di dalam empat pasal dari kitab yang pendek ini (ay. 12, 14; 2:25; 3:1, 13, 17; 4:1, 8, 21).
Ia melanjutkan, '<bahwa apa yang terjadi atasku *keadaanku+ ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil.' Ungkapan 'keadaanku' mencakup segala sesuatu yang Paulus telah derita di masa lalu dan sedang bertahan di masa kini. Ia segera menepis semua itu dengan satu kata: 'keadaanku.'
Pikirannya tidak terfokus pada pelbagai masalah, tetapi pada kemajuan: "kemajuan injil." Kata "Injil" diterjemahkan dari kata Yunani, euangelion, yang berarti "kabar baik."
Ketika rasul itu berbicara tentang kemajuan injil, ia menggunakan kata yang indah. Kata Yunani yang diterjemahkan "kemajuan" berasal dari kata majemuk (prokope) yang, dalam bentuk kata kerjanya (prokoptein), berarti 'memotong maju.'2
'Awalnya, kata itu digunakan bagi seorang pembuka jalan yang membuka jalannya melalui semak belukar.'3Kata ini digunakan juga untuk menggambarkan aktivitas para insinyur tentara yang berjalan di depan pasukan tempur, menebangi pohon-pohon dan semak belukar yang mungkin menghalangi gerak maju pasukan tempur.4Kegiatan ini sering membuka wilayah baru.5Pemenjaraan Paulus adalah "membuka jalan" bagi injil!
Berhubungan Dengan Orang Sesat
Paulus memberikan dua contoh kemajuan yang dibuat oleh injil oleh karena pemenjaraannya. Pertama adalah berhubungan dengan orang yang sesat. Paulus telah mengalami kesempatan penginjilan yang luar biasa sejak penangkapannya di Yerusalem. Ia telah memberitakan injil kepada mahkamah agama Yahudi, kepada beberapa gubernur Romawi, dan para pejabat tingkat tinggi lainnya, termasuk seorang raja (Kisah 23:1; 24:10, 24, 25; 25:23; 26:1). Namun begitu, tidak satupun dari pelbagai peluang ini yang lebih berharga daripada yang Paulus peroleh ketika ia dibelenggu kepada beberapa prajurit di Roma (lihat Kisah 28:16). Setelah berbicara tentang "kemajuan injil yang lebih besar" (Filipi 1:12; NASB), ia berkata, 'sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus' (ay. 13a).
Satu istilah Yunani 'praetorium' diinggriskan menjadi "praetoria guard *Ind.: 'istana dan semua orang lain'+.' Beberapa orang mengira kata ini mengacu kepada istana kaisar (lihat KJV). Meskipun benar bahwa injil telah mencapai istana Kaisar (4:22), namun kebanyakan sarjana percaya bahwa kata itu, seperti yang digunakan di dalam 1:13, mengacu kepada penjaga Praetoria. Para pasukan elit ini adalah resimen terbaik di dalam pasukan tempur Romawi, pasukan yang membentuk Pengawal Kekaisaran Roma.6Mereka itu terdiri dari sepuluh ribu pasukan Italia yang diseleksi satu per satu, yang semuanya memiliki pangkat yang setingkat dengan seorang perwira (petugas yang membawahi lebih dari seratus prajurit). Di antara tugas-tugas lainnya, mereka itu pengawal pribadi kaisar. Mereka memainkan pengaruh yang besar di Roma dan belakangan menjadi penentu bagi pengangkatan kaisar untuk Kekaisaran Romawi. Mereka memiliki hak istimewa, termasuk gaji dua kali lipat dan tempat tinggal mereka sendiri di Roma. Ketika mereka pensiun setelah dua belas hingga enam belas tahun mengabdi, mereka diberi kewarganegaraan Romawi dan hadiah yang sangat berlimpah. Kenyataan bahwa Paulus diserahkan kepada resimen ini dan dijaga oleh mereka dapat menunjukkan bahwa para pejabat Romawi itu menganggap penting kasus Paulus.
Dalam menjaga Paulus, praktek standarnya adalah pergantian penjaga dilakukan setiap enam jam sekali. Dengan begitu, rasul itu memiliki kesempatan untuk mempengaruhi empat prajurit jaga sehari. Jika hitungan saya benar, total hubungan ini adalah 2.920 kali selama periode dua tahun!7Para prajurit itu tidak diragukan lagi menganggap Paulus sebagai tawanan, tetapi Pauluslah yang memiliki "pendengar yang tertawan" ketika ia menghabiskan hari-harinya yang sibuk itu:
- Saat ia mendiktekan surat-surat, seperti surat untuk jemaat Filipi.
- Saat ia berbicara dengan teman-teman, seperti Timotius dan Epafroditus (lihat 1:1; 2:25).
- Saat ia mengajar orang-orang yang datang menemui dia (lihat Kisah Para Rasul 28:17-31).
- Saat ia berdoa dan memuji Allah. (Lihat Filipi 1:3, 4. Kisah 16:25, yang menceritakan pemenjaraan awal, yang menunjukkan jenis kegiatan di mana Paulus terlibat ketika ia dipenjarakan.)
- Saat ia berbicara dengan para penangkapnya dan menjawab pertanyaan mereka. (Teks itu tidak mengatakan bahwa ia berbicara dengan para prajurit itu, tetapi bisakah Anda membayangkan dia menyia-nyiakan kesempatan langka ini? Lihat Roma 1:14-16.)
Jika Paulus pergi ke Roma sebagaimana rencana awalnya, dan berkhotbah di forum Romawi, kemungkinan tidak satu prajurit pun yang akan berhenti untuk mendengarkan dia. Namun begitu, karena mereka dibelenggu kepada dia siang dan malam, maka akan sulit bagi mereka untuk mengabaikan Paulus. Allah bekerja dengan cara yang misterius!
Apakah ada di antara para prajurit ini yang menjadi orang Kristen? Menurut tradisi yang tak terilham, beberapa orang menjadi orang Kristen. Setidaknya, mereka itu akhirnya mengerti apa yang Paulus ketengahkan. Paulus mengatakan bahwa "pemenjaraannya untuk kepentingan Kristus telah "dikenal baik di seluruh penjaga Praetoria' (huruf miring oleh saya). Mereka telah tahu bahwa ia tidak dipenjara karena kejahatan apa pun, tetapi karena imannya kepada Yesus. Alkitab NIV menulis "hal itu telah menjadi jelas di seluruh penjaga istana dan kepada setiap orang lain bahwa aku dibelenggu karena Kristus.' Paulus juga mengatakan bahwa 'pemenjaraannya untuk kepentingan Kristus' telah dikenal baik 'oleh semua orang lain' (ay. 13b). 'Semua orang lain' akan mencakup beberapa orang lain yang rasul itu telah pengaruhi. (Salah satunya adalah seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri; Filemon 10-21.) Di Roma, berita menyebar dengan cepatnya. Paulus mungkin punya peranan dalam mengkristenkan para anggota rumah tangga Kaisar (lihat 4:22). Utusan Allah boleh saja terbelenggu, tetapi berita dari Allah tidak terbelenggu (lihat 2 Timotius 2:9)!
Jadi, contoh pertama dari bagaimana injil berkembang sebagai akibat dari keterbelengguannya adalah kesempatan yang unik untuk menyebarkan Firman. Seperti sudah ditulis, Anda dan saya mungkin merasa "terbelenggu" dalam banyak cara tetapi kebanyakan dari "belenggu" itu memberikan kesempatan untuk berbagi injil dengan orang lain. Sementara Paulus dibelenggu kepada para prajurit, mereka itu juga dibelenggu kepada dia. Meskipun demikian, orang Kristen bukan hanya "dibelenggu" kepada pelbagai situasi yang kurang diinginkan, tetapi seringkali orang lain juga "dibelenggu" kepada situasi yang sama—menyediakan kesempatan untuk mempengaruhi mereka. Seorang ibu mungkin merasa "dibelenggu" kepada segudang anak kecil; tetapi jika ia mengajarkan anak-anak itu jalan Tuhan (Ulangan 6:7), siapakah yang tahu kebaikan yang akan anak-anak itu lakukan di dalam kerajaan Allah?8
Seorang wanita mungkin merasa 'dibelenggu' kepada pasangannya yang bukan orang percaya, tetapi ia memiliki kesempatan untuk menjadi contoh yang baik bagi dia (lihat 1 Petrus 3:1, 2). Seorang karyawan mungkin merasa "dibelenggu" kepada pekerjaan yang ia tidak sukai, tetapi sebagian besar pekerjaan melibatkan rekan kerja yang mungkin bisa diajar. Banyak orang "dibelenggu" kepada kelemahan fisik, namun keadaan tersebut telah digunakan untuk memajukan kepentingan Kristus. Beberapa orang yang memiliki kelemahan fisik menyadari bahwa jika mereka tidak punya kelemahan itu maka mereka tidak punya waktu untuk melayani Allah dan orang lain. Seorang ibu rumah tangga yang saya kenal memberi dorongan kepada orang lain melalui kartu ucapan, surat, dan telepon.
Keberanian Bagi Yang Selamat
Paulus memberi contoh kedua tentang bagaimana belenggunya itu membantu kemajuan injil: Belenggu itu telah memberikan keberanian kepada orang yang selamat. Ia menulis, '< kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut' (ay. 14). Hal itu memang tidak benar semuanya, seperti yang Paulus tulis beberapa ayat kemudian—tetapi sebagian besar dari hal itu adalah benar.
Bagaimanakah pemenjaraan Paulus memberikan keberanian kepada orang lain? Ketika mereka melihat bagaimana Paulus percaya kepada Tuhan untuk memelihara dia, mungkin ini meningkatkan kepercayaan mereka kepada Allah. Ketika mereka melihat kepastian rasul itu di balik pelbagai masalahnya, mungkin ini memberi mereka keberanian untuk menghadapi cemoohan apa saja yang mungkin datang. Mereka mungkin menalar bahwa jika Allah dapat melakukan hal-hal besar melalui orang yang terbelenggu, Ia juga bisa melakukan hal-hal yang besar melalui mereka. Penderitaan Paulus kemungkinan menyebabkan mereka meningkatkan usaha mereka sehingga injil tidak akan menderita ketika salah satu juru bicara utamanya dibatasi gerakannya.
Ayat 14 menggunakan istilah "berbicara" bukan "memberitakan." Kata Yunani yang umum untuk "berkhotbah" (karusso, "untuk mengabarkan") menyiratkan proklamasi umum, sedangkan kata yang digunakan di sini (suatu bentuk dari laleo) adalah salah satu istilah umum Yunani yang berarti "berbicara." Para komentator pernah mengusulkan bahwa penekanannya bukan pada proklamasi umum Firman itu, tetapi pada membagi injil hari demi hari oleh setiap orang Kristen (lihat Kisah 8:1, 4).
Celsus, seorang pengecam mula-mula agama Kristen, menulis bahwa "para penyamak kulit, para pekerja wool, para tukang sepatu, umat manusia yang paling buta huruf dan vulgar, adalah para pengkhotbah injil yang sangat giat.'9Celsus memaksudkan ini sebagai kecaman, tetapi itu adalah pujian yang tinggi. "Loket pembayaran pedagang, meja pemungut pajak, tangkai bajak petani adalah mimbar mereka."10Pemenjaraan Paulus memberi orang Kristen keberanian yang lebih besar seperti itu.
TFTWMS: Flp 1:15-18 - Ia Melihat Pemberitaan Injil Allah IA MELIHAT PEMBERITAAN INJIL ALLAH (Filipi 1:15-18)
Paulus bukan hanya harus menanggung penghinaan pemenjaraan, tetapi ia juga harus menanggung rasa ...
IA MELIHAT PEMBERITAAN INJIL ALLAH (Filipi 1:15-18)
Paulus bukan hanya harus menanggung penghinaan pemenjaraan, tetapi ia juga harus menanggung rasa sakit dari saudara-saudara yang membenci dia dan yang mencoba untuk mencelakakan dia. Yang cukup aneh, mereka mencoba melakukan hal ini melalui pemberitaan Kristus!
Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara (ay. 15-17).11
" KRISTUS… DIMULIAKAN DI DALAM TUBUHKU, BAIK OLEH HIDUPKU, MAUPUN OLEH MATIKU. "
'Ada' orang 'yang memberitakan Kristus" dari "niat baik" untuk Paulus dan "karena kasih" untuk dia. Pada kenyataannya, "kebanyakan" penginjil melakukan hal ini (1:14). Mereka menghargai Paulus, apa yang ia pertahankan, dan apa yang ia coba lakukan. Mereka tahu bahwa ia "ditetapkan untuk mempertahankan injil." Dalam konteksnya, kata Yunani yang diterjemahkan "ditetapkan" menyiratkan "ditetapkan secara ilahiyat." Paulus telah "ditetapkan" untuk mempertahankan berita baik tentang Yesus. Meskipun ia akan segera muncul di pengadilan Kaisar, ia tidak peduli tentang pembelaan dirinya sendiri; perhatiannya adalah untuk membela injil!
Apa Yang Tidak Dapat Kita Pastikan
Namun begitu, beberapa saudara memberitakan Kristus dengan motivasi yang salah, karena berharap untuk menambah penderitaan Paulus. Siapakah mereka itu? Mereka ini tidak mungkin orang-orang yang tidak percaya atau orang-orang Yahudi yang telah menganiaya rasul itu di masa lalu. Paulus kadang-kadang menggunakan kata "saudara-saudara" untuk mengacu kepada sesamanya orang Yahudi, saudara dalam daging (lihat 1:14); tetapi orang-orang tersebut tidak akan pernah "memberitakan Kristus" (ay. 15). Juga, orang-orang ini bukan para guru Yudaisme—orang-orang Kristen Yahudi yang mengajarkan bahwa orang Kristen perlu melaksanakan hukum Musa untuk diselamatkan. Paulus tidak akan pernah bersukacita terhadap pemberitaan mereka itu (lihat Galatia 1:8, 9; 5:2-4), tetapi ia bersukacita terhadap pemberitaan orang-orang itu yang disebut di dalam Filipi 1:18. Bacalah nas ini dengan hati-hati. Persoalannya bukan pada pemberitaan itu, tetapi dengan motif para utusan itu.
Kita tidak bisa memastikan siapakah yang ada di dalam pikiran Paulus, tetapi kemungkinan besar mereka itu adalah para penginjil Kristen di Roma. Roma adalah salah satu dari sedikit kota di mana gereja sudah didirikan ketika Paulus tiba di tempat itu. Biasanya, ia lebih suka untuk tidak "membangun di atas dasar yang telah diletakkan orang lain' (Roma 15:20). Namun begitu, ia sudah lama punya keinginan yang kuat untuk pergi ke Roma (Roma 1:11-15). Mungkin satu alasan untuk ini adalah bahwa ia tahu injil bisa menyebar dari Roma ke segala penjuru Kekaisaran Romawi.
Sekitar lima tahun sebelumnya,12Paulus telah menyurati gereja di Roma dan telah menyebut lebih dari dua lusin nama orang-orang Kristen di sana (Roma 16:3-16). Tidak diragukan lagi gereja di kota itu diberkati dengan sejumlah penginjil yang handal pada saat rasul itu tiba di sana.
Sayangnya, beberapa dari mereka ini tidak menyukai Paulus. Kita tidak tahu alasannya. Permusuhan mereka terhadap Paulus tidak diikuti oleh setiap orang di dalam jemaat di Roma (lihat Kisah 28:14b-16a). Mungkin, beberapa penginjil tertentu ini telah mencoba untuk membangun niat baik terhadap gereja Roma dan merasa dipermalukan oleh fakta bahwa Paulus telah dibawa ke kota itu sebagai tawanan. Bahkan juga memungkinkan bahwa mereka iri hati terhadap perhatian yang diberikan kepada rasul itu. Mereka mungkin merasa bahwa peran kepemimpinan yang mereka miliki terancam.
Bagian paling aneh dari situasi ini adalah bahwa orang-orang itu memutuskan bahwa memberitakan injil akan 'memperberat bebanku *Paulus+ dalam penjara.' Mungkin mereka mengira bahwa Paulus memiliki motif egois yang sama yang mereka milik. Oleh karena itu, mereka mungkin berpikir bahwa, jika mereka lebih "sukses" dalam pemberitaan mereka daripada Paulus, hal itu akan membuat dia tidak bahagia. Kemungkinan lain adalah bahwa mereka berpikir bahwa memberitakan injil akan mengganggu penguasa Roma dan mempengaruhi mereka untuk membuat Paulus jauh lebih sulit. Jika mereka menalar dengan cara ini, mereka seharusnya telah menyadari bahwa mereka juga, bisa terpengaruh dengan buruknya. Namun begitu, iri hati tidak pernah logis.
Apa Yang Dapat Kita Pastikan
Kita tidak bisa memastikan siapa yang memberitakan Kristus dengan alasan yang salah atau kenapa, tetapi kita bisa belajar dari teks kita itu bahwa adalah mungkin melayani Tuhan dengan motif yang tidak murni. Luangkanlah waktu sejenak untuk melihat motivasi dari mereka yang mencoba untuk menyakiti Paulus. Ayat 15 mengatakan bahwa ada yang "memberitakan Kristus < karena dengki dan perselisihan.' Para pemberita injil ini jelas menempatkan diri mereka dalam persaingan dengan Paulus. Dengki dan perselisihan jalan seiring dan sudah selalu menjadi kutukan ke atas gereja.
Ayat 17 mengatakan bahwa mereka mewartakan Kristus 'karena kepentingan sendiri.' Kata di dalam teks Yunani aslinya berarti 'melayani berdasarkan sewa.'13
Lalu kata itu mengacu kepada orang yang bekerja hanya untuk bayaran, hanya untuk keuntungan diri sendiri. Akhirnya, kata itu dihubungkan dengan politik: berusaha mendapat dukungan dengan biaya berapa saja, mengumpulkan orang-orang pada satu 'pihak.' Apakah Anda merasa sulit untuk percaya bahwa ada orang Kristen seperti itu pada abad pertama? Saya takut bahwa beberapa seperti mereka masih ada pada hari ini. Kita dapat dengan mudah menunjukkan pelbagai kelemahan orang lain, tetapi marilah kita lihat diri kita sendiri. Apakah motivasi kita untuk pelayanan Kristen pernah kurang daripada "murni"? Saya akan lebih dahulu menasihati orang-orang yang punya keinginan untuk memberitakan injil: Memberitakan injil bukanlah cara untuk memeproleh "penghasilan yang baik" atau 'kehidupan yang mudah.' Memberitakan injil harus jangan dilibatkan sebagai sarana untuk memperoleh rasa hormat dan perhatian; memberitakan injil adalah cara untuk menyelamatkan jiwa dan memuliakan Allah. Saya juga akan menasihati mereka yang tidak memberitakan injil. Masing-masing dari kita perlu memeriksa mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan untuk kepentingan Kristus. Apakah kita mengerjakan tugas-tugas tertentu kita karena kita menyukai pujian atau perhatian? Apakah kita berhenti jika kita merasa kita "tidak dihargai"? Semoga Allah membantu kita untuk melayani Dia "dari motif yang murni."
Paulus mungkin telah merasa getir. Ia seharusnya dapat berkata, "Aku sudah di penjara selama lebih dari empat tahun, dan aku sedang mencoba untuk membuat yang terbaik dari keadaan yang tak tertahankan ini. Aku mengajar dan menulis beberapa surat dan berusaha mempertahankan sikap yang baik. Sekarang saudara-saudaraku sendiri mencoba untuk menyakitiku! Itu tidak adil!' Sebaliknya, ia berkata," Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita' (ay. 18). Perkataan ini telah disebut sebagai 'salah satu ucapan mulia dari salah satu manusia yang paling agung.'14Paulus tidak mempedulikan dirinya. Ia mempedulikan injil. Ia tidak peduli terhadap apa yang dipikirkan oleh para pengecam tentang dia, tetapi ia bersukacita bahwa injil sedang diberitakan.
Berikut ini adalah dua catatan yang berisi peringatan: Pertama, Filipi 1:18 tidak mengajarkan motif seseorang adalah tidak penting. Kita telah mengakui bahwa alasan kita melakukan sesuatu adalah penting dalam pandangan Allah (lihat 1 Korintus 13:1-3; Roma 16:17, 18; 2 Korintus 9:7). Kedua, Filipi 1:18 tidak menetapkan contoh untuk mendakwa orang lain mengenai motif yang buruk. Tidak seperti Paulus, Anda dan saya tidak terinspirasi dan tidak dapat berbicara dengan otoritas mengenai motif orang lain. Kita sudah bertindak baik dalam memeriksa motif kita sendiri dan biarkan Tuhan menilai motif orang lain (lihat Ibrani 4:13; Roma 2:16).
Hal apakah yang bisa kita pelajari dari Filipi 1:18? Kita bisa belajar untuk tidak mengacaukan pikiran kita dengan pelbagai pikiran yang merusak tentang penganiayaan. Mereka yang memikirkan penganiayaan yang nyata atau tidak nyata adalah orang yang sengsara. Selanjutnya, kita dapat belajar untuk menghargai kebaikan yang orang-orang lakukan, bahkan ketika kita menduga bahwa mereka tidak mungkin melakukan hal yang baik itu dari motif yang paling murni. Kita perlu mencari sisi positif orang lain, bukan sisi negatifnya.
TFTWMS: Flp 1:19-20 - Ia Melihat Pertolongan Dari Kebaikan Allah IA MELIHAT PERTOLONGAN DARI KEBAIKAN ALLAH (Filipi 1:19, 20)
Hal apa lagikah yang Paulus lihat ketika ia memperhatikan situasinya? Ia melihat pelbaga...
IA MELIHAT PERTOLONGAN DARI KEBAIKAN ALLAH (Filipi 1:19, 20)
Hal apa lagikah yang Paulus lihat ketika ia memperhatikan situasinya? Ia melihat pelbagai peristiwa mencapai klimaks dengan "akhir yang membahagiakan":
Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku (ay. 19, 20).
Di dalam ayat-ayat ini, Paulus mengatakan lebih lanjut alasan ia bersukacita (kata "karena" menghubungan ayat 19 dan 20 dengan ayat 18). Dua ayat itu berdenyut dengan intensitas. Dalam ayat 19 Paulus berkata, "aku tahu." Ini bukan kata biasa untuk "tahu," tetapi kata yang menunjukkan "pengetahuan yang percaya diri.'15Ayat 20 mengacu kepada 'harapan sungguh-sungguh: Paulus. "Harapan sungguh-sungguh" adalah dari kata majemuk Yunani, apokaradokia, yang menggabungkan preposisi apo ("jauh dari") dengan kata benda kara ("kepala") dan kata kerja dokein ("melihat"). Kata ini mengacu kepada suatu 'pandangan yang bersemangat, intens, yang berpaling dari segala hal lainnya untuk berfokus pada satu objek yang diinginkan.'16
Pembebasan Paulus
Ketika Paulus memusatkan pandangannya pada segala sesuatu yang sedang terjadi, ia melihat dua hasil yang baik. Pertama adalah pembebasan dirinya sendiri: 'Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.' Kata Yunani yang diterjemahkan "keselamatanku" (suatu bentuk soterias) memang lebih sering diterjemahkan 'keselamatan' (lihat KJV). "Keselamatan" adalah bagian iman kita yang sedemikian penting dan suatu kata yang sedemikian berharga bagi kita sehingga kita tekadang-kadang lupa bahwa kata itu saja adalah kata yang "kosong." Konteksnya harus menunjukkan bahaya yang darinya seseorang diselamatkan. Jenis "keselamatan/pembebasan" apakah yang ada di dalam pikiran Paulus? Apa sajakah beberapa kemungkinan itu?
- Dibebaskan dari penjara? Mungkin saja, tetapi Paulus mungkin tidak seyakin itu mengenai pembebasannya (lihat 2:17, 23, 24). Ungkapan "Aku tahu" tampaknya agak kuat jika diterapkan hanya untuk pembebasan dirinya.
- Dibebaskan dari fitnah dan penganiayaan musuh-musuhnya? Mungkin saja. Paulus menggunakan istilah yang sama seperti yang Ayub gunakan di dalam terjemahan Septuaginta Ayub 13:16. Banyak komentator percaya bahwa Paulus sedang mengutip dari Ayub dan memaksudkan seperti yang Ayub maksudkan: "Aku akan [di]benar[kan]" (lihat Ayub 13:18).
- Dibebaskan dari rasa malu ketika ia menghadap Nero? Mungkin saja; ini akan berkaitan dengan ayat berikutnya. Paulus tidak diragukan lagi berdoa agar ia berani memproklamirkan imannya kepada Yesus ketika ia melakukan pembelaan pertama di hadapan pengadilan Romawi.
- Dibebaskan (diselamatkan) selama-lamanya? Paulus percaya kepada hal ini dengan sepenuh hati (Filipi 1:23; lihat Roma 5:9).
Saya lebih menyukai bagian yang disebut terakhir sebagai penafsiran saya atas 'pembebasan' Paulus. Biasanya, Paulus menggunakan kata "keselamatan" untuk mengacu kepada keselamatan dari dosa. Kombinasi gagasan mungkin saja tercakup di dalam kata 'pembebasan' itu. Apapun yang terjadi terhadap Paulus pada akhirnya akan menjadi 'pembebasan'nya.
Ada dua hal yang akan memberikan kontribusi bagi pembebasannya. Yang pertama adalah dukungan dari doa jemaat Filipi: 'Aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu.' Paulus berdoa untuk mereka (1:3, 4), dan mereka berdoa untuk dia (1:19). Paulus selalu mendambakan doa dari sesesama orang Kristen (Roma 15:30-32; 2 Korintus 1:11; 1 Tesalonika 5:25; 2 Tesalonika 3:1, 2; Filemon 22). Orang Kristen perlu saling mendoakan.
Kontribusi kedua bagi pembebasannya adalah dukungan Roh Kudus: 'Aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh < pertolongan Roh Yesus Kristus.' Akar kata bahasa Yunani diterjemahkan 'pertolongan'' ('pasokan'; KJV) adalah di mana kita mendapatkan kata Inggris 'chorus." "Istilah ini pada awalnya mengacu kepada pembayaran biaya paduan suara ketika sebuah kota Yunani merencanakan suatu festival. Pemerintah butuh warga negara yang kaya untuk memberikan sumbangan yang berlimpah untuk membayar para pemain. Akhirnya, keterkaitan dengan chorus hilang, tetapi kata itu tetap mempertahankan gagasan tentang bantuan secara murah hati dan melimpah.17'Roh Yesus Kristus" adalah Roh Kudus. Yesus telah berjanji untuk mengutus Roh Kudus dan telah memenuhi janji-Nya (Yohanes 14:16, 17; Kisah 1:8; 2:1-4). William Barclay menerjemahkan frase yang relevan itu 'pertolongan yang melimpah yang Roh Kudus Kristus berikan kepadaku.'18
Paulus mengantisipasi bahwa Roh Kudus akan menolong dia dengan murah hati dan melimpah—dan Roh itu juga menolong kita. Kita menerima Roh Kudus sebagai karunia saat kita dibenamkan ke dalam air dan menjadi orang Kristen (Kisah 2:38). Roh Kudus, yang menetap di dalam diri semua anak Allah, adalah sumber kekuatan dan bantuan (Roma 8:11-13, 26-28). Paulus mungkin menyertakan pertolongan dari Roh Kudus ketika ia menulis, 'Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus' (Filipi 4:19).
Pemuliaan Kristus
Hasil baik yang kedua yang Paulus lihat adalah pemuliaan Yesus: 'Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku' 1:20). Pernyataan ini mungkin mengantisipasi kehadiran Paulus di hadapan Kaisar. Rasul itu merasa yakin bahwa ia akan berani berada di ruang kerajaan itu—dan dengan demikian tidak akan "mempermalukan" dan menistakan kepentingan yang untuknya ia sudah memberikan hidupnya.
Ia percaya bahwa segala sesuatu yang tersingkap pada akhirnya akan meninggikan Kristus. Istilah yang berarti "ditinggikan" bisa juga diterjemahkan "diperluas" atau "diperbesar."19Pada awalnya gagasan itu menghenyakkan kita sebagai hal yang aneh. Karena Yesus sudah "lebih besar daripada besar," bagaimana bisa Paulus "memperluas" atau "memperbesar" Dia? Bagaimana kita bisa? Jawabannya adalah "Kita bisa meninggikan Dia di dalam pikiran manusia." Bahkan sebagaimana kaca pembesar dapat membantu orang untuk melihat hal-hal dengan lebih jelas, kehidupan yang berpusat pada Kristus dapat membantu umat manusia melihat Tuhan sebagaimana Ia adanya.
Paulus percaya bahwa Kristus akan "dimuliakan dalam tubuh *nya+.' Tubuh kita adalah bait Allah (1 Korintus 6:19) dan harus didedikasikan untuk Tuhan (Roma 12:1). Paulus percaya bahwa Kristus akan "dimuliakan < baik oleh hidupku, maupun oleh matiku'—dengan kata lain, baik ia hidup atau ia mati. Ia berpikir bahwa ia mungkin akan dibebaskan setelah pengadilannya, tapi ia tidak maha tahu. Apapun yang terjadi ia bertekad untuk memuliakan Yesus.
Ia mengantisipasi bahwa, ketika ia menghadapi para penuduhnya, ia akan mengelak untuk dipermalukan dan Tuhan akan ditinggikan. Apakah dia berencana untuk mengambil pujian bagi semua hasil ini? Tidak. Dalam teks aslinya, "dipermalukan" dan "ditinggikan" keduanya berbentuk pasif masa depan. Suara pasif mengacu kepada apa yang dilakukan terhadap subjek kalimat. Paulus tidak percaya ia akan bertanggung jawab atas hasil yang diinginkan; ia percaya Allah yang akan bertanggung jawab.
Jika kita memandang kehidupan sebagaimana Paulus memandangnya, kita akan percaya bahwa, apapun yang terjadi kepada kita, semuanya akan berubah menjadi baik. Jika hubungan kita dengan Allah adalah benar dan sikap kita adalah benar, Tuhan akan memastikan semuanya berubah untuk kebaikan kita (lihat Roma 8:28). Betapa suatu pikiran damai yang dapat masuk ke dalam hati kita!
TFTWMS: Flp 1:20-24 - Dilema Paulus DILEMA PAULUS (Filipi 1:20-24)
Pelajaran kita sebelumnya diakhiri dengan ayat 20: 'Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku d...
DILEMA PAULUS (Filipi 1:20-24)
Pelajaran kita sebelumnya diakhiri dengan ayat 20: 'Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.' Paulus bertekad untuk memuliakan Kristus, apapun hasil persidangan di hadapan Nero nantinya—apakah ia dibebaskan (dan dengan demikian ia hidup) atau apakah pengadilan itu menjatuhkan dia hukuman mati.
Perkataan 'baik oleh hidupku, maupun oleh matiku' mendorong apa yang disebut 'percakapan sendiri oleh Paulus'5tentang kehidupan dan kematian. Ayat-ayat selanjutnya merupakan salah satu bagian yang lebih tidak biasa di dalam tulisan Paulus—ketika ia secara filosofis membahas apakah ia lebih baik hidup atau mati:
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu (Filipi 1:21-24).
" KARENA BAGIKU HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN. "
Seperti yang telah ditulis, tidak seperti Hamlet, Paulus tidak berencana untuk bunuh diri. Sebaliknya, ia menyelidiki hatinya tentang hasil yang akan lebih ia sukai. Hal ini seolah-olah rasul itu menarik garis di tengah selembar kertas. Di bagian atas dari satu kolom ada tulisan 'Untuk Kehidupan.' Di bagian atas dari kolom lainnya terdapat kata-kata "Untuk Kematian." Kemudian, faktanya, ia mencatat pelbagai keuntungan6dari setiap alternatif di bawah dua judul itu.
Untuk Kehidupan
Pada bagian pertama ayat 21, Paulus memulai dengan alasan untuk hidup: hidup = Kristus. "Karena bagiku hidup adalah Kristus." Ini adalah "salah satu teks klasik Perjanjian Baru."7Perkataan ini telah disebut sebagai jantung Kitab Filipi.
"Bagiku" diterjemahkan dari satu kata Yunani yang muncul pertama kali di dalam kalimat itu, untuk memberikan penekanan pada kata itu. Paulus pada dasarnya mengatakan, "Terlepas dari apa yang orang lain pikirkan tentang kehidupan, bagiku, hidup adalah Kristus." Terjemahan Phillips berbunyi "Bagiku hidup berarti hanya 'Kristus.'' Kristus adalah awal dari Kehidupan Paulus, tantangan hidupnya, motivasi hidupnya, kekuatan hidupnya, dan tujuan hidupnya.
Bagaimana dengan kita? Pertimbangkanlah bagaimana kita bisa menyelesaikan kalimat ini: "bagiku, hidup adalah <.' Akankah beberapa dari kita harus mengisi titik-titik itu dengan kata-kata seperti "uang," "harta," "ketenaran," "kekuasaan," atau "pengaruh"? Hal apakah yang paling penting di dunia ini bagi Anda? Apakah Kristus—atau apakah sesuatu yang lain? Kita dipengaruhi oleh apa yang paling penting bagi kita.
Seraya Paulus mempertimbangkan kemungkinan bahwa ia mungkin akan selamat dari pengadilannya yang akan datang, ia menyimpulkan bahwa hal itu akan baik-baik saja. Ia masih akan dekat dengan Kristus.
Untuk Kematian
Di sisi lain, ia mungkin tidak akan dinyatakan tidak bersalah; ia bisa kehilangan nyawanya. (Kenyataannya, beberapa tahun kemudian ia dihukum mati, ketika ia dipenjarakan untuk kedua kalinya di Roma.) Pada bagian terakhir ayat 21, Paulus memberikan alasan mengapa kemungkinan ini tidak mencemaskan dia: mati = keuntungan. :< dan mati adalah keuntungan.' Dalam ayat 23 Paulus menyebutkan hasil paling menakjubkan dari kematiannya, tetapi, untuk saat ini, marilah kita mempertimbangkan manfaat yang lebih duniawi: Ia akan mendapat kelegaan dalam kematian. Ia pasti kelelahan. Kitab Filipi memiliki beberapa acuan kepada pelbagai permasalahan yang ia telah dan sedang alami (1:7, 13, 17, 30; 4:3, 14). Sebagai tambahan, pelbagai kutipan lainnya dari pelbagai tulisannya memberi kita gambaran tentang betapa ia kehabisan tenaga. Dalam Filemon 9, yang ditulis sekitar pada waktu yang sama Paulus menulis kepada jemaat Filipi, rasul itu menggambarkan dirinya sebagai "Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus.' Dalam 2 Korintus 11:23-28, ia menyantumkan beberapa penderitaannya:
Apakah mereka pelayan Kristus? < aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
Jika berkat Wahyu 14:13 berlaku ke atas siapa saja, maka berkat itu akan berlaku ke atas Paulus: 'Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, < supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka.' Bagi Paulus, kematian akan menjadi pelepasan dari dosa, penyakit, dan kesedihan.
Namun begitu, marilah kita berhati-hati untuk menjaga bagian pertama dan terakhir ayat 21 bersama-sama: 'Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.' 'Mati adalah keuntungan" hanya jika "hidup adalah Kristus". Janji Wahyu 14:13 adalah bagi mereka "yang mati dalam Tuhan." Kembali sejenak untuk mengisi titik-titik dalam soal latihan. Bagaimanakah jika Anda dengan jujur harus mengatakan, "Karena bagiku [hidup] adalah uang"—atau 'kesenangan' atau apa saja selain Kristus? Berikut ini adalah beberapa kalimat lain untuk dilengkapi: "Jika hidup adalah uang, maka mati adalah <', 'Jika hidup adalah kesenangan, maka mati adalah .<' Jika Anda tidak yakin cara mengisi titik-titik itu, jawabannya tersirat di dalam Matius 16:26: 'Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?' Jika, bagi Anda, hidup adalah Kristus, maka mati akan menjadi keuntungan. Jika, bagi Anda, hidup adalah hal lain, kemudian mati akan menjadi kerugian.
Untuk Kehidupan
Pada bagian pertama ayat 22, Paulus memberikan alasan lain untuk hidup: hidup = tenaga kerja yang berharga. "Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini,8itu berarti bagiku bekerja memberi buah.' Jika ia hidup, ia akan memiliki kesempatan untuk memperluas usaha misionari, untuk terus mengajar dan mengumpulkan buah bagi Tuhan.
Betapa pilihan yang sulit! Bagian terakhir ayat 22 menekankan betapa sulitnya hal itu: '< jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.' Kata yang diterjemahkan 'tahu' (Yun.: gnorizo) berarti 'untuk diperkenalkan' atau 'diungkapkan.'9Alkitab NKJV menulis 'apa yang harus kupilih aku tidak bisa katakan.' Pada akhirnya, Paulus akan menyerahkan masalah itu ke dalam tangan Allah. Ia percaya kepada filsafat Yakobus 4:15: " Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu' (huruf miring oleh saya).
Untuk Kematian
Meskipun keputusan itu sulit, Paulus memiliki preferensi pribadi. Bagian terakhir dari ayat 23 memberikan alasan utamanya dalam memilih kematian: kematian = pergi untuk hidup bersama Tuhan. '< aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik.' Untuk menekankan betapa akan indahnya 'pergi dan diam bersama-sama dengan Tuhan,' rasul itu menggunakan tiga perbandingan. Hal itu bukan hanya akan menjadi "lebih baik." Hal itu bukan hanya akan hanya menjadi "jauh lebih baik." Hal itu akan menjadi "sangat jauh lebih baik'!
Bagaimanakah Paulus mengetahui betapa baiknya meninggalkan kehidupan ini? Kemungkinan besar ia sudah diberi pandangan sekilas tentang kemuliaan dunia yang akan datang ketika ia "diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga < ke Firdaus' (2 Korintus 12:1-4). Saya pernah bertanya-tanya bagaimanakah kehidupan di dunia ini akan terlihat bagi orang yang telah melihat kehidupan yang akan datang. Bahkan hal-hal yang paling indah di dalam kehidupan ini pastilah terlihat jelek jika diperbandingkan; barang-barang yang paling mahal pastilah terlihat tidak berharga! Kita membaca gambaran terilham tentang apa yang Allah simpan untuk kita dan bertanya-tanya akan seperti apakah rumah kekal kita. Namun begitu, Paulus sudah hampir pasti mengalaminya. Meskipun 2 Korintus 12 hanya mengatakan mendengar, namun Paulus dengan cara lain tentunya telah mengalami seperti apakah Firdaus itu. Pada saat-saat kesendirian, betapa jiwanya dipenuhi dengan kerinduan untuk meninggalkan dunia rasa sakit dan kesedihan ini dan kembali ke Firdaus!
Dalam ayat 23 Paulus menggunakan eufemisme yang indah untuk kematian: "untuk pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus." Kata Yunani yang diterjemahkan "pergi" (suatu bentuk analuo) adalah sebuah kata majemuk yang menggabungkan preposisi untuk "naik" (ana) dengan kata kerja yang artinya "melepaskan" (luo). Kata ini digunakan tentang membongkar tenda dan bergerak terus, tentang melepaskan kapal dari tambatannya, tentang membiarkan budak atau tawanan untuk pergi bebas.10Paulus memandang kematian sebagai "kepergian"—dan begitu juga kita seharusnya. Bagi orang Kristen, kehidupan ini adalah sebuah perjalanan, dan tujuannya adalah harus diam bersama dengan Kristus. Biasanya, kematian adalah bagian penting untuk mencapai tujuan itu. Pengecualian akan berupa orang-orang Kristen yang setia yang masih hidup ketika Tuhan datang kembali.
Penekanan dalam ayat 23 adalah bahwa, bagi Paulus, kematian = berada bersama-sama dengan Kristus. Baginya, kematian tidak hanya lepas dari rasa sakit dan segala masalah dunia ini. Arti kematian adalah jauh lebih banyak daripada itu. Mati berarti pergi untuk diam bersama-sama dengan Tuhannya yang berharga!11
Untuk Kehidupan
Dalam ayat 24 Paulus menyantumkan satu alasan lagi untuk hidup: kehidupan = peluang tambahan untuk membantu orang lain. 'Tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.' Berada bersama Yesus setelah kematian adalah "sangat jauh lebih baik," tetapi hidup dan membantu orang lain adalah "lebih perlu." Jika selama ini Anda telah "menghitung nilai" pada lembaran kertas imajiner kita, di sana ada tiga hal di bawah 'Untuk Kehidupan' dan hanya dua hal di bawah 'Untuk Kematian.'
Bacalah kembali ayat 21 hingga 24. Tidak ada sama sekali yang bisa melukai orang Kristen dengan sikap seperti itu. Apakah ia akan hidup? Itu benar sekali; hidup akan memberi dia lebih banyak kesempatan untuk menggunakan talentanya untuk Tuhan. Apakah ia akan mati? Itu bahkan lebih baik. Ia bisa pergi untuk bersama Tuhannya. Bagaimanapun, jangan lupa, bahwa sikap seperti ini didasarkan pada memiliki hubungan yang benar dengan Yesus. Kuncinya adalah untuk dapat berkata bersama Paulus "bagiku hidup adalah Kristus."
TFTWMS: Flp 1:25-26 - Keputusan Paulus KEPUTUSAN PAULUS (Filipi 1:25, 26)
Dalam ayat 25 dan 26, ada perubahan mendadak dari ketidakpastian sebelumnya: 'Dan dalam keyakinan ini tahulah...
KEPUTUSAN PAULUS (Filipi 1:25, 26)
Dalam ayat 25 dan 26, ada perubahan mendadak dari ketidakpastian sebelumnya: 'Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku,12apabila aku kembali kepada kamu.' Beberapa orang berspekulasi bahwa pada titik ini Paulus memiliki wahyu khusus dari Tuhan. Lebih mungkin, ketika ia berkata bahwa 'lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu' (ay. 24; huruf miring oleh saya), hal itu sudah menyelesaikan masalah di dalam pikiran Paulus. Paulus memiliki perasaan tanggung jawab yang dalam. Ia tidak mementingkan diri sendiri. Ia bisa berkata "tidak" kepada dirinya untuk berkata "ya" kepada orang lain.
Untuk menghargai keputusan Paulus secara lebih lengkap, marilah kita memeriksa beberapa kata ayat 25 dan 26 bersama-sama. Rasul itu pertama-tama berkata, "dalam keyakinan ini." Ia yakin bahwa tetap hidup adalah "lebih penting" demi para pembacanya.
Kemudian ia berkata, 'Tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu.' Dengan kata lain, 'Aku tahu aku akan hidup.' Ungkapan 'Aku tahu' bisa saja tidak sepasti ketika pertama kali ungkapan itu muncul. Konteksnya menunjukkan bahwa pertanyaan tetang apa yang sebenarnya akan terjadi ketika ia diadili tetap ada di dalam pikiran Paulus. Meski demikian, ia merasa bahwa ia mungkin akan dibebaskan dan akan melihat jemaat Filipi lagi. Dalam suratnya kepada Filemon, yang ditulis sekitar waktu yang sama, Paulus berkata bahwa ia berharap untuk tidak lama lagi mengunjungi Filemon (Filemon 22).
'Tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu' adalah permainan kata-kata. 'Tinggal' dan 'bersama-sama lagi dengan kamu' diterjemahkan dari akar kata yang sama: 'Tinggal' diterjemahkan dari meno, sementara 'bersama-sama lagi' diterjemahkan dari akar kata yang sama yang menggabungkan meno dengan preposisi para, yang berarti 'bersama dengan.' Paulus berkata, "Aku akan tetap tinggal *yaitu, 'Aku akan hidup'+, tapi bukan hanya itu; Aku akan tetap bersama dengan kalian. Aku akan bersama-sama dengan kalian.' Hal ini akan memberi kontribusi kepada 'kemajuan dan sukacita dalam iman' jemaat Filipi. 'Iman" mengacu kepada kumpulan pengajaran yang berpusat pada iman kepada Yesus—yaitu, keseluruhan sistem Kristen sebagaimana yang terungkap di dalam Perjanjian Baru. Paulus ingin jemaat Filipi 'maju' dalam iman sehingga mereka bisa memiliki 'sukacita' dalam iman. Maju dalam iman adalah perlu untuk memiliki sukacita dalam iman.
Hasil akhir bagi jemaat Filipi akan berupa bahwa 'kepercayaan' mereka akan 'berlimpah dalam Kristus Yesus' melalui 'kedatangan' kembali Paulus kepada mereka.
< 'kedatangan' (parousia) nya akan memiliki arti khusus. Kata ini pada awalnya mengacu kepada masuknya seorang penakluk atau seorang raja secara resmi ke dalam sebuah kota. Akan ada rasa kemenangan jika Paulus datang, namun tidak ada satu pun kekalahan jika ia tidak datang. Istilah yang sama ini adalah kata yang semi-teknis untuk kedatangan Kristus (band. 1 Tes. 2:19; 3:13; 4:15; 5:23).13
Kita bisa memetik banyak pelajaran dari ayat 25 dan 26. Berikut ini adalah salah satunya: Keputusan kita harus dibuat tidak hanya berdasarkan apa yang terbaik untuk kita, tetapi juga dalam kaitannya dengan apa yang terbaik bagi orang lain. Ini memang benar dalam hal keputusan pada umumnya, bahkan ketika kematian menghampiri. Hari ini, di bagian dunia tertentu, banyak yang sedang dikatakan tentang "eutanasia," atau 'pembunuhan karena belas kasihan.' 'Eutanasia' adalah kata Yunani yang diindonesiakan yang menggabungkan akhiran yang artinya "baik" atau "bagus" (eu) dengan kata untuk "kematian" (thanatos). Bentuk kata kerjanya berarti "mati dengan baik"; ini adalah pengistilahan yang salah, sebagaimana kata itu biasanya digunakan. Satu-satunya kematian 'baik' adalah kematian 'dalam Tuhan.' Bunuh diri bukanlah pilihan bagi orang Kristen. Sebagian besar argumentasi, jika tidak semuanya, untuk tindakan jahat tersebut bersifat egois sepenuhnya. Seorang Kristen menyerahkan waktu kematiannya ke dalam tangan Allahnya. Ia tidak memilih untuk mengambil apa yang disebut 'jalan ke luar yang mudah' melalui bunuh diri, dibantu orang lain atau dilakukan sendiri. Seorang Kristen, bahkan ketika menjelang ajal, sering dapat menemukan satu kesempatan untuk mengatakan sebuah kata yang akan menolong orang lain. Jika sama sekali tidak ada yang dikatakan, orang Kristen yang menjelang ajal itu dapat menjadi contoh bagaimana mati dengan berani dalam Tuhan.
TFTWMS: Flp 1:27-30 - Kesimpulan Paulus KESIMPULAN PAULUS (Filipi 1:27-30)
Dalam ayat 27 Paulus beralih dari filosofis ke praktis. Ayat 27 sampai 30 akan dibahas secara lebih rinci dalam pe...
KESIMPULAN PAULUS (Filipi 1:27-30)
Dalam ayat 27 Paulus beralih dari filosofis ke praktis. Ayat 27 sampai 30 akan dibahas secara lebih rinci dalam pelajaran kita berikutnya, tetapi saya tidak ingin mengakhiri tanpa mencatat bahwa, bagi Paulus, teologi tidak pernah hanya sekedar teori. Teologi selalu memiliki penerapan praktis dan pribadi. Dalam hal ini, Paulus ingin para pembacanya mengetahui bahwa memahami apa yang ia sudah tulis akan berdampak bagi hidup mereka.
Pertama, tulisan itu harus memotivasi mereka untuk menjalani kehidupan Kristen yang setia: 'Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil' (ay. 27). Ia telah menunjukkan niatnya untuk mengunjungi mereka lagi (ay. 26). Saat ini, katanya, secara tidak langsung "Apakah hal itu akan terjadi atau tidak, saya ingin tahu bahwa hidup kalian sesuai dengan injil.'
Kedua, mereka harus dipindahkan untuk menjalani kehidupan Kristen yang berani:
Dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku (ay 28-30).
Mereka memiliki "konflik yang sama" (penganiayaan) yang Paulus miliki, sehingga mereka harus tiba pada kesimpulan yang sama: 'Apakah kita hidup atau apakah kita mati, semua bisa dilakukan untuk kemuliaan Tuhan!' Paulus tidak takut, sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk takut.
TFTWMS: Flp 1:27 - Jadilah Pribadi Yang Unik JADILAH PRIBADI YANG UNIK (Filipi 1:27a)
Marilah kita mulai dengan memeriksa lebih dekat apa yang Paulus maksudkan ketika ia berkata, 'Hendaklah...
JADILAH PRIBADI YANG UNIK (Filipi 1:27a)
Marilah kita mulai dengan memeriksa lebih dekat apa yang Paulus maksudkan ketika ia berkata, 'Hendaklah hidupmu *prilakukanlah dirimu; NASB+ berpadanan dengan Injil Kristus.' Rasul itu menggunakan kata Yunani yang tidak biasa ketika ia berkata, 'prilakukanlah dirimu.' Kata itu (politeuesthai) berkaitan dengan kata 'politik.' Artinya 'sikapkanlah *dirimu+ sebagai warga negara." Alkitab ASV memiliki catatan pada teks Yunani yang asli: "bersikap sebagai warga negara yang layak. [Bandingkan dengan 3:20.+' Alkitab AB menulis 'Hanya pastikan sebagai warga negara untuk memprilakukan dirimu demikian [sehingga] cara hidupmu itu [akan] layak dengan kabar baik (Injil) Kristus.' Belakangan di dalam surat itu, Paulus berkata bahwa "kewargaan kita adalah di dalam sorga' (3:20; lihat Efesus 2:19). Terjemahan Moffatt atas Filipi 3:20 adalah 'kita adalah koloni sorga."
Untuk menghargai terminologi Paulus itu, perlu diingat bahwa Filipi adalah koloni Romawi (Kisah 16:12). "Setiap koloni Romawi adalah Roma kecil yang didirikan di tempat jauh jauh di seluruh dunia. Seorang warga negara Romawi, tidak peduli di mana ia berada, tidak pernah lupa bahwa ia adalah seorang Romawi.'7Ia 'berbicara bahasa Latin, memakai gaun Latin, disebut < pembesar dengan nama Latin, betapapun jauhnya *ia+ mungkin dari Roma.'8Secara tidak langsung, Paulus sedang berkata kepada jemaat Filipi, 'Kalian tahu bagaimana memperlakukan diri kalian sebagai warga negara Roma; sekarang belajarlah bagaimana memperlakukan diri kalian sebagai warga negara kerajaan sorga. Menjadi warga negara Roma membuat kalian istimewa, tetapi menjadi warga negara sorga membuat kalian unik!
Bagaimanakah mereka memperlakukan diri mereka sebagai warga negara Kerajaan Sorga? 'Berpadanan dengan Injil Kristus.' Mereka harus berperilaku dengan cara yang akan mendatangkan pujian kepada injil,9dalam cara yang akan mendatangkan kehormatan kepada injil (CEV), dalam cara yang akan menarik orang lain kepada injil. Saat saya memikirkan nasihat Paulus itu, pikiran saya melayang kepada orang-orang Amerika yang berkunjung ke Australia ketika saya tinggal di sana. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang ramah, tetapi beberapa orang merupakan perwakilan yang buruk bagi negeri asal saya. Ketika mereka mengunjungi pelayanan ibadah kami, dengan suara keras mereka mengeluhkan makanan dan kebiasaan orang Australia. Hal itu memalukan saya karena saudara-saudari Australia saya tahu bahwa para tamu itu adalah orang Amerika. Mereka tidak berperilaku dengan cara yang mendatangkan kehormatan bagi kewarganegaraan mereka.
" HANYA HENDAKLAH HIDUPMU BERPADANAN DENGAN INJIL KRISTUS. "
Seraya kita melalui kehidupan, kita punya pelbagai keputusan untuk dibuat dan pelbagai masalah untuk diselesaikan. Kadang-kadang Kitab Suci bersikap jelas mengenai apa yang harus kita lakukan; kadang-kadang kita harus bersandar pada prinsip-prinsip umum di dalam Firman. Seraya kita menghadapi pelbagai tantangan kehidupan, pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantu kita untuk menemukan jawabannya: 'Apakah yang akan warga negara sorga lakukan dalam situasi ini? Bagaimanakah seorang warga negara sorga akan bertindak?' Jika Anda adalah orang Kristen, jangan pernah lupa bahwa Anda adalah unik—karena Anda adalah warga negara kerajaan Allah!
TFTWMS: Flp 1:27-30 - Teguhlah Dalam Prinsip TEGUHLAH DALAM PRINSIP (Filipi 1:27, 30)
Jemaat Filipi tidak harus menduga-duga tentang apa yang ada di dalam pikiran Paulus ketika ia menyuruh merek...
TEGUHLAH DALAM PRINSIP (Filipi 1:27, 30)
Jemaat Filipi tidak harus menduga-duga tentang apa yang ada di dalam pikiran Paulus ketika ia menyuruh mereka untuk memperlakukan diri mereka 'berpadanan dengan Injil Kristus.' Ia melanjutkan: 'Supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh' (ay. 27b, c). "Roh" diterjemahkan dari bentuk kata Yunani pneuma. Ini bisa mengacu kepada Roh Kudus; tetapi, dalam konteksnya, kata itu mungkin mengacu kepada jiwa manusia. Paulus melanjutkan dengan kalimat 'dan sehati sejiwa < (ay. 27d. Kata Yunani yang diterjemahkan "sehati sejiwa" adalah suatu bentuk psuche (atau psyche), yang juga dapat diterjemahkan "jiwa." Rasul itu berharap untuk mendengar bahwa para pembacanya 'teguh berdiri < sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil' (ay 25-27); tetapi, apakah hal itu terjadi atau tidak, ia ingin mereka tetap setia kepada Tuhan.
Tema yang terdapat hingga akhir pasal 1 dan awal pasal 2 adalah "kesatuan." Dalam 1:27, Paulus menekankan perlunya kesatuan sebanyak tiga kali: .
- • Ia ingin para pembacanya bersatu dalam sikap: "dalam satu roh"
- • Ia ingin mereka bersatu dalam perhatian: "dengan satu pikiran."
- • Ia ingin mereka bersatu dalam tindakan: "berjuang bersama-sama."
Persatuan sangat penting! Memenuhi persyaratan ayat 27 adalah lebih mudah jika kita melakukannya dengan orang lain. Di mana ayat itu menulis "berjuang [bersama],"10teks aslinya 'bisa diterjemahkan 'berjuang bersama sebagai atlet berdasarkan kepentingan bersama.' Hal itu seolah-olah Paulus berdiri di pinggir arena sambil memberi dorongan, 'Marilah kita lihat kerja sama tim yang hebat!''11
Kita akan menyimpan diskusi panjang kita tentang kesatuan sampai kita tiba di Filipi 2:2 di dalam pelajaran kita berikutnya. Untuk saat ini, saya ingin berfokus pada penekanan di dalam 1:27 bahwa, tidak peduli apa yang dunia mungkin lakukan kepada dia, seorang anak Tuhan haruslah tetap teguh berdiri. Paulus menasihati saudara-saudara di Filipi itu untuk berdiri teguh (lihat 1 Korintus 16:13; Efesus 6:11, 13, 14; 1 Tesalonika 3:8; 2 Tesalonika 2:15).
Kita terlibat di dalam pergumulan rohani hidup dan mati (lihat Efesus 6:10-17; 2 Korintus 10:4). Paulus memberitahu jemaat Filipi bahwa mereka harus 'berjuang dalam pertempuran yang sama' yang mereka pernah lihat dia 'berjuang,' yang mana ia 'masih berjuang' (Filipi 1:30; CJB). 'Dunia < sudah selalu menjadi < lingkungan yang tidak bersahabat bagi agama Kristen.'12Iman Anda bisa diserang. Orang mungkin mengolok-olok keyakinan standar hidup Anda. Iblis tahu kelemahan Anda dan akan mencobai Anda untuk berbuat salah. Kadang-kadang, kehidupan bisa menghancurkan. Ketika semua ini terjadi, Paulus ingin Anda mendekat kepada Tuhan dan berdiri teguh di dalam Dia (Filipi 4:1; lihat 1 Petrus 5:7).
Satu medan pertempuran adalah "iman injili" (Filipi 1:27). "Iman" mengacu kepada sekumpulan ajaran yang berpusat pada iman kepada Yesus—yaitu, Perjanjian Baru. Iman dari injil terus-menerus diserang. Ada orang-orang yang membencinya, ada yang merendahkannya, ada yang menolaknya, dan ada yang akan menghancurkannya. Anda dan saya harus bersedia untuk melakukannya (yaitu, menghayatinya), menyatakannyau, membelanya, dan bahkan mati untuknya! Kita harus siap untuk 'tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus' (Yudas 3b).
TFTWMS: Flp 1:28-30 - Jangan Takut Dalam Penganiayaan JANGAN TAKUT DALAM PENGANIAYAAN (Filipi 1:28-30)
Jika kita berada di dalam pertempuran, di sana pasti ada musuh. Di tempat lain, Paulus menekankan ba...
JANGAN TAKUT DALAM PENGANIAYAAN (Filipi 1:28-30)
Jika kita berada di dalam pertempuran, di sana pasti ada musuh. Di tempat lain, Paulus menekankan bahwa musuh-musuh rohani kita adalah Iblis dan rekan-rekan sekerjanya (Efesus 6:11, 12). Namun begitu, biasanya setan bekerja melalui manusia (lihat Matius 16:23; Yohanes 6:70).
Paulus melanjutkan, 'dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu' (ay. 28a). Kita tidak bisa memastikan siapakah "lawan" kita ini, tetapi dalam ayat 30, Paulus mengatakan bahwa orang Kristen di Filipi sedang "mengalami konflik yang sama" yang pernah ia alami di kota itu dan sekarang dialami di Roma. Di Filipi, para penentang Paulus adalah para pejabat pemerintah setempat yang dimanipulasi oleh warga kota itu (lihat Kisah 16:19-22). Di Roma, lawan-lawan utamanya adalah para pejabat pemerintah yang wakilnya di Yudea telah dimanipulasi oleh warga Yerusalem (lihat Kisah Para Rasul 25:6-11). Lawan utama jemaat Filipi kemungkinan besar adalah para pejabat pemerintah yang tidak simpatik, yang dipengaruhi oleh penduduk penyembah berhala dan mungkin oleh komunitas kecil Yahudi.
Siapapun lawan jemaat Filipi itu, konflik itu kadang-kadang pasti sudah melampaui batas, karena Paulus mendorong saudara-saudara itu untuk jangan 'digentarkan' oleh musuh-musuh mereka. Kata Yunani yang diterjemahkan "digentarkan" (suatu bentuk pturo) berarti "dibuat takut, [atau] ngeri, [mem] biarkan diri sendiri diintimidasi"13("ngeri"; KJV, "takut"; NIV). Kata itu "pada awalnya diterapkan kepada hewan yang ketakutan, khususnya kuda yang penakut, atau yang lari tunggang-langgang tidak terkendali yang disebabkan oleh kawanan hewan yang terkejut.'14Bayangkanlah di dalam pikiran Anda sekawanan kuda lari tungganglanggang melintasi padang rumput, ketika mereka dikejutkan oleh suara petir.15Jika Anda memilih ilustrasi manusia, bayangkanlah murid-murid Yesus saat mereka 'lari tunggang-langgang' keluar dari Taman Getsemani (Matius 26:56 b). Paulus memohon para pembacanya untuk tidak diintimidasi seperti itu. Yesus memberitahu murid-muridNya, 'Janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi' (Lukas 12:4). Ibrani 13:6 berkata, 'Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?'' Hal apakah yang akan membantu jemaat Filipi untuk tidak "lari tungganglanggang" ketika mereka harus menderita karena iman mereka? Paulus mencantumkan tiga kebenaran untuk membantu cara pandang mereka: Pertama, penderitaan mereka menunjukkan bahwa mereka direstui Allah: 'Dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda16kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah' (ay. 28; huruf miring oleh saya). Jemaat Filipi bisa memandang penganiayaan sebagai "tanda" bahwa mereka lemah dan lawan mereka kuat—tapi rasul itu berkata, secara tidak langsung, 'Tidak, itu adalah tanda bahwa engkau berada di jalan menuju keselamatan!' Penderitaan saja bukanlah bukti bahwa seseorang direstui Allah; tetapi jika Anda menderita karena Anda adalah orang Kristen, Anda pasti sedang melakukan sesuatu yang benar! Hal ini dapat mendatangkan penghiburan, karena "jika Allah di pihak kita, dapatkah siapa saja melawan kita?" (Roma 8:31; CEV).
Ia juga mengatakan bahwa penganiayaan mereka adalah "tanda kebinasaan" bagi orang-orang yang menentang mereka. Apakah musuh-musuh mereka tahu bahwa upaya mereka untuk menghancurkan gereja Kristus adalah "tanda kebinasaan'? Mungkin tidak. Di tempat Alkitab NASB menulis "bagi mereka" di dalam Filipi 1:28, bahasa Yunaninya dapat juga diterjemahkan "kepada mereka" (lihat KJV dan NIV). Hal ini memicu diskusi mengenai cara memungkinkan yang bagaimanakah penganiayaan orang Kristen itu bisa menjadi "tanda" kepada orang tidak percaya. Mungkin fakta bahwa orang Kristen tidak bimbang bahkan ketika dianiaya akan membuat beberapa lawan mereka berhenti menganiaya dan mempertimbangkan kembali apakah tindakan mereka itu benar atau salah. Lebih mungkin, para penganiaya jemaat Filipi itu melihat keberhasilan mereka melawan umat Kristen sebagai "tanda" bahwa mereka benar dan para pengikut Yesus salah. Namun demikian, setiap hari yang berlalu, mereka bergerak selangkah lebih dekat kepada hukuman kekal. 'Perlawanan yang gigih terhadap gereja dan injil merupakan tanda pasti bagi kehancuran kekal, karena hal itu melibatkan penolakan terhadap satu-satunya jalan keselamatan.'17Paulus ingin jemaat Filipi mengetahui bahwa masalah mereka adalah "bukti dari Allah bahwa kalian akan diselamatkan sedangkan musuh-musuh kalian akan lenyap' (NCV).
Kebenaran kedua oleh Paulus untuk membantu cara pandang jemaat Filipi tentang penderitaan adalah bahwa adalah suatu kehormatan untuk menderita bagi Tuhan:
'Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia' (ay. 29). Kata Yunani "dikaruniakan" (suatu bentuk charizomai) adalah dari akar yang sama dengan kata untuk "kasih karunia" (charis). Ini berarti 'memberi < hadiah sebagai kebaikan yang cuma cuma.'18
Ayat 29 menyebutkan dua hadiah yang Tuhan berikan kepada kita. Salah satunya adalah karunia percaya. Tuhan "memberi" kita iman dalam pengertian bahwa Ia memberi kita Alkitab yang menghasilkan iman (Roma 10:17) dan pikiran yang mampu memahami kebenarannya (Efesus 5:17). Terima kasih ya Allah untuk karunia iman ini! Melalui iman, kita memanfaatkan kasih karunia Allah (Efesus 2:8, 9) dan ditopang dari hari ke hari. Iman adalah salah satu pemberian yang "baik" yang "dari atas" (Yakobus 1:17).
Karunia lain yang disebutkan di dalam ayat 29 adalah kehormatan untuk menderita bagi kepentingan Kristus. Ini telah disebut sebagai "hadiah yang tidak diinginkan.' Dalam pikiran saya, saya melihat sebuah meja yang dipenuhi dengan hadiah: semua berkat menakjubkan yang Tuhan berikan kepada kita. Jika orang diizinkan untuk memilih karunia-karunia yang mereka inginkan, karunia terakhir yang ditinggalkan di atas meja kemungkinan akan berupa hadiah penderitaan. Charles Swindoll menyebut percaya sebagai 'bagian yang menyenangkan' dari kehidupan orang Kristen dan penderitaan sebagai 'bagian yang sulit.'19
Namun demikian, Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan adalah bagian dari pengalaman hidup orang Kristen—dan ada harga di dalam penderitaan itu (lihat Yohanes 16:33; Kisah 5:41, 14:22; Roma 5:3-5; 2 Tesalonika 1:4, 5; Ibrani 12:5-7, 11; Yakobus 1:2-4; 1 Petrus 3:14; 4:12-14). Ketika penderitaan dihadapkan dengan iman, hal itu membantu kita untuk tumbuh sebagai orang Kristen.
Namun begitu, pahamilah bahwa berkatnya tidak berada di dalam penderitaan itu sendiri, tetapi di dalam penderitaan "untuk kepentingan-Nya'—untuk kepentingan Yesus. Petrus menulis, 'Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu [nama Kristus] (1 Petrus 4:15, 16). Menderita untuk Tuhan adalah hak istimewa. Yesus berkata, Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga (Matius 5:10-12a).
Kebenaran ketiga yang Paulus berikan untuk mempertajam perspektif jemaat Filipi tentang penderitaan adalah bahwa mereka berada di dalam rombongan yang baik ketika mereka menderita: 'Dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku' (Filipi 1:30). Istilah yang diterjemahkan "pergumulan" (suatu bentuk agon) adalah kata Yunani yang sama yang darinya kita dapatkan kata 'penderitaan.' Kata itu digunakan untuk menggambarkan pertempuran sengit yang dilakukan oleh para gladiator di arena.20Kata-kata di dalam ayat 30 mungkin membanjiri pikiran umat Kristen Filipi dengan pelbagai ingatan tentang apa yang Paulus pernah alami di Filipi. (Dapatkah Anda melihat rasa malu pada wajah sipir penjara itu?) Sekarang mereka sedang mengalami jenis perjuangan yang sama. Paulus ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian—dan bahwa ia memahami keaadan mereka.
Di dalam 2 Timotius, Paulus menulis bahwa 'Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya' (3:12; huruf miring oleh saya). Ketika itu terjadi pada Anda, ketiga kebenaran ini dapat menghibur Anda dan memberi Anda kekuatan:
- • Penderitaan Anda merupakan petunjuk bahwa Allah merestui Anda.
- • Menderita bagi Tuhan adalah suatu kehormatan.
- • Anda berada dalam rombongan yang baik ketika Anda menderita demi kebenaran (lihat Matius 5:12b).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Filipi (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi d...
Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1--9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
- (1) _Keputusasaan_ mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
- (2) benih-benih _perpecahan_ di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
- (3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai
- (1) sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
- (2) kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
- (3) nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
- (2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
- (3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
- (4) Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
- (5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).
Full Life: Filipi (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Fili 1:1-11)
A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2)
B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat F...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Fili 1:1-11) - A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2) - B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi
(Fili 1:3-11) - I. Keadaan Paulus Sekarang Ini
(Fili 1:12-26) - A. Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan
(Fili 1:12-14) - B. Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan
(Fili 1:15-18) - C. Kerelaannya untuk Hidup atau Mati
(Fili 1:19-26) - II. Hal-Hal yang Penting bagi Gereja
(Fili 1:27-4:9) - A. Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi
(Fili 1:27-2:18) - 1. Supaya Tetap Setia
(Fili 1:27-30) - 2. Supaya Bersatu
(Fili 2:1-2) - 3. Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan
(Fili 2:3-11) - 4. Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela
(Fili 2:12-18) - B. Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja
(Fili 2:19-30) - 1. Timotius
(Fili 2:19-24) - 2. Epafroditus
(Fili 2:25-30) - C. Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu
(Fili 3:1-21) - 1. Sunat Palsu Lawan Sunat Benar
(Fili 3:1-16) - 2. Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani
(Fili 3:17-21) - D. Nasihat Akhir Paulus
(Fili 4:1-9) - 1. Kemantapan dan Kerukunan
(Fili 4:1-3) - 2. Sukacita dan Kelemahlembutan
(Fili 4:4-5) - 3. Kebebasan dari Kekhawatiran
(Fili 4:6-7) - 4. Pengendalian Pikiran dan Kehendak
(Fili 4:8-9) - Penutup
(Fili 4:10-23) - A. Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima
(Fili 4:10-20) - B. Salam Akhir dan Doa Berkat
(Fili 4:21-23)
Matthew Henry: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari n...
- Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari nama Filipus, raja terkenal dari Makedonia, yang memperbaiki dan memperindah kota itu, dan di kemudian hari dijadikan sebagai salah satu wilayah jajahan Romawi. Tidak jauh dari kota ini terletak Campi Philippici, tempat luar biasa yang menjadi terkenal sebagai ajang pertempuran antara Julius Caesar dan Pompei Agung, dan juga antara Agustus dan Antonius di satu pihak melawan Cassius dan Brutus di pihak lain. Namun, bagi orang-orang Kristen, kota itu menjadi kota yang paling istimewa karena surat kerasulan ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia menjadi tahanan penjara di kota Roma pada tahun 62 Masehi. Tampaknya Rasul Paulus menaruh kebaikan hati yang khusus bagi jemaat di Filipi ini, di mana ia sendiri telah menjadi alat dalam menanam benih-benih untuk membangun jemaat. Walaupun ia harus memelihara semua jemaat, menurut surat ini, namun ia memiliki kepedulian khusus, bagaikan seorang bapa yang lemah lembut, bagi jemaat ini. Bagi orang-orang yang kepada mereka Allah telah mengutus kita untuk melakukan suatu pekerjaan baik, kita harus giat dan sepenuhnya terlibat dalam mengusahakan yang lebih baik lagi. Rasul Paulus menganggap mereka seperti anak-anaknya sendiri, dan setelah memperanakkan mereka melalui Injil itu, ia sangat ingin untuk mengasuh dan merawat mereka dengan Injil yang sama pula.
- I. Rasul Paulus telah dipanggil dengan cara yang luar biasa untuk memberitakan Injil di Filipi (Kis. 16:9). Ketika itu ia mendapat penglihatan pada waktu malam, ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Ia melihat bahwa Allah berjalan di hadapannya, dan menjadi terdorong untuk menggunakan segala macam sarana untuk melaksanakan pekerjaan baik yang telah dimulai di antara mereka, serta membangun di atas dasar yang telah diletakkan.
- II. Di Filipi Rasul Paulus harus menghadapi kesukaran yang luar biasa. Ia disesah dan dilemparkan ke dalam penjara (Kis. 16:23- 24). Namun, ia tidak mengurangi kebaikannya kepada tempat itu karena kesukaran yang ia jumpai di sana. Kita tidak boleh mengurangi kasih kita kepada sahabat-sahabat kita karena perlakuan buruk yang ditimpakan oleh musuh kepada kita.
- III. Pada mulanya jemaat di sana sangat kecil. Dimulai dengan Lidia yang bertobat dan percaya, kemudian si kepala penjara, dan beberapa orang lagi. Walaupun demikian, hal itu tidak mengecilkan hati sang rasul. Jika yang baik tidak dapat dilakukan terlebih dahulu, hal itu dapat dilakukan kemudian, dan pekerjaan terakhir akan menjadi lebih berlimpah-limpah. Kita tidak boleh berkecil hati melihat permulaan yang kecil.
- IV. Tampaknya, dari banyak bagian di dalam surat kerasulan ini, dapat dilihat bahwa jemaat Filipi bertumbuh menjadi jemaat yang berhasil, dan khususnya para saudara di sana menjadi sangat baik kepada Rasul Paulus. Ia telah menuai harta duniawi mereka, dan mengembalikannya dengan harta rohani. Ia mengakui telah menerima pemberian yang dikirimkan kepadanya (4:18), sementara pada waktu itu tidak ada satu pun jemaat lain yang mengadakan pembicaraan mengenai memberi dan menerima (4:15). Di dalam surat kerasulan ini ia memberikan kepada mereka upah nabi dan rasul, yang jauh lebih berharga daripada beribu-ribu emas dan perak.
Jerusalem: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2
seb. Kr. didjadikan ...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.
Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.
Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.
Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.
Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.
Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.
la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.
Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.
Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 1:3-11)
Kita bisa memandang masa lalu dengan perasaan cemas atau ucapan syukur. Kita bisa memandang masa kini dengan sikap pengecut...
KESIMPULAN(Filipi 1:3-11)
Kita bisa memandang masa lalu dengan perasaan cemas atau ucapan syukur. Kita bisa memandang masa kini dengan sikap pengecut atau percaya diri. Kita bisa memandang masa depan dengan ketakutan atau doa. Kita bisa mengandalkan kekuatan kita sendiri, atau kita dapat belajar untuk bersandar pada Allah dan Yesus. Seperangkat pilihan yang pertama adalah rumus pasti bagi ketidakbahagiaan. Yang kedua adalah yang Tuhan rumuskan untuk kebahagiaan—terlepas dari "belenggu" apa saja yang mungkin "mengikat" kita.
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Contoh-contoh ini bersifat umum. Sesuaikanlah penerapannya bagi para pendengar Anda.
2 Filipi 1:3-11 adalah pembukaan 'bagi...
Catatan Akhir:
- 1 Contoh-contoh ini bersifat umum. Sesuaikanlah penerapannya bagi para pendengar Anda.
- 2 Filipi 1:3-11 adalah pembukaan 'bagian ucapan syukur' kitab itu. Paragraf itu dimulai dengan ucapan syukur, tetapi bagian itu mencakup lebih banyak hal-seperti yang kita akan lihat.
- 3 Anda mungkin ingin menyisipkan catatan tentang pentingnya berdoa bagi orang lain-dan buatlah mereka tahu bahwa Anda mendoakan mereka.
- 4 Pelajaran 'Ketika Paulus Menyurati Rumahnya' menegaskan bahwa gereja Filipi tidak sedang dibanjiri masalah- tetapi gereja itu tetap memiliki masalah. Setiap jemaat terbentuk dari manusia; karena manusia tidak sempurna (Roma 3:23), maka tidak ada jemaat yang sempurna.
- 5 Anda mungkin ingin menekankan bahwa, begitu mereka sudah mulai membantu Paulus, mereka tidak berhenti. Kadang-kadang kita memulai pekerjaan yang baik dan meninggalkannya sebelum pekerjaan itu selesai (lihat Wahyu 3:2).
- 6 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, Ltd., 1971), 235.
- 7 Ibid.
- 8 Frank Minirth and Paul D. Meier, Happiness Is a Choice (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1978).
- 9 Ella Wheeler Wilcox, 'The Winds of Fate,' in The Best Loved Poems of the American People, comp. Hazel Felleman (Garden City, N.Y.: Garden City Books, 1967), 364.
- 10 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 66.
- 11 Analytical Greek Lexicon , 373.
- 12 Bahkan saat ini, di mana saya tinggal, ketika kami secara emosional merasa resah, kami berbicara tentang "kupu-kupu di dalam perut" atau "perasaan buruk di ulu hati." Jika ungkapan serupa adalah umum di tempat Anda tinggal, Anda dapat menggunakannya sebagai ilustrasi.
- 13 Orang-orang muda di bagian dunia saya memiliki sebuah lagu yang syairnya "Aku mencintaimu dengan kasih Tuhan." Jika pendengar Anda mengenal baik lagu ini, Anda bisa mengacukan lagu itu atau bahkan memimpin kelas atau pendengar untuk menyanyikannya
- 14 Analytical Greek Lexicon , 162.
- 15 Jika para pendengar Anda mengenal baik film Mary Poppins, Anda bisa menambahkan, "Tidak seperti Mary Poppins, kita tidak 'secara praktis sempurna dalam segala hal.''
- 16 'Apologetika" adalah istilah yang digunakan untuk mengacu kepada sebuah divisi pemikiran agama yang dikhususkan untuk membela agama Kristen, dengan penekanan khusus pada kemasukakalan dalam beriman kepada Allah, Kristus, dan Alkitab
- 17 Analytical Greek Lexicon , 45.
- 18 Saya suka lagu 'He's Still Working on Me.' Jika para pendengar Anda mengenal baik lagu ini, Anda dapat menggunakan syairnya sebagai ilustrasi.
- 19 Ilustrasi ini disadur dari Charles R. Swindoll, Laugh Again (Dallas: Word Publishing, 1992), 40-41.
- 20 Ibid., 41.
- 21 Seorang rekan pengkhotbah, George Bailey, berkata, 'Anda dapat memandang masa depat dengan optimis atau secara optik yang karam.'
- 22 Kata Yunani yang digunakan di sini untuk "doa" adalah kata umum untuk doa yang mencakup semua unsur doa (seperti ucapan syukur dan pujian).
- 23 Anda mungkin ingin menambahkan ilustrasi peristiwa seperti itu, lebih baik peristiwa yang dikenal baik oleh pendengar Anda.
- 24 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III with James A. Swanson (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 629. (Huruf miring oleh saya.)
- 25 Analytical Greek Lexicon , 9.
- 26 James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 265.
- 27 Analytical Greek Lexicon , 118.
- 28 Ibid., 49.
- 29 Anda mungkin ingin meninjau kembali segala hal yang Paulus doakan yang berkaitan dengan jemaat Filipi.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) MELALUI MATA PAULUS
Filipi 1:12-20
Mungkin Anda telah mendengar pepatah 'Ketika kehidupan memberi Anda jeruk lemon, buatlah air limun.' I...
MELALUI MATA PAULUS
Filipi 1:12-20
Mungkin Anda telah mendengar pepatah 'Ketika kehidupan memberi Anda jeruk lemon, buatlah air limun.' Ilustrasi ini jelas sekali: Jus lemon itu sendiri rasanya asam, tetapi sedikit jus lemon dicampur dengan air dingin dan gula menghasilkan limun, minuman yang menyegarkan. Analoginya sangat tepat. Kehidupan kadang-kadang "memberi" kita "lemon"—keadaan yang tidak menyenangkan. Ketika itu terjadi, kita hanya bisa mencoba untuk menanggung situasi itu—atau kita dapat mencoba untuk mencari hal yang baik di dalamnya: Kita bisa membuat "lemon" kita menjadi "limun."
Paulus tentunya tidak mendengar pepatah itu, tetapi ia percaya kepada filsafat di baliknya. Sejak menjadi seorang Kristen, ia telah diberi "segerobak penuh buah lemon." Kitab Kisah Para Rasul mencatat beberapa penganiayaan yang ia alami (lihat Kisah 9:1-23:11), tetapi itu hanya sebagian kecil dari apa yang ia harus tanggung untuk Tuhan (lihat 2 Korintus 11:23-30). Penghinaannya yang terbaru adalah berupa pemenjaraannya yang semena-mena. Ia menghabiskan waktu selama dua tahun di Kaisarea (lihat Kisah 23:12-26:32). Setelah naik banding kepada Kaisar (Kis 25:10-12), ia dikirim ke Roma (lihat Kisah 27:1-28:15). Ketika Paulus menyurati jemaat Filipi, ia sudah dipenjara selama dua tahun di kota itu (Kis. 28:30; lihat 28:16-31). (Beberapa rincian di dalam kitab itu menunjukkan bahwa kitab itu ditulis menjelang akhir pemenjaraan pertama Paulus di Roma, termasuk fakta bahwa Paulus berharap akan segera dibebaskan [2:24]).
Ia ingin sekali mengunjungi Roma sebagai seorang pengkhotbah (Roma 1:10, 11, 13; 15:22-24); sebaliknya, ia berada di Roma sebagai tawanan! Sementara orang lain mungkin telah dipenuhi dengan penyesalan diri dalam situasi seperti itu, teks kita tidak punya petunjuk adanya kegetiran dalam diri Paulus.
Bagaimanakah Paulus dapat mengambil "lemonnya" dan membuat "limun"? Jawabannya terletak pada sikapnya terhadap semua hal yang menimpa dirinya. Ya, kita telah menyinggung pentingnya mengembangkan sikap yang benar, tetapi kita akan mendengar hal itu berkali-kali lagi di dalam pelajaran kita tentang Filipi. Dalam satu pengertian, kitab ini adalah tentang perlunya sikap yang tepat:
Milikilah sikap ini dalam dirimu sendiri yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (2:5; NASB; huruf miring oleh saya).
Karena itu marilah kita, yang sempurna, memiliki sikap ini (3:15a; NASB; huruf miring oleh saya).
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (4:8; KJV; huruf miring oleh saya).
Seandainya Anda melihat Paulus di Roma, Anda akan melihat seorang pengkhotbah tua yang dibelenggu rantai. Bacalah Filemon 9, Kisah 28:20, dan Efesus 6:20. Kata Yunani untuk "rantai" (halusis) dalam dua dari beberapa nas ini berarti 'rantai pendek di mana pergelangan tangan seorang tahanan diikat kepada pergelangan tangan prajurit yang menjaga dia, sehingga tidak mungkin melarikan diri.'1Ketika Anda mempertimbangkan pembatasan terhadap Paulus dan penghinaan lainnya yang ditumpuk di atas dia, Anda mungkin tergoda untuk menggeleng-gelengkan kepala Anda dalam perasaan simpati atau marah. Namun begitu, alihkanlah perhatian Anda, dari apa yang dapat dilihat kepada apa yang tidak bisa dilihat: hati Paulus. Ketika Paulus melihat situasi ini, ia tidak melihat tragedi, tetapi kemenangan. Ia tidak menganggap dirinya sebagai korban, tetapi sebagai pemenang.
Dalam pelajaran ini, tantangan kita akan berupa melihat melalui mata rasul itu, untuk melihat situasi ketika ia melihatnya. Dengan demikian, mungkin Anda dan saya akan mempelajari sesuatu tentang memandang kehidupan secara positif.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 1:12-20)
Paulus dapat mengambil "lemon'nya dan membuat 'limun.' Apakah itu akan membantu saya untuk belajar mel...
KESIMPULAN(Filipi 1:12-20)
Paulus dapat mengambil "lemon'nya dan membuat 'limun.' Apakah itu akan membantu saya untuk belajar melihat kehidupan dan segala persoalannya seperti yang Paulus lakukan? Sudah sangat pasti akan membantu. Ketika saya sedang mengerjakan pelajaran ini, saya memberitahu seseorang, "Saya memiliki perasaan yang berbeda tentang Paulus yang berbisik di telinga saya, 'Tingkatkan sikapmu, Roper!'' Pada saat saya sudah selesai, saya memutuskan bahwa itu bukan bisikan, tetapi seruan! Saya perlu memperbaiki sikap saya. Bagaimana dengan Anda?
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelph...
Catatan Akhir:
- 1 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 22.
- 2 W. E. Vine, The Expanded Vine's Expository Dictionary of New Testament Words, ed. John R. Kohlenberger III with James A. Swanson (Minneapolis: Bethany House Publishers, 1984), 46.
- 3 Ibid.
- 4 Barclay, 20; Avon Malone, Press to the Prize (Nash-ville: 20th Century Christian, 1991), 35; Charles R. Swindoll, Laugh Again (Dallas: Word Publishing, 1992), 53; Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 67.
- 5 Tergantung di mana Anda tinggal, Anda kemungkinan besar dapat menemukan satu ilustrasi ini. Pada Perang Dunia II, kelompok Seabees berjalan mendahului pasukan tempur Amerika untuk mempersiapkan jalan (termasuk membangun jembatan dan lapangan udara sementara). Ilustrasi lainnya bisa berupa membuka jalan di hutan sehingga yang lainnya di belakang bisa mengikuti.
- 6 Informasi dalam paragraf ini berasal dari beragam sumber, termasuk Wilbur Fields, Philippians-Colossians-Philemon (Joplin, Mo.: College Press, 1969), 27; Malone, 36; and Barclay, 21.
- 7 Kemungkinan besar, ada pengulangan hubungan dan bukan 2.920 hubungan dengan prajurit yang berbeda. Mereka yang terkesan oleh rasul itu dan ajarannya mungkin telah meminta untuk ditugaskan sebagai penjaga Paulus secara bergilir.
- 8 Saya mengenal beberapa keluarga besar yang mana sebagian besar anak laki-lakinya menjadi pemberita injil yang luar biasa. Mungkin Anda dapat memikirkan pelbagai ilustrasi untuk setiap 'belenggu' yang disebut itu.
- 9 Dikutip dalam Malone, 37.
- 10 Ibid.
- 11 Susunan ayat 16 dan 17 terbalik di dalam Alkitab KJV. Bukti naskah mendukung susunan Alkitab NASB, tetapi susunan itu tidak merubah makna nas itu.
- 12 Dengan dugaan bahwa Kitab Roma ditulis sekitar awal musim semi 57 Masehi dan Kitab Filipi ditulis di penghujung pemenjaraan pertama Paulus di Roma, sekitar 62 Masehi.
- 13 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, Ltd., 1971), 166. Informasi umum dalam paragraf ini berasal dari Barclay, 23.
- 14 D. A. Hayes, dikutip dalam James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 269
- 15 Pat Edwin Harrell, The Letter of Paul to the Philippians, The Living Word Commentary series, ed. Everett Ferguson (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 68.
- 16 Barclay, 26. Pelbagai definisi lainnya mencakup 'cara memperhatikan yang sampai memutar kepala' (Harrell, 70) dan 'memutar kepala dan dengan sungguh-sungguh memusatkan daya pikir seseorang kepada suatu objek atau tujuan' (Malone, 39).
- 17 Harrell, 68; Wiersbe, 69.
- 18 Barclay, 24.
- 19 Harrell, 70.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) "MENJADI , ATAU TIDAK MENJADI"
Filipi 1:20-30
Salah satu drama William Shakespeare yang lebih terkenal adalah Hamlet. Babak yang paling te...
"MENJADI , ATAU TIDAK MENJADI"
Filipi 1:20-30
Salah satu drama William Shakespeare yang lebih terkenal adalah Hamlet. Babak yang paling terkenal dari drama itu adalah permulaan 'percakapan sendiri oleh Hamlet': 'menjadi *hidup+, atau tidak menjadi *mati+,—itulah pertanyaannya.'1Sejauh yang saya bisa ingat, perkataan itu adalah perkataan yang familiar, tetapi saya baru memahami pertanyaan Hamlet itu setelah menjadi pemuda dewasa. Ia sedang bermaksud untuk bunuh diri. Ia sedang mencoba untuk memutuskan antara hidup dan mati: untuk hidup ("menjadi") atau mati ("tidak menjadi"). Dalam teks kita saat ini, Paulus bergumul dengan pertanyaan apakah lebih baik hidup atau mati:
Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu (ay. 22-24).
Kata Yunani yang diterjemahkan "didesak" digunakan bagi seorang pelancong di suatu [tempat] yang sempit < dengan dinding batu di sebelah kanan dan kirinya, tidak dapat berbelok ke samping dan hanya bisa berjalan lurus.'2Hari ini kita bisa mengatakan bahwa ia berada 'di antara batu dan tempat keras.' Dua dinding yang membentuk dilema itu adalah mati dan hidup.3
Hamlet dan Paulus merenungkan pertanyaan yang serupa, tetapi ada perbedaan di antara mereka! Hamlet mempertimbangkan kematian oleh tangannya sendiri, tapi Paulus menyerahkan kematiannya di tangan Allah. Hamlet tidak menyukai alternatif yang mana saja—ia ditindas oleh kehidupan, tetapi takut mati; bagi Paulus, alternatif yang mana saja adalah baik!4
Kita banyak mempelajari pelajaran berharga tentang kehidupan dan kematian dari teks kita. Ayat 20 sampai 30 berhubungan langsung atau tidak langsung dengan apakah Paulus hidup atau mati.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 1:20-30)
"Menjadi, atau tidak menjadi?" Hidup atau mati? Anda mungkin tidak menanyakan pertanyaan yang Hamlet tanyakan, d...
KESIMPULAN(Filipi 1:20-30)
"Menjadi, atau tidak menjadi?" Hidup atau mati? Anda mungkin tidak menanyakan pertanyaan yang Hamlet tanyakan, dan Anda mungkin tidak mempertimbangkan pelbagai alternatif seperti yang Paulus lakukan. Sejujurnya, sebagian besar dari kita tidak suka berpikir tentang kematian. Kenyataannya, beberapa orang berusaha keras untuk menghindari masalah itu.
William Randolph Hearst berkata, "Jangan pernah menggunakan kata 'kematian' di hadapan saya. Saya tidak ingin mendengarnya.' Oscar Levant membuat permintaan yang sama. Seorang raja kuno merasakan hal yang sama dan, ketika kereta kudanya berjalan melewati kuburan, ia menurunkan tirainya sehingga ia tidak harus melihat keluar kepada pengingat bisu tentang kematian manusia.14
Namun demikian, kematian adalah kenyataan. 'Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi' (Ibrani 9:27). Pertanyaannya adalah bukan apakah kita akan mati, tetapi apakah kita akan siap untuk mati. Jika Anda tidak ingat apa-apa dari pelajaran ini, ingatlah ini: Tidak ada orang yang siap untuk mati sampai ia siap untuk hidup. Untuk siap mati, Anda harus dapat berkata dengan jujur, "Karena bagiku hidup adalah Kristus. "Apakah arti Kristus bagi Anda? Sudahkah Anda memberikan hidup Anda kepada Dia? Jika tidak, jangan biarkan hari lain berlalu tanpa membuat komitmen itu!
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William Shakespeare (c. 1564-1616), seorang penyair dan dramawan Inggris, menulis sekumpulan sastra yang paling berpengaruh dalam ...
Catatan Akhir:
- 1 William Shakespeare (c. 1564-1616), seorang penyair dan dramawan Inggris, menulis sekumpulan sastra yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban Barat. Dramanya The Tragical History of Hamlet Prince of Denmark ditulis sekitar 1600. Monolog Hamlet muncul dalam Babak III, adegan 1. Sebuah "soliloqui" adalah perangkat sastra dimana seorang tokoh mengungkapkan pikirannya kepada penonton dengan berbicara pada dirinya sendiri.
- 2 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 27.
- 3 Pat Edwin Harrell, The Letter of Paul to the Philippians, The Living Word Commentary series, ed. Everett Ferguson [Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969], 73.
- 4 Hamlet berada dalam "situasi sama-sama kalah," sementara Paulus berada dalam 'situasi sama-sama menang.'
- 5 Meskipun Paulus mengarahkan kata-katanya kepada orang lain, banyak penulis membandingkan nas ini dengan soliloqui [monolog] Hamlet. Coffman menyebut pembahasan hidup dan mati oleh rasul itu sebagai Paul's Great Soliloquy' (James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians [Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977], 270).
- 6 Di tempat saya tinggal, kami bisa mengatakan bahwa ia menempatkan "pros" di bawah setiap judul. Kami menggunakan istilah "pro" dan 'con.' 'Pro' adalah kata Latin untuk "untuk" sedangkan 'con' adalah kata Latin untuk 'menentang.'
- 7 Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 39.
- 8 "Dalam konteks ini, 'daging' (sarki) tidak berarti, seperti yang sering terjadi di dalam tulisan-tulisan Paulus, sifat manusia dalam segala kelemahannya (band. 1 Kor. 1:29; Gal. 2:16; Rom 7:25; 8:4-9), tetapi hanya setara dengan 'tubuh' (ay. 20)' (Harrell, 72-73).
- 9 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, Ltd., 1971), 80.
- 10 Istilah ini juga digunakan dengan pelbagai cara lain, seperti memecahkan masalah yang sulit. Informasi dalam ayat ini berasal dari Barclay, 28; Malone, 41; and Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 70.
- 11 Dalam menggunakan istilah "pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus," Paulus tidak mengatakan tidak ada keadaan transisi orang mati seperti yang Kristus gambarkan dalam Lukas 16. Yesus menguasai alam Hades (Wahyu 1:18). Mati dalam Yesus adalah sama dengan "bersama Yesus" dalam arti yang lebih lengkap (lihat 1 Tesalonika 5:10). Namun begitu, setelah Kedatangan Kedua dan Hari Penghakiman, ketika orang benar masuk ke sorga, kita kemudian akan "bersama Yesus" dalam arti yang paling lengkap (lihat 1 Tesalonika 4:17).
- 12 Terjemahan harfiah atas frasa 'kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku' akan menjadi "sehingga kebanggaanmu dalam Kristus Yesus bisa berlimpah di dalam aku melalui kehadiranku kembali bersamamu.' Bagian ini tidak menjelaskan siapakah objek kebanggaan jemaat Filipi itu. "Di dalam Kristus Yesus" dan "dalam aku" berdiri berdampingan dalam konstruksi yang identik. Karena "dalam Kristus Yesus" segera mengikuti frasa "kebanggaanmu," preferensi saya adalah bahwa Kristus adalah objek kebanggaan mereka. Jika benar begitu, Paulus sedang berharap bahwa kembalinya dia kepada mereka akan meningkatkan kebanggaan mereka dalam Tuhan. Alkitab CJB menulis "Kemudian, melalui kehadiranku kembali bersama kalian, kalian bahkan akan memiliki alasan yang lebih besar untuk berbangga tentang Mesias *Yesus+.'
- 13 Harrell, 77.
- 14 Paragraf ini disadur dari sebuah kuliah tentang 'A Survey of the Book of Philippians' oleh Avon Malone pada program TV 'Truth in Love' (Fort Worth, Tex.), sekitar 1984. Hearst (1863-1951) adalah seorang jutawan Amerika dalam bisnis penerbitan, dan Levant (1906-1972) adalah seorang komponis dan pianis.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) "SATU-SATUNYA" HAL YANG ORANG KRISTEN HARUS LAKUKAN
Filipi 1:27-30
Apakah Anda pernah bosan terhadap pengkhotbah dan guru yang memberitah...
"SATU-SATUNYA" HAL YANG ORANG KRISTEN HARUS LAKUKAN
Filipi 1:27-30
Apakah Anda pernah bosan terhadap pengkhotbah dan guru yang memberitahu Anda apa yang perlu Anda lakukan sebagai orang Kristen? Apakah Anda pernah jemu mendengarkan instruksi yang terus-menerus tentang hidup saleh, menolong orang lain, menyembah Tuhan, dan mengajar orang lain? Apakah Anda pernah berharap persyaratan mengikuti Yesus bisa diringkas dalam beberapa kata? Jika demikian, hadapilah ini—sebab Paulus melakukan tepat seperti itu di dalam Filipi 1:27:
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.
Kata yang diterjemahkan "hanya" dalam ayat ini adalah kata kerja Yunani monon. Kata itu berarti "hanya, sendirian … membatasi tindakan atau keadaan sesuatu yang ditunjukkan oleh kata kerja itu.'1Gerald Hawthorne menerjemahkan kata itu sebagai 'hanya dan selalu,'2dan berkomentar, 'Paulus memperkenalkan bagian baru ini dengan kata kerja monon <.Dengan demikian ia menekankan bahwa 'satu hal penting' < bagi orang Kristen adalah hidup secara berpadanan < dengan injil Kristus.'3Dalam terjemahannya, William Barclay mengembangkan kata itu sehingga berarti 'satu hal yang Anda harus lihat,' dan kemudian memasukkan komentar ini dalam catatannya:
'Satu hal adalah penting—tak peduli apa yang terjadi < jemaat Filipi harus hidup sepadan dengan iman dan profesi mereka.'4
Beberapa penulis lain setuju dengan pandangan tentang monon ini. Alec Motyer menulis, 'Kekuatan dari kata 'hanya' adalah luar biasa, Paulus seolah-olah berkata, 'Satu hal ini dan hanya ini.' Sama sekali tidak ada hal lain yang harus mengalihkan perhatian atau memberi dalih kepada mereka dari tujuan obyektif yang besar ini; hal itu harus menjadi pekerjaan mereka yang mencakup semuanya <.'5Charles Erdman menulis, 'Bagi orang Kristen aturan atau hukum hidupnya adalah bahwa hidupnya harus 'berpadanan dengan Injil Kristus''6
Dalam satu pengertian, Paulus melakukan semua hal yang terlibat dalam menjadi pengikut setia Tuhan dan meringkasnya menjadi ini: ''Satu-satunya' hal yang harus engkau lakukan adalah 'hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.'' Oleh karena itu, haruskah kita berkata, "Itu bagus—sekarang saya tidak perlu khawatir tentang semua persyaratan lain yang dibicarakan oleh para pengkhotbah itu'? Tidak. Pernyataan Paulus itu dikemas dengan makna, tetapi janga mencoba membuat dia mengatakan sesuatu yang ia tidak ingin katakan.
Dari waktu ke waktu di dalam Kitab Suci, ada beberapa pernyataan yang dibuat untuk meringkas tanggung jawab anak Allah kepada Bapa sorgawinya. Misalnya, di dalam Perjanjian Lama, Mikha menulis, 'Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?' (Mikha 6:8). Apakah pernyataan terilham Mikha itu berarti bahwa bangsa Israel dapat melupakan sekitar enam ratus hukum lainnya yang diidentifikasi oleh para rabbi di dalam hukum Musa? Tidak sama sekali. Berbicara tentang Hukum itu (Matius 5:17, 18), Yesus berkata, 'Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga' (Matius 5: 19a).
Kristus sendiri pernah meringkas Taurat itu dalam beberapa kata: 'Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri' (Matius 22:37-39). Apakah ini berarti bahwa pendengar-Nya bisa mengabaikan segala sesuatu yang lain yang Tuhan telah ungkapkan? Tidak. Perkataan Yesus itu bersifat komprehensif, merangkum semua perintah tentang hubungan seseorang dengan Allah dan manusia. Jika Anda menganut prinsip-prinsip Matius 22:37-39, Anda akan melakukan yang terbaik untuk mematuhi setiap perintah Tuhan (lihat 7:21-23; Yohanes 14:15; Ibrani 5:9; 1 Yohanes 5:3). lihatlah kembali Filipi 1:27. Paulus sedang membahas apakah ia akan hidup atau mati, apakah ia akan pernah melihat jemaat Filipi lagi (1:21-27). Lalu ia mengalihkan perhatian itu dari situasinya kepada situasi mereka: Secara tidak langsung, ia berkata, 'Aku berharap untuk segera datang menjumpai kalian, tetapi apakah aku bisa melakukan hal itu atau tidak, aku minta satu hal dari kalian: 'Hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.'' Saya menyukai keringkasan pernyataan rasul itu. Pada saat yang sama, kata-katanya tidak boleh digunakan untuk meminimalkan pengajaran Perjanjian Baru pada umumnya. Saya terkejut menemukan beberapa komentator melakukan hal itu. Secara tidak langsung, mereka berkata, 'Anda tidak perlu khawatir tentang apa yang Alkitab ajarkan tentang doktrin, standar moral, dan sejenisnya. Semua yang harus Anda lakukan adalah apa yang Paulus katakan di sini.' Mereka yang mencapai kesimpulan itu adalah bersalah dalam mengisolasi Alkitab. Ketika jemaat Filipi membaca kata-kata ini, apakah Anda pikir mereka menjawab, 'Betapa indahnya! Sekarang kita tidak perlu mendengarkan hal lain apa saja yang Paulus katakan'? Baik Paulus dan jemaat Filipi akan dibuat ngeri oleh saran seperti itu.
Seperti kata-kata Mikha 6:8 dan Matius 22:37-39, perkatan Paulus itu bersifat komprehensif. Mereka yang berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang berpadanan dengan injil akan melakukan semuanya semampu mereka untuk mematuhi setiap perintah dari sang Tuan (lihat Filipi 2:12a). Kita akan mempelajari beberapa persyaratan ilahi sambil kita menjelajahi teks itu untuk pelajaran ini: Filipi 1:27-30. Seraya yang kita membahas ayat-ayat itu, perlu diingat bahwa ayat-ayat itu adalah bagian dari ''satu-satunya' hal yang orang Kristen harus lakukan."
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 1:27-30)
Kita telah membahas ''satu-satunya' hal yang orang Kristen harus lakukan.' Jika Anda berharap untuk me...
KESIMPULAN(Filipi 1:27-30)
Kita telah membahas ''satu-satunya' hal yang orang Kristen harus lakukan.' Jika Anda berharap untuk menemukan satu persyaratan yang dapat dipenuhi dengan mudah, Anda mungkin kecewa; sebab kita telah menyinggung bermacam-macam tanggung jawab. Namun begitu, saya berharap bahwa pokok pikiran ini akan membantu: "Saya punya satu hal yang harus dilakukan sebagai seorang Kristen—dan hal itu adalah bertindak seperti seorang warga negara kerajaan sorga!'
Jika kita dapat memahami bahwa kita adalah warga negara alam sorgawi, hal ini akan membantu kita untuk memenuhi tanggung jawab di Filipi 1:27-30:
- • Sebagian besar warga negara bangga terhadap kewarganegaraan mereka. Sebagai warga negara sorga, kita harus memahami keunikan kita dan hidup dengan cara yang mencerminkan kebaikan pada 'tanah air' kita.
- • Warga negara adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri; dengan bersatu padu, mereka dapat menghadapi musuh-musuh mereka. Sebagai warga negara sorga, kita mendukung satu sama lain; dengan demikian kita dapat berdiri teguh, apa pun hambatannya.
- • Dengan bersatu padu, warga negara memperoleh keberanian. Sebagai warga negara dunia berikutnya, kita jangan terintimidasi oleh dunia ini. Sebaliknya, 'Dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita' (Roma 8:37).
Dalam pelajaran 'Bersatu Kita Teguh,' di Filipi 2:1-4, kita akan melanjutkan diskusi kita tentang bagaimana warga kerajaan sorga harus berprilaku.
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature (Chicag...
Catatan Akhir:
- 1 William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature (Chicago: University of Chicago Press, 1957), 529. Sebagian besar terjemahan standar menerjemahkan monon sebagai 'hanya' (KJV; NKJV; ASV; NASB; RSV; NRSV; CJB), beberapa bukannya menerjemahkan kata itu tetapi menafsirkannya (NIV; NCV).
- 2 Gerald F. Hawthorne, Word Biblical Commentary, vol. 43, Philippians, ed. David A. Hubbard and Glenn W. Barker (Waco, Tex.: Word Books, 1983), 54.
- 3 Ibid., 55.
- 4 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 29.
- 5 Alec Motyer, The Message of Philippians: Jesus Our Joy, The Bible Speaks Today series, ed. John R. W. Stott (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1984), 92.
- 6 Charles R. Erdman, The Epistle of Paul to the Philippians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1983), 71.
- 7 Maxie D. Dunnam, Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians, Philemon, The Communicator's Commentary, ed. Lloyd J. Ogilvie (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 272.
- 8 Barclay, 30.
- 9 Eugene H. Peterson, The Message: New Testament with Psalms and Proverbs (Colorado Springs: NavPress, 1995), 490.
- 10 Frasa ini, dalam bahasa Yunani, adalah bentuk dari kata majemuk sunathleo, yang menggabungkan preposisi sun ("dengan") dengan athleo, kata yang darinya kita mendapatkan kata "atlet" dan "atletis." Kata itu berarti "berkompetesi sebagaimana seorang atlet berkompetisi' ( The Analytical Greek Lexicon [London: Samuel Bagster & Sons, Ltd., 1971], 8, 385).
- 11 Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 45.
- 12 James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 273. Orang Kristen yang hidup di lingkungan yang memusuhi injil benar-benar memahami peringatan Paulus ini.
- 13 Arndt and Gingrich, 735.
- 14 John A. Knight, Philippians, Colossians, Philemon, Beacon Bible Expositions (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1985), 57.
- 15 Pendengar Anda mungkin lebih akrab dengan hewan besar lainnya yang kadang-kadang lari tunggang-langgang. Jika demikian, gantilah hewan-hewan di dalam ilustrasi ini.
- 16 Kata Yunani, endeixes, 'secara harfiah berarti 'menunjuk.' < Kata itu < Akhirnya berarti 'suatu demonstrasi atau bukti'' (James M. Tolle, Notes on Philippians [San Fernando, Calif.: Tolle Publications, 1972], 24).
- 17 Richard B . Gaffin, Jr., notes on Philippians, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1804.
- 18 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, Ltd., 1971), 433-34.
- 19 Charles R. Swindoll, Laugh Again (Dallas: Word Publishing, 1992), 72.
- 20 Analytical Greek Lexicon , 6; Malone, 47.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi
terletak di Makedonia,
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Surat \\Paulus Kepada Jemaat di Filipi\\ ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu.
Isi
- Pendahuluan
Filipi 1:1-11 - Keadaan Paulus sendiri
Filipi 1:12-26 - Kehidupan orang Kristen
Filipi 1:27-2:18 - Rencana untuk Timotius dan Epafroditus
Filipi 2:19-30 - Peringatan terhadap musuh-musuh dari luar dan dari dalam
Filipi 3:1-4:9 - Paulus dan kawan-kawannya di Filipi
Filipi 4:10-20 - Penutup
Filipi 4:21-23
Ajaran: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan
kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga In
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga Injil dapat disebarluaskan.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Filipi. (Dan juga semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Filipi terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas ajaran Rasul Paulus tentang kesukacitaan hidup di dalam Tuhan Yesus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Filipi
Pasal 1 (Fili 1:1-30).
Pengajaran bahwa Kristus adalah hidup orang percaya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyatakan bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memberitakan Injil, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatan/sikap hidup.
Pendalaman
- Bacalah pasal Fili 1:21-22. _Tanyakan_: Apakah arti hidup bagi Rasul Paulus? Dan bagaimanakah dengan saudara?
- Bacalah pasal Fili 1:27. _Tanyakan_: Apakah perintah Rasul Paulus untuk hidup berbuah?
Pasal 2 (Fili 2:1-30).
Pengajaran tentang kehidupan Kristus merupakan teladan bagi kehidupan orang Kristen
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih, kesabaran dsb. dari sikap hidup Tuhan Yesus, merupakan teladan bagi hidup segenap orang Kristen.
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 2:1-4,11. _Tanyakan_: Apakah yang ada di dalam Tuhan Yesus? Mengapakah Tuhan Yesus dipermuliakan?
Pasal 3 (Fili 3:1-21).
Pengajaran tentang pengenalan akan Kristus sebagai kebahagiaan bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 3:1-11. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus dalam ayat 10 (Fili 3:10)? Apakah yang diperoleh dari mengenal Kristus ayat 11 (Fili 3:11)?
Pasal 4 (Fili 4:1-23).
Pengajaran tentang Kristus sebagai pendamaian bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah ayat (Fili 4:1-4,8-9). _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan oleh Rasul Paulus dalam ayat 2 (Fili 4:2)? Apakah yang harus dilakukan oleh orang Kristen menurut ayat 8-9 (Fili 4:8-9)?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Filipi, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kehidupan yang bersukacita senantiasa ada di dalam Tuhan Yesus, walaupun di dalam kesulitan dan kesusahan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Filipi?
- Apakah pokok pengajaran Kitab Filipi?
- Kehidupan siapakah yang harus menjadi teladan bagi orang Kristen?
Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap set
Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.
Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap setia kepada Roma. Filipi adalah sebuah kota besar, pusat kegiatan dagang yang ramai, tetapi tidak terkenal karena standar moral penduduknya.
SURAT FILIPI.
Jelas bahwa Paulus menulis dari dalam penjara (Fili 1:12) boleh jadi di Roma, dan bila demikian surat ini ditulis antara tahun 61 dan 63 M. Beberapa orang beranggapan bahwa surat ini ditulis dari Efesus, berarti 10 tahun lebih awal dari anggapan pertama. Pada dasarnya surat ini merupakan surat'ucapan terima kasih' yang dikirim melalui Epafroditus untuk gereja di Filipi atas pemberian yang telah mereka kirimkan. Surat ini datang dari Paulus dan kawannya, Timotius.
GEREJA DI FILIPI.
Paulus dipakai Tuhan sebagai pendiri gereja di Filipi. Di sana ia bertemu dengan kelompok wanita yang sedang berbakti di tepi sebuah sungai dan salah satu dari mereka, bernama Lidia, menyambut Injil (Kis 16:14). Tak lama kemudian Paulus dan Silas digiring ke muka pengadilan dengan tuduhan yang dibuat-buat, dipukuli dan dijebloskan ke dalam penjara. Pada tengah malam, sementara mereka berdoa dan memuji Allah, terjadilah gempa bumi dahsyat yang menggoncangkan penjara sampai ke fondasinya. Pengawal penjara yang menyadari bahwa para tawanan dapat melepaskan diri, hampir saja bunuh diri. Paulus menghalangi niatnya dan orang itu menangis memohon pertolongan sambil berkata "Tuan-tuan apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kis 16:30). Setelah mengetahui jalan keselamatan, bukan hanya pengawal penjara itu saja, tetapi seluruh keluarganya pun bertobat dan dibaptis.
CIRI-CIRI UTAMA.
Rupanya rasul Paulus mempunyai kasih yang istimewa terhadap gereja di Filipi. Orang Kristen di sana menjadi sumber sukacita besar dan dorongan baginya (Fili 1:3-5). Nada sukacita dan gembira mengalir dalam seluruh isi surat. Dalam pasal ketiga Paulus membuat suatu perbandingan dengan menuliskan pada satu sisi hal-hal yang paling dihargainya sebelum ia menjadi Kristen dan pada sisi lain apa yang kini menjadi kesukaannya sebagai seorang Kristen. Jelaslah bahwa ia telah mendapat keuntungan yang lebih besar daripada kerugiannya karena penyerahannya kepada Kristus.
Pesan
1. Hal-hal yang harus disyukuri:o persekutuan dalam Injil. Fili 1:5, 7
o kemampuan mengatasi situasi sulit. Fili 1:12
o khotbah penginjilan walaupun motivasinya beragam. Fili 1:15-18
2. Hal-hal yang perlu didoakan:
o untuk kasih yang melimpah. Fili 1:9
o untuk pilihan yang benar. Fili 1:10
o untuk kehidupan yang memuliakan Allah. Fili 1:11
3. Sikap yang harus dimiliki:
o tidak mementingkan diri sendiri. Fili 2:4
o keinginan untuk melayani. Fili 2:7
o keinginan untuk berkorban. Fili 2:8
4. Nilai-nilai yang harus diperbarui:
o latar belakang agama. Fili 3:5
o ketulusan yang nyata. Fili 3:6
o kehidupan moral. Fili 3:6
5. Kemuliaan harus disambut: Fili 3:20, 21
6. Pelajaran untuk dipelajari:
o hidup dalam keserasian. Fili 4:2
o selalu bersukacita. Fili 4:4
o mengatasi kekuatiran. Fili 4:6
o berpikir positif. Fili 4:8
o selalu merasa cukup. Fili 4:11
o percaya kepada Allah. Fili 4:19
Penerapan
Jemaat Filipi mengajar kita...
1. Seperti apa seharusnya orang Kristen.o penuh kasih
o sanggup menilai benar-salah
o jujur
o siap bekerja sama
o penuh sukacita
o rendah hati
o puas
o berpusatkan Kristus
2. Seperti apa seharusnya pemimpin-pemimpin Kristen.
o penuh perhatian
o rela berkorban
o tidak mengeluh
o praktis
o penuh terima kasih
3. Tentang orang yang dapat kita teladani.
o Timotius - seorang anak rohani yang berharga
o Epafroditus - seorang pembawa pesan yang simpatik
o Euodia dan Sintikhe - wanita-wanita yang sedang berselisih
Tema-tema Kunci
1. Sukacita.
Kata itu menjadi lebih berkesan ketika kita tahu bahwa orang yang mengatakan "bersukacita selalu", menulisnya dari dalam penjara! Mudah untuk kelihatan bersukacita ketika keadaan di luar menggembirakan. Namun, Kristen harus tahu rahasia sukacita hati yang dalam dan menetap, yang tidak terpengaruh oleh keadaan luar. Sukacita itu dijanjikan sendiri oleh Yesus kepada para pengikut-Nya (Yoh 15:11). Telusuri tema tentang sukacita dalam seluruh surat dan berikan pendapat tentang alasan utama dari sukacita Rasul Paulus terhadap gereja di Filipi.
2. Keserupaan dengan Kristus.
Filipi 2:5-11 boleh jadi merupakan bagian dari lagu pujian dalam gereja mula-mula. Ini juga merupakan salah satu perikop tentang Kristologi yang terkenal dalam Perjanjian Baru. Perikop ini menelusuri langkah-langkah yang diambil oleh Putra Allah dalam memberikan keselamatan kepada kita. Namun juga, merupakan teladan yang harus kita ikuti. Kita harus mempunyai sikap mental seperti Kristus, dengan kata lain, tahu mengorbankan diri. Paulus sering menulis tentang mencontoh Kristus dan bahkan mencotoh dia sendiri (Efe 5:1; 1Kor 4:16; 11:1; Fili 3:17). Haruskah kita mampu membuat orang meneladani kita?
3. Nilai-nilai
Pertobatan bagi Paulus berarti perubahan pandangan secara total -- hal-hal yang dahulunya sangat dihargai sekarang tidak berarti sama sekali. Bagi Paulus hal yang dibanggakannya ialah pendidikan agama yang diterimanya sejak kecil. Bagi orang lain kebanggaan itu bisa status sosial, latar belakang pendidikan dan keadaan keuangan mereka. Kristus mengarahkan pandangan kita kepada hal yang lebih tinggi dan mengingatkan kita akan kewargaan kita di surga. Tuhan kita sendiri banyak membicarakan hal ini.
Pelajarilah ajaran Tuhan kita tentang harta duniawi (Luk 12:15; Mat 6:19-21, 33). Apakah ini yang menjadi penyebab mengapa orang kaya susah menjadi Kristen? (Mar 10:23, 24).
4. Kepuasan.
Paulus memberikan kesan bahwa ia telah belajar untuk mencukupkan diri dan mungkin hal itu bukan pelajaran yang mudah baginya. Ia pernah berkata, "...ibadah disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar" (1Tim 6:6).
Lihat 2Korintus 11:24-28 dan renungkan pernyataan Paulus sehubungan dengan pengalamannya itu. Pikirkan bagaimana Paulus belajar tentang kepuasan.
Garis Besar Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) [1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul Paulus
Fili 1:1, 2mengirim salam
Fili 1:3-7menyampaikan terima kasih
Fil
[1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul PaulusFili 1:1, 2 | mengirim salam |
Fili 1:3-7 | menyampaikan terima kasih |
Fili 1:8-11 | berdoa |
Fili 1:12-14 | berkemenangkan |
Fili 1:15-26 | mempercayai |
Fili 1:27-30 | menantang |
[2] SUKACITA DALAM PELAYANAN Fili 2:1-30
Paulus memberikan kepada kita beberapa nasihat praktis tentang pelayanan Kristen
Fili 2:1-4 | hidup bersama dalam keharmonisan |
Fili 2:5-11 | meneladani Kristus |
Fili 2:12, 13 | mempertahankan keselamatan |
Fili 2:14-18 | berhenti mengeluh |
Fili 2:19-30 | menghormati pelayan-pelayan Tuhan |
Timotius (Fili 2:19-24) | |
Epafroditus (Fili 2:25-30) |
[3] SUKACITA DI DALAM KRISTUS Fili 3:1-21
Fili 3:1-11 | Yang dulu dibanggakan dianggap sampah |
Fili 3:12-16 | Perlombaan yang belum selesai |
Fili 3:17-21 | Kewargaan yang harus dijunjung tinggi |
[4] SUKACITA DALAM KEPUASAN Fili 4:1-20
Fili 4:1-4 | Sumber sukacita |
Fili 4:5-9 | Rahasia sukacita |
Fili 4:10-20 | Pemberian sukacita |
Fili 4:21-23 | Salam perpisahan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi